#1

50.9K 5.3K 617
                                    

Jennie memegang kepalanya yang terasa nyeri. Sejak seminggu yang lalu, gadis itu masih belum mengerti arti semua ini.

Mencoba mencerna semua di dalam kepalanya. namun hatinya menolak untuk menerima.

"Sayang kamu gapapa?" Seorang wanita. ah, bukan. mamanya memegang tangan Jennie.

"Kita udah sampai" ucapnya sembari memapah putrinya keluar dari mobil.

Di depan mereka, di tunjukan sebuah mainson besar. lebih tepatnya seperti istana menurut Jennie.

"I-ini rumah jennie ma?" tanyanya yang membuat mama Sovia terkekeh.

"Iya sayang. ayo masuk" ajaknya seraya memeluk jennie sejenak.

Ternyata di dalam sangat ramai, dengan pria pria yang sepertinya seumuran jennie. sepertinya teman teman dari ke dua abangnya.

"Ma" suara khas laki laki itu menyapa pendengarannya.

Ah, jennie lupa. dia memiliki dua orang abang kembar tak identik.

"Gua kira Lo dah isdet" sindir seorang pemuda yang jennie yakini bernama Alvian diamond wilantara.

Karena hanya Alvian yang selalu julid sama Jennie. selalu berkata kasar. Kalo abangnya yang satu lagi hanya diam.

"Saha?" tanya jennie dengan muka yang di buat sepolos mungkin.

"Ma, Jennie kenapa?" Lanjut seorang pemuda yang kini ikut menghampiri mereka Alvaro diamond wilantara.

Seorang yang dingin. jika Dirga dikatakan sebagai es, maka Alvaro lah kulkasnya. hal yang membuat jennie tak menyukai Alvaro adalah ketika Jennie di bentak atau di tampar oleh alvian ataupun Dirga, maka Alvaro hanya diam saja. tak membantu ataupun tak ikut menyudutkan Jennie.

"Jennie amnesia ringan. Jadi mama minta tolong, jangan buat pikiran Jennie makin berat yaa. dan Jennie, mereka berdua adalah Abang kamu, yang mama ceritakan di rumah sakit" Sovia mencoba memberi peringatan ke pada kedua putranya. Kemudian menatap Jennie teduh.

"Ck, palingan cuma drama" cibir Alvian menatap sinis Jennie.

"Cuma mau narik perhatian kita semua" sambungnya lagi.

"Ma..?" Gadis itu buka suara. cowo kaya gini harus di kasi pelajaran nih. lemes amat mulutnya.

"Iya sayang?"

"Dia sebenarnya laki apa cewe si ma? perasaan dari tadi nyerocos mulu kaya cewe pms" ucapnya sembari memasang raut tengil menatap Alvian.

Seketika ruangan hening. Terdapat dua orang yang mencoba menahan tawanya.

"L-lo!!" Alvian melotot dengan jari yang menunjuk Jennie. Memberikan tatapan tajam yang dibalas dengan wajah mengejek gadis itu.

"ishh... Gausah nunjuk nunjuk gitu. tangan lu bau terasi" jennie menepis kasar tangan Alvian.

"BWAHAHAHAH" suara dua orang pemuda yang berada di ruang tamu menggelegar. menjadikan mereka berdua pusat perhatian sekarang.

"woi!!Regan, Bimo!" seorang pemuda menjitak kepala mereka berdua.

'Demi apa ganteng banget woii!!"

Batin Jennie menatap satu persatu pria di sana. Namun ia menegang seketika ketika tatapannya bertubrukan langsung dengan
Sang tokoh utama. Dirgantara Sebastian. malaikat mautnya. bagaimana ia bisa tau? tokoh utama terlihat lebih mencolok dari yang lainnya. seperti cahaya lembut yang menerangi sekelilingnya.

Sempurna!

Ingin rasanya jennie berteriak kegirangan sekarang. sepertinya hidupnya bakal di kelilingi cogan. Tapi, salah satu cogan itu pula yang akan menjadi malaikat maut nya.

Am I The Antagonis? {End}Where stories live. Discover now