GEEYA | BAB 14

52.7K 5.8K 70
                                    

Mengerjakan semua pekerjaan rumah sendiri.

Awalnya itu yang ada di benak Freya ketika Gerald berangkat ke luar kota, namun pada akhirnya hal tersebut tidak bisa tercapaikan karena ia ketahuan hamil dan orang tuanya mengirim asisten rumah tangga ke sini sejak dia kembali tinggal di rumah Gerald sendiri.

Ya ... setidaknya dalam beberapa waktu ini Freya sudah mencoba berbagai macam resep masakan. Siapa tahu ketika suaminya pulang nanti bisa dicintai karena sudah bisa masak berbagai menu.

Halu saja dulu.

Selain asisten rumah tangga, sang daddy juga mempekerjakan satu supir untuk mengantar Freya ke manapun ia pergi. Termasuk ke kantor dan ke rumah sakit untuk mengecek kandungan.

Kadang, Freya ingin mengeluh karena diantarkan supir ke dokter kandungan, bukan diantarkan oleh suaminya sendiri. Kadang, Freya juga berpikir apakah orang-orang mengira supirnya itu suaminya, mengingat umurnya sepertinya sepantaran.

Entahlah.

Freya tidak melakukan kedua hal itu karena yang ia pikirkan saat ini hanyalah bayi di kandungannya dan ... suaminya yang belum pulang.

"Ngelamun aja, Mbak Freya."

Si biang gosip lagi-lagi menegurnya dengan nada sok ramah ketika Freya berdiri di depan lobby sembari menunggu supirnya datang.

Helaan napas lelah keluar dari bibir Freya. Dia bukan lelah fisik, hanya lelah saja meladeni basa-basi busuk dari perempuan yang berdiri di sebelahnya ini.

"Nungguin supir ya, Mbak?" Perempuan itu menatap jam yang melingkar di pergelangan tangannya. "Bukannya belum jam pulang kerja?"

"Iya."

"Oh, mau meeting sama Galih Lesmana lagi, Mbak?"

"Bukan."

Freya tahu si kepo itu ingin bertanya lagi, namun dia mendahuluinya, "Mau pulang." Kemudian, ia langsung masuk ke dalam mobilnya yang baru tiba di depan lobby.

Tidak, Freya tidak membolos kantor sama sekali. Ia pulang lebih cepat karena diberi dispensasi oleh David—atasan sekaligus daddy-nya sendiri. Walau orang kantor tidak tahu karena perut Freya masih terlihat rata di usia kandungan empat bulan.

Sekali lagi, hal itu dilakukan karena David mengkhawatirkan bayi di dalam kandungannya jika Freya terlalu lelah bekerja.

Dengan syarat lagi, Freya harus tetap mengerjakan pekerjaannya sebaik mungkin.

Namun, siang ini, Freya tidak langsung menuju ke rumah untuk istirahat, melainkan mendatangi rumah Ghania—adik Gerald.

Tidak sekali-dua kali Freya datang ke sana sejak hamil. Freya banyak bertanya tentang kehamilan pada Ghania mengingat wanita itu memiliki anak berumur satu tahun yang artinya ia baru melewati masa kehamilan juga.

Jika bertanya dengan mommy-nya, itu sudah tiga puluh satu tahun yang lalu. Freya sangsi jika sang mommy masih ingat banyak hal tentang kehamilan.

Setelah mobil yang dikemudikan supirnya berhenti di depan rumah modern minimalis dengan pekarangan yang luas dan penuh bunga, Freya langsung turun.

Ia tidak perlu mengetuk pintu lagi karena Ghania sudah lebih dulu membukakannya dari dalam. "Mbak Freya!" sapa adik Gerald itu.

"Hai!" balas Freya. Dia memeluk Ghania singkat.

"Ayo masuk, Mbak." Ghania membuka pintu lebih lebar, mempersilahkan Freya memasuki rumahnya lebih dalam.

"Bayu kerja, ya?"

GEEYA (Tamat)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant