02. Pemberontak

3.1K 581 45
                                    

Malam yang melelahkan.

Rose membuang tas tangan nya ke sembarang arah dan menghempaskan tubuh ramping nya ke atas tempat tidur.

Persetan dengan Jaehyun, ia tak ingin tidur sekamar dengan pria yang sudah menyakiti diri nya selama bertahun-tahun. Jika dipikir-pikir mengapa ia sebodoh itu? Mengapa ia mau saja menurut pada seorang Jung Jaehyun?

Jawaban nya adalah anak-anak nya.

Rose tidak inginJaehyun menyakiti anak-anak nya.

Tapi sampai kapan ia akan menurut seperti kuda yang patuh pada penunggang nya? Bukan kah Jaehyun sudah keterlaluan?

Tiba-tiba saja ia merasa sangat rindu dengan anak-anak nya, bagaimana kabar mereka di sana? Apakah baik-baik saja? Apakah Jennie kerepotan menjaga mereka? Mereka juga merindukan Rose bukan?

Lamunan wanita itu buyar, saat suara ketukan pintu menggema di dalam kamar itu.

Rose terbangun dari tempat tidur dan memutar bola mata nya kesal, bagus lah jika pria itu masih punya adab untuk mengetuk pintu kamar nya terlebih dulu.

Wanita itu membuka pintu kamar nya dan bertemu tatap dengan sang suami yang kini sudah berpakaian santai sangat berbeda dengan penampilan nya saat acara pesta tadi tentu saja.

Jaehyun tidak berucap sepatah kata pun dan menerobos masuk ke dalam kamar, berjalan menuju tas yang Rose bawa dari Pulau Kera beberapa hari silam. Wanita itu yang menyadari jika Jaehyun akan meringkas barang-barang nya segera mencegah pria itu.

Tas yang sudah berada di genggaman tangan Jaehyun kini dengan cepat ia rebut dan ia letakkan kembali di atas sofa kamar itu.

Dalam kesunyian, mereka beradu tatap sengit, Rose tak akan mengalah kali ini.

"Ambil tas mu itu, Rose," perintah Jaehyun, memecah keheningan penuh tensi di antara mereka berdua.

"Siapa kamu berani menyuruh ku?" balas Rose.

"Ambil tas mu itu, kamu tidur bersama ku malam ini," perintah Jaehyun sekali lagi.

"Kamu tidak menjawab pertanyaan ku, siapa kamu berani menyuruh ku?"

Jaehyun mendecapkan lidah nya, amat jelas terlihat bahwa tingkah Rose kembali menyulut emosi pria itu, "Rose, kamu tahu aku paling benci mengulang perkataan ku bukan?"

"And so do I," jawab Rose penuh tekanan.

Jaehyun menghembuskan nafas nya dan membuka mulut nya tak percaya saat mendengar pernyataan istri nya yang keras kepala itu. Pandangan pria itu sejenak beralih pada langit-langit kamar itu, Rose tahu bahwa Jaehyun sedang menahan amarah nya yang hampir meledak itu.

Jaehyun kembali menatap Rose, mengambil langkah mendekat dan berdecih untuk kemudian berbisik, "kamu mau ku pukul, huh?"

Sebuah tawa remeh lolos dari mulut Rose, "bukan kah itu yang selalu kamu lakukan?"

"Crazy b*tch," desis Jaehyun.

"I am."

Jaehyun mengambil langkah mundur, rahang nya mengeras, sorot mata tampak begitu dingin dan sarat akan kebencian karena fakta bahwa kini Rose tampak berani melawan pria itu. Dan akhirnya pria itu berjalan keluar dari kamar itu.

Rose menghembus kan nafas nya.

Entah mengapa ia merasa bangga dengan diri nya, dia berhasil mempertahan kan diri nya, ia berhasil memberontak seorang Jaehyun, bukan lah sebuah hal besar tetapi tetap saja ia merasa senang.

Wanita itu berjalan menuju pintu kamar, menutup nya kemudian mengunci nya.

Sebuah senyuman kecil tampak mengembang.

Sunny | Book 2 of "Sore"Donde viven las historias. Descúbrelo ahora