44. "I can't remember anything."

4.6K 712 105
                                    

Isi kepalanya dipenuh akan makian untuk dirinya sendiri, merutuki kebodohannya yang memilih mabuk melainkan berbincang secara baik-baik dengan Kakak kembarnya.

"Apa kalian melihat Rosé?" Beberapa Siswa itu menggeleng membuat Lisa semakin dilanda frustasi.

"Sepertinya tadi sedang bersama Jennie di lorong menuju rooftop."

Tanpa membuang waktu lagi Lisa segera bergegas menuju dimana Kakak kembarnya itu berada. Dan benar saja iris matanya itu berhasil menangkap bayang Rosé di ujung lorong "Chaeyoung~ah!"

Gadis bersurai blonde itu menoleh 
"Rosé... maafkan aku."

Tak ada respon. Kakak kembarnya itu hanya diam seribu bahasa dengan tatapan datar mengarah padanya.

"Rosé..." Lisa meringis di dalam hati kecilnya. Kenapa Kakak kembarnya itu seakan engga berbicara padanya?

"Chaeyoung~ah... ku mohon. Maafkan aku."

"Untuk apa?" Lisa bernafas lega, suara itu akhirnya kembali menyapanya setelah kejadian kemarin.

"Jungkook bilang semalam kita terlibat pertengkaran, Jungkook juga bilang jika aku menampar mu. Aku mabuk Rosé, aku tak bisa mengingat apapun."

Garis lengkung itu terpatri di bibir Rosé
"Lantas mengapa kau minta maaf?"

"Aku... aku merasa bersalah. Tapi aku tak bisa mengingat secara utuh dan jelas kejadian semalam. Aku tak tahu apa yang telah ku perbuat pada mu, aku...,"

Hati Lisa mendadak bergemuru saat mendapati senyum di wajah Kakak kembarnya itu mengembang semakin lebar "Kenapa kau tersenyum?"

"Bukanlah akan lebih baik jika aku tersenyum dari pada menangis?"

Gadis berponi itu menunduk semakin merasa bersalah "Rosé, i can't remember anything."

"I know, lantas bagaimana rasanya?" Suara itu mengalun pelan hingga berhasil menusuk relung hati Lisa.

"Maksud mu?" Lisa mendoangak dengan wajah bingung.

"Merasa bersalah akan sesuatu hal yang bahkan tidak bisa kau ingat. Bagaimana rasanya, Lisa?"

Ia tergagu di tempatnya setelah berhasil mengartikan setiap kata yang Rosé ucapkan barusan.

Kalimat itu tidak tertuju padanya, melainkan pada diri Rosé sendiri. Bagaimana ia begitu merasa bersalah dan disalahkan akan kejadian dan keadaan yang bahkan tak bisa ia ingat sampai sekarang.

"Rosé---"

"I can't remember anything, Lisa. Bahkan setelah 12 tahun aku menyiksa diri ku untuk mengingatnya. Kau mengerti bagaimana rasanya, bukan?"

Gadis bersurai blonde itu menggeleng
"Aku tak marah saat semua orang menyalahkan ku...,"

"Tapi kenapa harus kau juga? Aku cukup sadar diri bahwa akulah penyebab keluarga kita kacau seperti ini. Tapi aku bersumpah dengan nyawa ku.., aku tak pernah menginginkannya."

Sepasang mata Lisa bergetar mendengar penuturan sumpah milik Rosé. Jujur saja Lisa tak suka saat Kakaknya itu bersumpah mengatas namakan hidupnya.

"Aku memang tak bercerita banyak tentang diri ku pada mu, karena aku tak membutuhkan semua itu. Yang ku butuhkan hanya kehadiran mu, karena kau lebih dari itu. Kau rumah bagi ku, Lisa."

Bolehkah Lisa mengulangi waktu Tuhan? Ia tak ingin hal ini terjadi, yang Lisa inginkan saat ini adalah melihat Rosé tersenyum padanya di atas panggung bukan justru menatapnya dengan luka.

FraternalWhere stories live. Discover now