#8

32.9K 4.1K 46
                                    

Sehabis di hukum hormat bendera, jennie langsung bergegas ke kantin.

Toh, saat ini juga sedang jam istirahat. seperti biasa, kedatangannya selalu menarik perhatian penghuni kantin.

Gadis itu tak peduli. ia terlalu sibuk memikirkan alur novel yang sudah sangat berantakan, alurnya memang sudah banyak berubah.

"apa ini semua karena gue ya?" gumamnya.

Kemudian ia menggelengkan kepalanya.

"bodo amat. gua cuma menghindari mati muda. emang salah? Engga lah! Berhubung gua lagi didunia novel, mari melakukan hal hal yang sebelumnya belum pernah gua lakuin. berburu cogan misalnya!! SEMANGAT!!" tanpa sadar jennie berteriak membuat nya menjadi pusat perhatian lagi sekarang.

Seseorang menarik tangannya, dengan refleks jennie ikut berbalik.
"aww!!" desisnya ketika kepalanya bertubrukan dengan dada keras seseorang.

Ia mendongak, menatap Alvaro yang kini menatapnya tajam.

"Eh, bang varo, gimana keadaannya sehat?" Dengan wajah polosnya seakan tidak memiliki dosa ia nyegir seraya menggaruk pipinya.

Terdengar decakan kesal dari Alvaro.
"Dari mana?" Suara dingin itu mampu membuat bulu kuduk jennie berdiri.

"dari sana" tunjuk nya kearah luar kantin.

Alvaro hanya bisa bersabar extra melihat kelakuanku jennie.
"tadi kenapa main pergi aja?" Tanyanya lagi.

"oo,itu karena kalian tadi lagi berdebat, dari pada telat nungguin kalian, ya gua pergi deh"

"trus kenapa waktu kami sampai, jennie belum ada di sekolah?" Tanyanya lagi.

"karena tadi gua kejebak macet" jennie mengalihkan pandangannya, tak berani menatap Alvaro.
Ga mungkin kan jennie bilang,kalo tadi dia ngelerai aksi tawuran, bisa bisa ia akan dikurung oleh mereka.

Jennie sadari, para abangnya ini menjadi semakin overprotektif semenjak kejadian semalam.

"kak Alvaro?"  Suara lembut itu membuyarkan lamunan jennie. ia menoleh kesamping, terlihat Dinda dan Dirga.

Sang tokoh utama! Dari namanya saja sudah mirip DINDA, DIRGA!, jadi, tanpa campur tangan Jennie, seharusnya kedua tokoh utama lebih mudah bersatu, bukan?

"hay jennie" sapanya pada jennie.

Jennie bergidik ngeri, bisa bisanya Dinda bersikap biasa aja padahal kemarin waktu di taman ia memaki makinya.

Dasar ular

Gadis itu memberikan tatapan sangar nya pada dinda.

"j-jennie kok nat-tap a-aku kaya gitu?, K-kamu marah yaa ngeliat aku sama Dirga?" tanya Dinda dengan wajah tertunduk.

"Cih, buat apa gua marah ngeliat lo sama Dirga?, Kayak ga punya kerjaan aja" jawabnya seraya memutar mata malas.

"k-kan k-kamu suka sama Dirga,j-jadi aku kira k-kamu marah"

"itu dulu. kalo kata Inul Daratista mah, 'masa lalu biarkan masa lalu, jangan kau ungkit, jangan banyak bacot!" ucap jennie menyanyikan lagu dangdut itu dengan lirik akhir yang ia ganti.

Tampak ketiga orang di depannya mengernyit bingung.

"Inul Daratista siapa jen?" Tanya Dinda polos.

Oiya! Jennie lupa! Didunia novel ini tidak ada yang namanya 'dangdut' wajar aja jika mereka Tak ada yang tau.

"Kepo lo kaya Dora" ucap jennie malas, namun ia mematung ketika melihat Dirga yang menatapnya tajam.

Sial!! Gua lupa kalo pawang si Dinda ada disini

Am I The Antagonis? {End}Where stories live. Discover now