16. Water Under The Bridge

2.1K 411 46
                                    

"Tuan Jung, Anda harus mulai membuka diri Anda pada saya, jika tidak ... saya khawatir pengobatan Anda tidak pernah ada progress," ucap dokter Doyoung.

Jaehyun menatap dokter Doyoung kemudian menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi praktek ruang dokter Doyoung.

"Saya masih belum bisa," jawab Jaehyun.

"Mengapa? Ada hal yang membuat Anda takut?"

Jaehyun terdiam, menundukkan kepalanya kemudian menarik keluar ponselnya, ia baru saja menerima pesan dari Taeyong.

"Sorry," ucap Jaehyun pelan.

Jaehyun pun membuka pesan yang Taeyong kirim, rupanya sang bawahan baru saja mengirimkan foto kedua anaknya yang sedang berjalan-jalan di Taman Tabebuya bersama dengan Rose.

Pria itu sangat ingin menyusul tetapi ia sudah terlanjur berjanji pada Rose untuk tidak menemui kedua anaknya sebelum dirinya benar-benar sembuh.

"Tidak bisakah ... kau buat surat yang menyatakan bahwa aku sudah sembuh dari segala hal yang aku alami?" tanya Jaehyun tiba-tiba, menyimpan ponselnya.

Dokter Doyoung termangu sejenak, "saya takut saya tidak bisa."

Jaehyun menegakkan duduknya, menarik sebuah kertas dari saku dalam jas nya, bukan sekedar kertas biasa, melainkan sebuah cek, "sebutkan nominalnya-"

Dokter Doyoung tersenyum seraya menggelengkan kepala.

Reaksi dokter di hadapannya itu membuat Jaehyun melemparkan kertas cek itu dan juga ballpoint Parker Sonne begitu saja, tersulut emosi.

"Kau tahu jika kau saya bayar kan?" desis Jaehyun.

Dokter Doyoung menganggukkan kepala, tampak begitu tenang menghadapi Jaehyun yang emosinya tersulut.

"Ya, saya tahu," jawab Doyoung.

"Katakan nominal dan buat aku sembuh sekarang!"

Dokter Doyoung pun mengecek riwayat pengobatan Jaehyun kemudian dengan tenang menuliskan resep obat kembali di sana, "Tuan Jung, Anda masih belum siap, silahkan tukar resep ini di apotik dan temui saya lagi dua hari lagi."

Jaehyun mengambil resep obat dari tangan Doyoung dengan kasar dan pergi begitu saja keluar dari ruangan itu.

"Jika begini terus saya sungguh takut Anda tidak bisa sembuh," gumam dokter Doyoung pada dirinya sendiri, merasa ironi pada Rose dan juga Jaehyun.

*****

"Uncle! Lihat!"

Nino memperagakan sebuah gerakan Taekwondo yang langsung disambut oleh tepuk tangan Rose dan acungan jempol Taeyong.

"Wah! Kakak Nino keren!" puji Rose.

Taeyong pun mengangguk, "keren!"

Nino pun tertawa kemudian ia berlari begitu saja ke sebuah perusutan terdekat, diikuti Rose yang dengan siaga menjaga anaknya itu.

Sementara itu Taeyong yang kini sedang menggendong Ilo, berdiri di bawah rindang pohon memperhatikan Nino dan juga Rose.

"Papa," ucap Ilo.

Taeyong menoleh pada Ilo yang menatap padanya, "hm?"

"Papapa, Ilo papapa," ucap Ilo yang lalu menyandarkan kepalanya di ceruk leher Taeyong.

Taeyong menghirup nafasnya dalam-dalam dan berbisik, "bukan ... uncle bukan papa Ilo."

"Papa," ucap Ilo lagi.

Sebuah senyum kecil muncul di wajah Taeyong, tangan besarnya itu bergerak untuk mengelus punggung Ilo, "Ilo bobok aja ya? Capek ya?"

"Papa, mo bobo?"

Sunny | Book 2 of "Sore"Where stories live. Discover now