#2

44.9K 4.8K 319
                                    

Seorang gadis tengah bersiap-siap dengan seragam nya. Ini kali pertama dia sekolah SMA kembali. Oh, sejujurnya jennie sudah tamat SMA 2 tahun yang lalu. Seharusnya sekarang  kuliah semester 4. Namun apa boleh buat, ia malah terdampar ke dalam novel ini, dan ia akan mati untuk ke dua kalinya dengan tubuh di mutilasi.

"ck, kan gua bakal di mutilasi sama Dirga kalo gua ganggu si Dinda nih. Kalo misalnya gua ga ganggu Dinda ga mungkin dong gua dimutilasi? ga mungkin lah. Yakali!! selama gua jauh jauh dari tokoh utama pasti gua aman!"

Ia menatap lamat pantulan dirinya di cermin.

"yok Jen yok!! semangat!! Jauhin mereka semua. Mari kita berburu cogan dan menikmati kehidupan kaya raya bwahahah" Tawanya menggelegar.

"Lo kenapa sih? " pintunya terbuka menampilkan Alvian yang menatapnya bingung.

"Eh, monyet!" kagetnya.

"Lu kalo mau masuk ketuk dulu bangke! jantungan gua" gadis itu menatap tajam Alvian.

"Ck, cepetan turun. Ditungguin di meja makan sama yang lain" alvian menutup pintu, namun sedetik kemudian pintu terbuka lagi.

Alvian menatap Jennie dari atas hingga bawah. Ke mana make up tebal dan baju ketat yang biasa jennie pakai? dan Alvian akui, saat ini jennie terlihat lebih cantik dan imut dari biasanya.

Buru buru Alvian menggeleng. Menepis pemikiran itu.

"Kesambet lo?! Gak usah ngeliat gua gitu banget, gua tau, gua imut nan cantik."

Alvian tak menyahut, membuat Jennie berdecak. Dengan cepat ia meraih tas di sofa.

"Minggir met!" Sentak nya berjalan melalui Alvian yang masih terperangah ditempat.

Kini semuanya sedang berada di meja makan.

"Ma, Pa. Jennie berangkat duluan yaa byee!" ia pergi setelah mengecup kedua pipi orang tuanya.

"Eh , Jennie pergi bareng siapa?" Tanya mama Sovia menatap ke dua putranya.

"Palingan sama pak mamang" jawab Alvian sembari mengangkat bahu acuh.

"Pak mamang lagi cuti"jelas mama.

"Lah naik apa dong?" Tanya papa bingung

Alvaro berdiri. membuat ketiganya menatap bingung dirinya.

"Biar Alvaro susul Jennie ma" setelah pamit, pemuda itu langsung pergi diikuti oleh Alvian di belakangnya.

"Bang, kek nya Jennie naik taxi deh" ucap Alvian menatap punggung Alvaro yang berjalan didepannya.

"Bukan" langkah Alvaro terhenti.

"hah? bukan apa bang?" Alvian ikut  berhenti. diikutinya arah pandang pemuda itu.

"j-jangan bilang j-jennie ke sekolah bawa m-motor Lo bang"

Sebuah motor sport memasuki memasuki pekarangan sekolah elit. semua mata tertuju padanya.

"Eh, bukannya itu motor bang varo ya?"

Lantas ketiga pemuda yang berada di depan mading, menatap motor sport yang baru tiba diparkiran.

"Iya, tapi siapa tuh? postur bang varo ga gitu" ucap Angga tanpa mengalihkan pandangannya dari motor itu.

Sedangkan Dirga tak bersuara. Ia tau betul siapa pemilik tubuh yang sedang memarkirkan kendaraan tersebut.

Jennie memarkirkan motor sportnya. ralat, lebih tepatnya memarkirkan motor yang baru saja di curinya dari garasi.

Membuka helm full face nya dengan gerakan  slow motion yang mampu mengundang bisikan dari orang-orang disekitarnya.

Am I The Antagonis? {End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang