CHAPTER 13

35.3K 4.2K 157
                                    

✨HAPPY READING✨

Pagi hari nya Gus Arvan memilih berhenti mengajar sementara dan akan fokus pada kantornya saja, hal itu tentu sangat di setujui umi abi dan juga Nayla.

Di ruangan pribadinya, Gus Arvan tengah sibuk dengan berkas berkas yang semakin hari semakin bertambah, ia segera menyelesaikan semuanya bersama
Imran.

Tiba lah di waktu jam makan Siang, Gus Arvan tersenyum mengingat Nayla membuatkannya bekal makanan kesukaannya.nuget,ayam goreng dan sayur bening, ia kemudian memakannya dengan lahap hingga tak ada yang tersisa.

<••••>

Di sore harinya Gus Arvan segera pulang, sebelum itu ia membelikan buah buahan dan kebutuhan rumah di supermarket.

Sesampainya di ndalem, ia sudah melihat Nayla dan umi yang sedang duduk di teras melihat para santri bermain.

"Assalamualaikum!"Gus Arvan mencium tangan umi dan memeluk istrinya.

"Waalaikumusalam!"

"Umi mau ke abi dulu, kamu jaga Nayla ya,"ucap umi di angguki Gus Arvan.

"Ayo masuk!"Gus Arvan menarik pelan tangan Nayla untuk masuk ke ndalem.

"Sudah makan?"tanya Gus Arvan.

"Udah kok tadi makan sama abi sama umi,"jawab Nayla.

Gus Arvan berjalan ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya sedangkan Nayla ia menyiapkan baju dan sarung untuk suaminya.

Sambil menunggu, Nayla pergi ke dapur untuk membuatkan teh hangat untuk Gus Arvan.

Setelah itu Nayla kembali ke kamar melihat Gus Arvan yang tengah duduk di kasur sembari memainkan hp nya.

"Kok belum pake baju?"tanya Nayla meletakkan tehnya di meja.

"Males ah, gerah sayang."

Gus Arvan menarik Nayla hingga terduduk di pangkuannya.ia meletakkan dagunya di pundak Nayla yang menatapnya bingung.

"Cium dong, pipi aku nggak ada tenaga nya dari pagi,"ucap Gus Arvan menaik turunkan alisnya membuat Nayla tertawa.

Cup

"Udah ada tenaga nya nggak?"tanya Nayla di angguki Gus Arvan cepat.

"Mau dede bayii."Gus Arvan mengelus perut Nayla sambil memasang wajah imutnya yang membuat Nayla terkekeh.

"Sabar ya Abi,"jawab Nayla mengelus rambut Gus Arvan dengan lembut.

"Ndak mau!Abi mau sekarang ummah!"seru Gus Arvan.

"Ihh!suaminya siapa sih!gemes banget!"Nayla mencubit pipi Gus Arvan gemas.

"Aku Suami nya kamu, kamu Istri nya aku."

Ucapan Gus Arvan membuat Nayla tertawa.Gus Arvan tersenyum melihat wajah cantik Istrinya, ia jadi merasa cemburu pada Ikhwan yang melihat wajah istrinya.

Keduanya menatap dalam satu sama lain, seperti esok hari nya tidak akan pernah melihat satu sama lain lagi.

"Jangan tinggalin Nayla ya,"gumam Nayla.

ILY GUS ARVAN(TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang