#3

40.9K 5.2K 460
                                    

Kini keempatnya berjalan menulusuri koridor. Semua mata  tertuju pada mereka. Lebih tepatnya pada jennie dan Alvaro yang berjalan dibelakang.

Siapa yang tak mengenal Alvaro dan Jennie? Kakak beradik yang digosipkan tidak pernah akur.

Alvaro. Salah satu most wanted di sekolah nya.

Jennie. Queen of bully. Namun  melihat jennie yang sekarang, tak menutup kemungkinan bahwa Jennie akan menduduki peringkat utama sebagai wanita tercantik di sekolah.

"Ntar jumpai Abang di kantin" ucap Alvaro melirik gadis disampingnya.

"Buat apa bang? "

"Bareng" jennie tak mengerti apa yang di katakan abangnya ini. terlalu irit bicara. terlalu rumit untuk mengerti apa katanya.

"Hah?" Ia menatap bingung pemuda itu, yang malah kelihatan begitu imut di mata Alvaro.

"Ntar pulang bareng" ucap Alvaro menjawil gemas hidung jennie.

"Ga bisa gitu dong, kan gua bawa motor-"

"Motor Abang" potongnya cepat.

Jennie membuang pandangannya dengan bibir yang mengecut lucu.

"Pulang bareng Abang, atau naik angkot?" Tanya pemuda itu dengan senyum miringnya.

"Naik angkot!" ketus jennie membuat Alvaro membelalakkan matanya.

Sejak kapan Jennie menjadi keras kepala?! Bukankah jika diajak pulang bersama, maka gadis itu akan melompat lompat kegirangan?

Keduanya kini sudah sampai di depan kelas. Gadis itu hendak masuk namun Alvaro menahan tangannya.

"Ntar Abang tunggu di kantin. belajar yang benar" mengacak surai adiknya dan pergi begitu saja. meninggalkan jennie yang misuh misuh ditempat.

"Jen!! Serius itu bang Alvaro?" Seorang siswi yang bername tag 'rara' menghampirinya.

"Bukan, itu kuyang"

"Ck, serius kali Jen" ucapnya mengguncang tangan Jennie pelan.

"Ya iya lah itu bang Alvaro, kan lu ga buta"

"Is Jennie, kan gua nanya. soalnya ini benar benar mustahil, gua ga mimpi kan Jen?!, coba tabok gua" pintanya.

pltakkk....

"Bangsat lu Jen, sakit tau" ringis nya memegang kepalanya yang baru saja di pukul jennie.

"kan lu yang minta" jawab jennie dengan watados nya kemudian berlalu meninggalkan rara yang masih mengumpatinya.

Bel istirahat kedua sudah berbunyi sekitar 10 menit yang lalu.

Gadis itu terlihat masih setia di bangkunya.

Dimas dan Fahri katanya tadi mau nyamperin gebetan adek kelas.

Jadi, daripada jaga nyamuk lebih baik jennie di kelas. Rasa gabut langsung menghampirinya. ia sedikit merutuki kebodohannya, kenapa meninggalkan hp di rumah.

"Bisa mati gabut gua gini" ia berdiri dari bangkunya dan berjalan keluar kelas.

Sedangkan di lain tempat, Alvaro sedang berdiri di pintu kantin menunggu Jennie.

Adek lucknut...

"eh bang, ngapain berdiri disini kaya satpam?" Tanya Bimo yang baru saja datang bersama Dirga dan yang lainnya.

"nunggu Jennie" jawabnya singkat yang mampu membuat kantin menjadi hening.

"K-kenapa nunggu Jennie bang?" Dinda yang berdiri di samping Dirga ikut bertanya.

Am I The Antagonis? {End}Where stories live. Discover now