30. Realized

4.8K 818 106
                                    

Lisa membasuh bibirnya yang terasa kering saat mendapati Dokter Kim yang keluar dari ruang pemeriksaan.

"Kakak ku baik-baik saja 'kan?"

Dokter yang telah mengabdi selama belasan bahkan puluhan tahun pada keluarga Uhm itu mengamati Lisa dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Appa mu melakukannya lagi?" Tanyanya penuh makna.

"Dengan apa dan berapa kali dia mencambuk punggung Kakak mu sampai pembuluh darahnya bisa rusak?"

Lisa menelan saliva-nya karena merasa gugup "Sepertinya dengan ikat pinggang, aku tak tahu berapa kali."

"Aku yakin dia tidak hanya mencambuknya. Aku menemukan beberapa memar kebiruan pada daerah perut dan rusuknya. Apa Ayah memukulnya juga?"

Lisa mengangkat bahunya tak tahu "Dengar, kali ini Ayah mu benar-benar sudah keterlaluan. Bagaimana bisa dia melukai putrinya sendiri sampai separah ini?"

Dokter Kim mendesis geram. Wajah wanita berjas putih itu memerah karena marah "Apakah dia berniat membunuh Kakak mu?!"

"Apa separah itu Dokter?" Tanya Lisa kebingungan.

"Kakak mu mengalami Hemoptisi karena kerusakan pembuluh darah pada daerah paru-parunya. Jika pembuluh darahnya sampai pecah, nyawa Kakak mu jadi taruhannya."

Mendapati gadis dihadapannya menunduk sedih membuat Dokter dengan nama lengkap Kim Hee-ae itu merasa iba "Lisa~ya... Kakak mu akan baik-baik saja."

"Ini juga salah ku Dokter. Sebenarnya aku lah yang mengadukan Rosé pada Appa kemarin. Kakak ku tidak pulang kemarin karena sakit tapi saat pulang dia justru mendapatkan hukuman dari Appa."

"Kalian bertengkar?" Tanyanya di balas anggukan oleh Lisa.

Tak!

Lisa meringis saat Dokter Kim menyentil keningnya cukup keras "Kalian itu harus saling menjaga kenapa malah bertengkar?"

"Aku cemburu karena Rosé memiliki teman baru." Cicitnya pelan kembali mendapatkan sentilan.

"Sikap posesif mu itu tidak pernah hilang sejak kecil. Dengar, aku sudah merawat kalian sejak masih bayi jadi jangan berani-berani bertengkar atau ku adukan kalian dengan—"

Hee-ae menggantung kalimatnya membuat Lisa mendongak dengan wajah bingung "Dengan siapa?"

"Dengan Kakek dan Nenek kalian! Dasar bocah nakal, masuk dan temani Kakak mu. Kalian harus sudah akur saat aku kembali."

Wanita Kim itu berlalu meninggalkan Lisa bersama Jungkook yang sejak tadi hanya menyimak "Masuklah, aku akan menunggu di sini."

Lisa menggeleng pelan dan menunduk "Bagaimana bisa aku menampakkan wajah ku dihadapannya setelah semua yang terjadi. "

"Rosé pasti mengerti, dia tak akan pernah bisa marah pada mu. Kau kan tahu sendiri dia sangat menyayangi mu."

"Aku merasa bersalah dan malu padanya." Lisa bangkit dengan menenteng jaketnya.

"Tolong jaga Rosé untuk ku, ya? Beri aku kabar apapun tentang perkembangannya. Aku akan kembali nanti." Setelah mengatakan itu Lisa beranjak pergi dari hadapan Jungkook.

Pria Jeon itu menatap sendu punggung kurus Lisa yang perlahan semakin menjauhinya "Kenapa kalian tidak mau saling jujur sih?"

****

Sinar matahari itu mengusik tidurnya. Manik hitamnya terbuka mendapati kekacauan di sekitar dirinya berada.

"Appa hentikan ku mohon—"

FraternalWhere stories live. Discover now