Freya tidak tahu apa yang membuat dirinya akhirnya berpikir kalau lebih baik mengadakan pengajian empat bulan kehamilan di panti asuhan meski Gerald belum pulang juga.
Walaupun Gerald tidak bersama mereka, Freya akhirnya nekat mengambil keputusan ini.
Hanya saja, dia merasa tidak akan bisa melakukan hal semacam ini lagi kelak. Jadi, lebih baik dilakukan sekarang.
Namun, kegiatan itu baru bisa dilakukan ketika usia kehamilan sudah masuk bulan kelima karena orang tua Gerald baru bisa terbang ke Jakarta sekarang.
Freya duduk diapit oleh orang tuanya dan orang tua Gerald. Di sana ada Ghania beserta suami dan anaknya, juga sahabat-sahabatnya.
Acara tersebut sudah selesai. Sekarang sedang sesi makan bersama, tapi Freya rasanya tidak bernapsu makan sama sekali. Freya ingin Gerald berada di sini, diantara mereka semua.
Kadang, Freya sedikit merasa bersalah karena tidak memberitahu Gerald soal ini. Namun, hal itu tertutupi jika mengingat dia akan memberi kejutan pada suaminya yang pasti akan sangat senang mendengar berita kehamilannya.
Lagipula makin lama komunikasi dengan Gerald semakin susah. Sudah hampir sebulan sejak Gerald terakhir menghubunginya.
"Freya, makan, Nak."
Freya menoleh pada Ibu Gerald, lalu tersenyum kecil dan menggeleng. "Belum lapar, Bu."
"Kamu lagi pingin apa?" tanya Ibu Gerald. "Nanti Ibu suruh Bayu beliin. Kasihan kamu ngidam, tapi jauh dari suami."
"Lagi nggak pingin apa-apa kok, Bu."
"Bener?"
"Iya. Anak Freya nggak rewel, alhamdulillah."
"Kalau pingin apa-apa, langsung minta tolong sama siapapun yang bisa, ya."
"Siap, Bu," sahut Freya cepat.
Setelah itu, Ibu Gerald sibuk bercerita dengan Mommy Freya. Entahlah kedua besan itu membicarakan apa, Freya tidak mengerti.
Karena bosan, Freya memutuskan menghampiri sahabat-sahabatnya di sisi kanan ruangan yang luas itu—yang duduk bersebrangan dengan anak panti.
"Freya hamil kayak buncit nggak BAB seminggu doang, ya," celetuk Julian saat Freya ikut duduk di dekat mereka semua.
Karina menabok punggung Julian. "Sembarangan!"
"Habisnya perutnya kecil banget."
"Karena dia langsing dari sana-nya." Kate ikut membuka suara.
"Kamu juga langsing."
Perkataan Yurdi pada Kate membuat mereka semua terdiam. Bahkan, Raka sampai melongo. Walaupun mereka sudah sering melihat keromantisan lelaki berwajah datar itu sejak ia menikah dengan Kate, tetap saja rasanya aneh.
Melihat ekspresi para sahabatnya, Kate tersenyum kikuk. "Maaf, ya, emang Yurdi nggak tau tempat."
"Tau nih!" balas Nevan kesal. "Bucin dasar."
Belum sempat Yurdi membalas, Raline sudah menyela terlebih dahulu, "Kamu juga bucin, Nev."
"Bener banget!" kata Raka menggebu-gebu.
"Sampai rela nungguin Raline sepuluh tahun pula," imbuh Karina.
"Mendingan gue nungguin Raline sepuluh tahun daripada Gerald gagal move on dua belas tahun," balas Nevan tak terima.
BẠN ĐANG ĐỌC
GEEYA (Tamat)
Lãng mạn[SUDAH TERBIT] Freya memang menyukai Gerald. Namun, dia tidak pernah berekspektasi tinggi, apalagi sampai bermimpi untuk menikah dengan Gerald seperti saat ini. Harapan Freya, semoga dia bisa mengambil hati Gerald selama pernikahan mereka berlangsun...