#5

39.3K 5K 77
                                    

"Iss Jenn!! Suka banget ninggalin gua" Bimo ngoceh tak jelas begitu bisa mengejar jennie. sedangkan yang di ceramahi hanya memutar mata malas mendengarkannya.

Keduanya memasuki kantin. Kini perhatian semua orang tertuju pada mereka berdua.

"Gua tau, gua ga boleh kepdan but, gua ngerasa kita kayak pasangan gitu" kekeh Bimo yang mendapat tabokan maut dari Jennie.

"Amit-amit sama lo. Gua akui lo emang tamvan tapi ngeliat tingkah lo, gua jadi mengurungkan niat" jennie menatap Bimo dari atas hingga bawah. Bimo itu tampan. Tak ada sedikitpun kekurangan dari fisiknya. Namun sayangnya sifatnya itu loh. Sebelas dua belas dengan jennie.

"Ck, yaudah ayok masuk!" Bimo yang mengalah pun menarik jennie memasuki kantin.

Mereka berdua berjalan, namun langkah keduanya terhenti ketika Alvian menarik tangan gadis itu.

"Eh, kenapa pren?" Tanya jennie bingung.

"Duduk disini, makan bareng" ucap Alvian lembut. Ia menatap teduh adiknya.

"Eh" jennie agak terkejut. Dilihatnya Bimo yang masih berdiri disampingnya.

Sebenarnya teman nih bocah, gua apa mereka si?, Perasaan ngekor Mulu kaya anak MONYED.

"duduk!" atensi mereka semua beralih menatap sang pembicara.

Jennie hanya memutar matanya malas.

"iya Jen. dengerin kata Dirga, duduk yaa" Alvian menarik lengan jennie pelan.

ck, gabisa nih, ga bakal tenang gua makan, apalagi malaikat maut satu meja Ama gua

Jennie yang sudah kalang kabut, menoleh kebelakang. Ia harus tetap pada pendiriannya, menghindari para tokoh utama!!
Matanya bertemu dengan dimas dan Fahri. Mereka bertiga saling tatap.

Gadis itu berbicara tanpa suara.

Panggil nama gue!!

Dimas yang otaknya setengah tidak mengerti maksud dari jennie. ia tetap memandang gadis itu sembari memasukkan bakso ke mulutnya.

Sedangkan Fahri langsung berdiri.

"JENN!!" teriaknya lantang membuat semua orang menatap Fahri dan Jennie.

"Uhuk! Bangsad lo RI!!" Dimas yang tersedak akibat teriakan membahana Fahri.

Jennie menutup matanya. ia merasa lega.

"siapa dek?" Tanya Alvian

"eh, itu ngab, tadi gua udah janjian buat makan bareng" jennie membuang pandangannya. ia benar benar tidak pandai berbohong.

"Emang kapan?, Bukannya tadi l-emmm" jennie menutup mulut Bimo kuat. Ia bahkan tak menyadari ikut meraup hidung pemuda itu.

"Udah ya bang, gua pergi dulu, ini si Bimo gua pinjem yaa" tanpa mendengarkan persetujuan dari mereka jennie langsung aja cabut dengan tangan yang masih menempel pada wajah Bimo.

Bimo mulutnya lemes, bisa aja ia mengatakan pada twins kalo jennie tadi bolos.

"Jen, lepasin dulu tangan lo, kasian anak orang udah kekurangan oksigen tuh" ucap Fahri menatap iba kepada Bimo yang sudah lemas ditempatnya.

Dengan reflek jennie menarik tangannya, membuat Bimo bernafas lega.

"Yaudah kalian pesan mau makan apa" ucap Fahri lagi.

"eh mo, pesenin gih" jennie menatap Bimo yang masih sibuk mengatur nafasnya.

"yah! Kok gua sii?!" Ujar pemuda itu tak terima.

Am I The Antagonis? {End}Where stories live. Discover now