21. Offer

4.1K 903 124
                                    

Bunyi decitan ban itu terdengar memekang di telinga banyak orang yang kini ikut terdiam dengan wajah tegang.

Jalan sore itu kian ramai, beberapa pejalan kaki mulai berkerumun mendekati seorang gadis yang terdungkur tepat di hadapan sebuah mobil mewah.

"Kenapa kau menyebrang secara tiba-tiba, Nak?" Suara bariton itu masuk ke dalam pendengaran Jennie.

Membuat gadis dengan apron itu mendongak "PAMAN YANG SALAH!"

Brak!

Tangan mungil gadis itu memukul keras kap mobil membuat Pria dengan balutan jas mahal itu terperanga menatap gadis muda yang terduduk di depan mobilnya.

"Tapi Nak, kau yang menyebrang—"

"Sudah salah bukannya meminta maaf malah menyalahkan orang lain." Gerutunya berusaha bangkit.

"Nak, apa kau baik— Hey! Ada apa dengan mu?" Pria itu berseru panik.

Pasalnya saat gadis mudah itu berusaha bangkit dari duduknya, tubuh mungil itu justru kembali tumbang dan hampir saja kembali menyentuh tanah. Untung saja ia dapat dengan sigap menahannya.

"Tolong buka pintu mobil ku. Akan ku bawa dia kerumah sakit."

****

Suasana meja bundar itu nampak mencekam sesaat setelah Lisa datang dan bergabung. Lampu kelap-kelip itu sesekali menyorot wajah Lisa yang datar dengan tatapan menusuk.

"K-kau mau minum?" Eunwoo menyodorkan sebuah gelas berisikan Beer yang baru saja ia pesan.

"Jadi kalian lebih patuh pada Rosé dari pada aku?! Memangnya sahabat kalian itu siapa? Yang selama ini bersama kalian itu siapa, huh?!"

Kedua gadis dihadapannya itu semakin menunduk. Lisa melayangkan tatapan tajam yang seolah dapat menghunus sampai pada jantung Yeri dan Eunha yang duduk dihadapannya.

"K-kami berteman dengan kalian berdua. Hanya saja, ku pikir kalian ingin menghabiskan waktu bersama—"

"Bohong!" Sentak Lisa marah.

"Dibayar berapa kalian dengan Rosé?!" Tuding Lisa membuat Yeri mendongak kesal.

"Ya! Kami tak semurah itu. Lagi pula kami melakukan itu demi kebaikan mu! Rosé bilang kesehatan mu sedang kurang baik."

Gadis Kim itu kembali menunduk saat tatapan penuh amarah itu terfokus padanya. Tak ada yang tahu, jika dibawah meja bundar itu dua buah tangan Lisa tengah terkapal kuat.

"Dasar egois! Dia melarang ku bermain sedangkan dia bersenanang-senang?!" Lisa bangkit meninggalkan semua temannya itu dengan langkah penuh hentak.

"Hey! Kau mau kemana?!"

Eunwoo berbalik menatap Yeri dan Eunha "Bagaimana jika Lisa bertengkar dengan Rosé? Kau tak lihat ada asap keluar dari kepalanya?"

Eunha berdecak "Kali ini aku memihak Rosé. Lisa memang sedang kurang sehat dan kurang waras belakangan ini."

"Benar. Tempramentalnya semakin menjadi, apa lagi semenjak Rosé dekat dengan Senior miskin itu." Timpal Yeri dengan nada jengkel.

"Senior miskin? Lee twins, Lee Jisoo dan Lee Jennie, kan?" Koreksi Eunwoo mendapatkan anggukkan.

"Tapi ku pikir sikap Lisa juga ada sangkut pautnya dengan perceraian kedua orang tua mereka."

Kedua gadis itu menghela nafas lesuh "Soal itu sudah pasti. Bukan hanya Lisa bahkan Rosé pun pasti terpukul."

"Lisa tidak seharusnya marah hanya karena Rosé memiliki teman baru. Selama ini aku belum pernah melihat Rosé berpergian dengan temannya."

FraternalWhere stories live. Discover now