04. Di Balik Tuan Sempurna

2.6K 571 29
                                    

Pagi itu, Jaehyun hendak berangkat menuju kantor nya, saat ia hendak masuk ke dalam area ruang makan, ia melihat sang istri yang duduk di dalam ruangan itu, sedang menyantap sarapan.

Pria itu mengurungkan niat untuk masuk ke dalam ruang makan dan memutuskan untuk sarapan di kantor.

Ia tidak mau bertemu dengan Rose untuk sementara waktu setelah kejadian kemarin.

Semalaman penuh, ia merasa sesak nafas dan kepala nya pusing, rasa nya ia hampir mati tadi malam.

Jaehyun pun berbalik dan hendak melangkah menuju garasi rumah nya tetapi suara dingin terdengar di telinga pria itu.

"Tidak sarapan?" tanya Rose.

Jaehyun bergeming, harus kah ia kembali dan duduk bersama Rose di sana?

"Tidak," jawab Jaehyun dan ia pun melangkah pergi.

Jaehyun harus tenang terlebih dulu.

*****

"Jen, bagaimana keadaan Ilo sama Nino? Aku gak bikin repot kamu kan?" tanya Rose via telepon.

"Gak kok, aku di sini dibantu sama Johnny, kamu belum kenal dia kan?"

"Johnny siapa?"

"Dia teman aku semasa kuliah juga, tapi dari jurusan yang beda sama kita, dia punya usaha day care gitu loh di Kupang, Ilo sama Nino aku titip kan di situ," jelas Jennie dan Rose langsung saja merasa tidak enak hati.

"Biaya nya berapa, Jen? Aku bakal transfer uang buat kamu bayar," tanya Rose.

"Santai aja, aku talangin gak apa kok, kan mereka berdua sudah aku anggap anak juga hehe, lagi pula Johnny kasih aku diskon, hebat kan aku," kekeh Jennie.

"Jen, aku ... terima uang dari Jaehyun, walau aku sebenarnya gak sudi pakai uang dia, tapi untuk anak-anak bakal aku kirim ke kamu ya? Aku gak mau menyusahkan kamu terus, Jen."

"Rose, mendingan uang dari Jaehyun itu kamu simpan aja deh, sumpah, aku bayarnya tuh dapat harga diskon, jadi jangan ngerasa hutang budi ke aku," jelas Jennie dan saat itu juga Rose jadi merasa sedih sekaligus bahagia.

"Beruntung banget aku punya sahabat kayak kamu, Jen."

"Dan aku bangga punya sahabat wanita yang begitu tegar dan semangat untuk kedua anak nya, oh ya, masih belum selesai urusan sama suami kamu itu? Kapan cerai?"

Rose menghela nafas nya, menyandarkan kepala nya pada kepala ranjang kamar nya, "aku gak tau kapan aku bisa pisah sama dia, Taeyong janji bakal bantu tapi gak tahu kapan."

"Rose, aku kurang paham pasti alasan kamu mau cerai sama suami kamu, tapi masa sih cuma karena dia sering marah-marah kamu mau ceraikan dia? Oke, kamu pernah cerita dia mukul kamu sih, tapi dia sudah minta maaf kan untuk itu? Dan itu hanya sekali kan?" tanya Jennie.

Karena aku belum kasih tahu bahwa Jaehyun juga sering main fisik, Jen, batin Rose dengan sedih.

"Iya, aku serius cuma karena itu," jawab Rose setengah berbohong.

"Oke, kamu gak mau cek alasan dia suka marah dulu?" tanya Jennie yang membuat Rose mengangkat alis nya.

"Maksud kamu?" tanya Rose.

"Aku khawatir nya penyebab dia marah-marah gak jelas sekali pun kamu gak salah itu karena penyakit Rose," jawab Jennie.

"Penyakit? Penyakit mental maksud kamu?"

"Iya," balas Jennie.

Dan Rose pun terdiam.

Ia tak pernah memikir kan hal itu sebelum nya.

Bagaimana jika ... bagaimana jika Jennie benar? Bukan kah Rose akan menjadi pihak yang bersalah dan jahat di sini?

"Jen, aku tutup dulu ya telpon nya, aku ada perlu."

"Oke, aku doakan yang terbaik buat kamu di Jakarta ya, stay safe!" ucap Jennie dan tak lama panggilan itu berakhir.

*****

Jaehyun melihat Taeyong yang memasuki ruangan nya kemudian duduk di hadapan pria itu tanpa pria itu suruh.

"Jaehyun," panggil Taeyong.

Jaehyun tidak menjawab, ia hanya memandang Taeyong kesal kemudian beralih menatap Mac Book milik nya, mengecek laporan keuangan perusahaan.

"Aku berani bersumpah bahwa aku tidak memiliki hubungan dengan istri mu," jelas Taeyong.

"Berhenti menemui Rose."

Dan tatapan Jaehyun terarah pada Taeyong, "Aku tahu bahwa kau mengagumi istri ku sebagai penulis favorit mu, tapi aku tak mau kau mengagumi istri ku sebagai seorang wanita."

Taeyong hanya terdiam.

"Kau tahu betapa aku mencintai Rose bukan?" imbuh Jaehyun kemudian ia melonggar kan dasi yang ia kenakan.

"Pergi lah sebelum aku membuat ruangan ini berantakan karena emosi ku," ucap Jaehyun dan Taeyong pun berdiri dan berjalan keluar meninggal kan Jaehyun seorang diri.

Jaehyun tidak mau terlalu mengurung Rose, tetapi jika tidak, pria semacam Taeyong bisa saja merebut Rose dari diri nya, Jaehyun tidak mau Rose meninggal kan diri nya.

Ia takut, Jaehyun takut sendiri.

*****

To be continued ....

Sunny | Book 2 of "Sore"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang