08. Phobia

5.8K 938 83
                                    

Trauma masa kecil itu mengerikan. Karena akan terus membekas dan teringat hingga kau menua.
____________________________

"Tolong~"

Tubuh kurusnya tergantung dengan kedua tangan terikat keatas. Gadis bersurai blonde itu menangis.

"Hey, ku bilang buka mata mu, Rosé!" Kepalanya menggeleng kuat.

Bau anyir itu tercium dimana-mana membuat perutnya terasa mual. Tubuh mungil Rosé bergetar ketakutan "Kenapa kau membuatnya takut, bodoh!"

DOR!

Tubuh yang termandikan akan keringat itu semakin bergetar kuat. Ia ketakutan, kedinginan bahkan kelaparan "Buka mata mu sayang... orang-orang itu sudah tidak ada."

Suara lebut itu berhasil membuat mata sembabnya perlahan terbuka, ada senyum tulus yang terancar dibalik topeng hitam itu membuat Rosé sedikit merasa tenang.

Tapi ketenangan itu hanya bertahan beberapa saat, ketika orang dihadapannya itu bergeser menunjukkan belasan mayat yang terbujur dengan darah dan mata terbuka lebar.

"Hiks~"

"Stt, aku tidak suka melihat anak kecil menangis." Tuturnya lembut membelai surai blonde Rosé pelan.

Kaki kurusnya terasa lemas dan tak berdaya, belasan pasang mata itu terbelalak seakan terus mengawasinya "Appa~"

"Appa? Ayah mu lah penyebab kau seperti ini, Rosé."

Gadis Uhm itu berusaha menghindar kala tangan putih itu hendak menyentuh pipinya "Jangan menyebut namaku."

"Wae? Uhm Rosé?"

"Hentikan!" Jerit Rosé berusaha menutup kedua telinganya.

Melihat gadis berumur 10 tahun dihadapannya itu histeris justru membuatnya dirinya semakin merasa puas "Uhm Rosé... Rosé ku~"

"AAAA HENTIKAN!!"

****

Lisa berjalan dengan wajah panik. Ia berlari kesana-kemari mencari sosok Kakak kembarnya yang tak kunjung ia temui.

"Kau melihat Rosé?" Beberapa siswa itu menggeleng.

Lisa mengeram, ia meraih ponsel-nya untuk menghubungi seseorang "Jungkook! Kakak ku menghilang, cari sekarang juga! Jika kau tidak mendapatkannya akan ku lembar kau dari atap sekolah!"

Tanpa menunggu jawab dari pria Jeon itu Lisa kembali melangkahkan kakinya. Jantung dalam dadanya itu berdegup begitu kencang hingga menimbulkan rasa sesak.

"Chaeyoung~ah apa kau baik-baik saja?" Batin Lisa menghentikan langkahnya.

Uhm Chaeyoung, jarang orang yang memanggil nama asli Rosé. Tapi kala Lisa memanggil Kakak kembarnya itu dengan nama lengkapnya.

Maka semua orang akan tau bahwa Lisa sedang dilanda kekhawatiran "Ada apa?!"

Lisa menoleh pada Eunwoo yang datang dengan nafas memburu "Aku tak bisa menemukan Rosé dimana pun."

"Mau ku telfon Ayah ku?" Tanya Eunwoo yang dijawab gelengan oleh Lisa.

Mengungat Ayah Eunwoo adalah seorang kepala polisi dengan wajah dan nama yang terkenal diseluruh Seoul. Mungkin akan memudahkan mereka untuk menemukan Rosé.

"Aku yakin Rosé masih berada di sekolah. Tolong bantu aku mancarinya."

Pria Cha itu mengangguk dan bergegas memilih jalan secara berlawanan dengan Lisa "Chaeyoung~ah tunggu aku, eoh?"

FraternalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang