10. Presence

5K 926 109
                                    

Figur orang tua itu sangat mempengaruhi bagaimana seorang anak tumbuh.
____________________________

Langit malam kembali datang, setelah menyelesaikan meetingnya rasa perih itu mulai terasa menyerang perutnya yang lapar
"Aku melewatkan makan siang ku."

Pria Uhm itu mengedarkan pandangannya mencari sebuah restaurant yang dapat ia singgahi untuk sekedar mengisi perutnya. Iris matanya tak sengaja menangkap sebuah rumah makan sederhana berada tak jauh.

Mobil hitam mengkilapnya itu berhenti tepat di depan sebuah rumah makan yang nampak baru baginya "Aku tak tahu jika ada bangunan baru di dekat sini."

"Selamat datang, Paman." Kijoon tersebum tipis pada seorang gadis yang menyambutnya.

"Paman ingin memesan apa?"

Malas membaca buku menu, pria Uhm itu tersenyum menatap gadis dihadapannya "Hm, mungkin kau bisa memilihkannya untuk ku?"

"Nde? Ah Bagaimana dengan... menu kesukaan ku?" tawar gadis dihadapanya itu membuah Kijoon langsung mengangguk setuju.

"Arraseo, aku akan kembali dengan pesanan Paman. Permisi."

Menatap punggung kurus itu sejenak, Kijoon beralih pada ponsel-nya yang tiba-tiba saja berdering "Apa?"

"Rosé masuk rumah sakit? Bagaimana bisa? Kenapa kau tidak memberitahukannya pada ku?!" serang seseorang dari seberang sana.

"Kau peduli? Ku pikir Tuhan telah mengapus ingatan mu." Sahut Kijoon sengit.

"Jangan bercanda! Apakah parah? Bagaimana kondisi Rosé?" kejut wanita di seberang sana.

Kijoon berdecak "Tak perlu berpura-pura. Mereka anak-anak ku, jadi urusi saja pekerjaan berharga mu itu."

Pria Uhm itu menutup telponnya secara sepihak, pandangannya bertemu pada gadis yang tengah berdiri cukup jauh darinya "Maaf jika aku mengganggu mu, Paman."

"Aniyo. Aku sudah selesai." Sahut Kijoon tersenyum.

Gadis bersurai cokelat itu mulai meletakkan beberapa piring makanan diatas meja "Selamat menikmati, ku harap Paman menyukainya."

"Jisoo-ssi, bisakah... kau menemani ku makan?" ujar Kijoon membaca name tag yang menempel pada baju Jisoo.

Gadis Lee itu berbalik menatap Kijoon yang tersenyum dengan pikiranya melayang "Dia bukan Pedofil, kan?"

"Jisoo-ssi?" panggil Kijoon pelan menyadarkan gadis Lee itu.

"Tapi aku---"

"Hanya sebentar, tolong." Pintanya membuat Jisoo menghela nafas pasrah.

Beberapa hidangan makanan itu mulai Kijoon cicipi satu persatu dalam keheningan, Jisoo bergerak tak nyaman saat sesekali pria Uhm itu nampak melirihnya.

"Paman bisakah aku pergi sekarang?" tanya Jisoo gusar.

"Wajah mu... mengiatkan ku pada seseorang. Jadi tetaplah duduk sampai aku mengingatnya."

Jisoo mendelik, apa-apaan pria dihadapannya ini "Kau sudah makan, Nak?"

"Belum." Sahut Jisoo singkat.

"Kalau begitu makanlah bersama ku. Jangan hanya duduk dan menonton ku." Ujar Kijoon membuat Jisoo menghela nafasnya panjang.

Ia harus melayani banyak pengunjung yang datang, tapi pria dihadapannya ini justru bertingkah sesuka hatinya "Paman—"

FraternalWhere stories live. Discover now