Bab 10 Jayyida Kenapa?

8 1 1
                                    

            "Ngos-ngossan begitu dari mana, sih, Ri? Jayyida terheran melihat Sari memburu napas. Ia baru melihat sahabatnya sejak semalam. Saat subuh pun ia tak melihatnya ikut berjamaah di majelis.

"Aku bangun kesiangan, Ay. Jam setengah 7 baru bangun. Asli. Panik banget, aku." Sari membetulkan kerudungnya yang berubah meleyot karena tamparan angin saat berlari.

"Enggak jamaah Subuh?" Jayyida membantu Sari merapikah kerudungnya. Ia pula keringat tipis yang keluar dari pori-pori kulit dahinya.

"Aku lagi enggak solat. Si bulan datang tadi malam pas mau tidur. Jadi keenakan, deh. PR juga belum aku kerjain. Masih ada waktu, kan?" Sari panic.

"Masih. Bahasa Indonesia di jam ketiga. Rapi," ucap Jayyida.

"Ah, Thank you. Aku enggak bisa rapiin sendiri. Lihat, tanganku penuh." Sari mengangkat kedua tangannya di depan Jayyida. Tangan kiri memegnag tumbler dan tangan kanannya menenteng buku paket Bahasa Indonesia. "Hampir aja buku ini ketinggalan. Fiuh!"

"Hectic banget." Jayyida kembali duduk di kursi yang dibawanya dari dalam kelas. Udara pagi terlalu sayang untuk dilewatkan.

Para siswa mulai berdatangan memenuhi sekolah. Pukul 7.10 akan segera datang dan itu artinya kelas tak lama lagi dimulai. Jayyida selalu menjadi pengamat gerakan sekolah mulai pagi hari sampai saat pulang. Duduk di depan kelas sambil memandangi tingkah laku siswa Fatihah menjadi kebiasaannya. Ia tak bisa bercengkerama berisik seperti yang lain.

"Cobain, Ay, aku bawa the panas. Enggak sempat sarapan di asrama jadi aku minta dibuatin teh manis sama Mbok Uti." Sari menyodorkan tumbler-nya pada Jayyida.

Jayyida langsung menerimanya karena kebetulan ia ingin minum.

"Ay!" seru Sari. "Itu teh panas banget." Kedua mata sari membelalak melihat Jayyida begitu saja meminum teh panasnya. "Coba buka mulutnya. Lidahmu pasti kebakar itu." Sari menyentuh bibir Jayyida, memaksa sahabatnya membuka mulut.

Jayyida terpaku. Teh itu masuk dengan lancer melewati lidah dan tenggorokannya. Ia tidak sadar telah meminumnya di depan Sari.

"Aku enggak apa-apa." Jayyida membuka mulutnya lebar. "Jangan panik. Berisik." Ia segera melarikan diri ke dalam kelas.

"Rud, kamu lihat dia minum the panasku begitu aja, kan?" tanya Sari pada Rudi yang baru sampai.

Rudi dan Syafi menghentikan langkahnya. Dahinya berkerut. Mereka melihat Jayyida minum dari botol air itu. Tapi mereka tidak tahu kalau di dalamnya air panas.

"Udah dingin kali tehnya," jawab Rudi cuek. Ia kemudian melengos begitu saja.

"Kamu pikir dia Wonder Woman, minum teh panas," celetuk Syafi.

Sementara Sari masih terpana sendirian. Dihidunya lagi si botol air, masi mengepul uap teh panas itu.

***

"We are going to learn about Narative text." Miss Indah siap dengan materi pelajaran Bahasa Inggris pada jam kedua. Bahasa yang digunakan ketika belajar ada bilingual, dua bahasa. Jadi, siswa di kelas akan mudah memahami meskipun pengantar utamanya menggunakan Bahasa Inggris. "Hari ini kita akan belajar tentang Narative teks. What is Narative text?"

"Narrative text adalah cerita non fiksi yang bisa berbentuk dongeng, mitos, cerita rakyat, cerita binatang, dan lain sebagainya. Narrative text lebih bersifat cerita khayalan. The purpose of narrative text is giving people entertainment or amuzing people. Tujuannya adalah untuk menghibur orang dengan cerita."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 25, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Tentang JayyidaWhere stories live. Discover now