CHAPTER 12

38.3K 4.4K 174
                                    

✨HAPPY READING✨

Sudah 2 Minggu Nayla merasakan aneh di dalam perut nya dan juga setiap pagi ia pasti merasa mual dan lemas.

Gus Arvan yang sangat khawatir dengan kondisi Nayla yang sudah lemas langsung membawanya ke rumahsakit.

Setibanya di sana, Nayla langsung di periksa oleh dokter kepercayaan keluarga Gus Arvan.

"Gus, silahkan masuk dulu."

Gus Arvan masuk ke dalam ruangan Dr.Nisa, duduk tepat di depannya.

"selamat! Istri anda sedang mengandung 2 Minggu,"ucap Dr.Nisa tersenyum bahagia.

Mendengar hal itu Gus Arvan membeku masih menyaring ucapan Dr.Nisa, kemudian ia mengusap wajahnya lalu berterimakasih pada Allah yang telah memberikan nya titipan malaikat kecil yang sangat berharga.

Tak berselang lama, Nayla datang lalu duduk di samping Gus Arvan yang masih menyembunyikan wajahnya.

Nayla tersenyum hangat lalu menarik Gus Arvan ke dalam pelukannya.

"Terimakasih,"bisik Gus Arvan di angguki Nayla.

<••••>

"Umi,Nayla hamil."

Umi yang mendengar hal itu langsung tersenyum bahagia sembari terus berucap syukur kepada Allah telah memberikan nya cucu kedua.

"Umi sudah punya dua cucu! Allhamdulillah!"seru Umi, Gus Arvan menarik kedua wanita yang paling ia cintai ke dalam pelukannya.

Setelah acara berpelukan, Nayla segera memberitahu kabar bahagia itu kepada keluarganya di ndalem, seperti yang ia pikirkan pasti semuanya heboh, terdengar suara teriakan dari kedua abangnya.

Malam harinya setelah sholat Isya, Gus Arvan tengah menonton berita sembari mengusap perut Nayla.

"Arvan, jaga istri kamu jangan sampai ngebuat dia kecapekan terus jangan berhubungan dulu sebulan ini,"kyai Abraham memberikan aturan untuk Gus Arvan.

Gus Arvan menghela nafas pelan, ia harus berpuasa hingga beberapa Minggu ke depannya.

"Muka kamu jangan kusut begitu, tahan sebentar saja,"ucap Kyai Abraham peka dengan pikiran anaknya.

"Kasian suaminya aku,"ucap Nayla mengusap pipi Gus Arvan lalu tertawa kecil melihat ekspresi wajah suaminya.

Arvan dan juga Nayla pamit untuk pergi terlebih dahulu ke dalam kamar, itu bukan permintaan Nayla tapi Gus Arvan lah yang meminta untuk masuk ke dalam kamar.

Dan sekarang Gus Arvan menenggelamkan wajahnya di dada Nayla Sambil mengusap punggung Nayla.

Nayla ikut memejamkan matanya sembari mengusap rambut tebal Gus Arvan hingga tak sadar keduanya tertidur pulas hingga pagi hari.

Jam empat pagi Gus Arvan terbangun, ia kemudian mencium kening Nayla sebelum akhirnya bersiap ke masjid untuk menunaikan kewajiban nya sebagai seorang muslim.

Para Santri Putra berhenti sejenak membiarkan Gusnya terlebih dahulu lewat, lalu setelah Gus Arvan berjalan jauh ia kembali melanjutkan jalannya.

ILY GUS ARVAN(TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang