25

80 12 0
                                    

5 hari setelah kejadian june pergi, sekarang june juga belum kembali, begitu juga dengan hanbin, lisa sebenernya tidak ambil pusing sekarang, dia sudah pasrah dengan hanbin, dari awal nikah sampai sekarang.

Beda dengan rose, rose belum bisa nerima, ada hal yang masih belum bisa rose terima dari june, jadi sekarang rose panik, yang membuat semu anaknya ikut panik.

jeongwoo dan haruto juga sekarang makin musuhan, jeongwoo si yang musuhin haruto, jeongwoo juga banyak berubah saat june pergi, jeongwoo yang biasanya suka ngegombal receh ke guru, ceria kapan pun dimana pun, sekarang jeongwoo menjadi pribadi yang banyak diam dan dingin, sedingin es batu, tatapan matanya juga jeongwoo sekarang menjadi sangat seram, saking seramnya, teman sekelasnya tidak ada yang berani menatap matanya, sekarang jeongwoo terlihat seperti serigala yang kelaparan.

Jeongwoo duduk di kursinya saat bell istirahat sudah berbunyi, semua teman-temannya sudah pergi ke kantin kecuali haruto, dia masih duduk di samping jeongwoo, menemani jeongwoo yang mungkin akan kelaparan dan pergi ke kantin.

Haruto merasa sangat bersalah atas apa yang terjadi pada sahabatnya, karena dia pikir, "andaikan gw nggak ngelarang dia,  mungkin bapaknya bakal pulang" kata-kata itu terus menghantui pikiran haruto, siang dan malam otak haruto terus memikirkan hal itu.

Jeongwoo menundukkan kepalanya ke meja, berniat untuk tidur, kepala jeongwoo belakangan ini sering sakit, jeongwoo sekarang sering sakit kepala, mungkin karena kebanyakan mikir, jeongwoo mulai masuk ke dalam mimpinya.

Haruto masih terus menatap jeongwoo, dia tidak berani ngomong sama jeongwoo, haruto juga akhirnya menaruh kepalanya di meja tapi haruto bukan untuk tidur, dia menidurkan kepalanya untuk melihat lebih dekat temannya ini.

3 menit mereka hanya diam, tiba-tiba jeongwoo mengangkat suara yang membuat haruto kaget "jangan liat gw" suara sinis dan dingin jeongwoo menusuk ke arah kuping haruto

Udh nusuk di kuping haruto, bukannya kapok buat liatin jeongwoo haruto malah nggak ngedengerin sama sekali ucapan jeongwoo tadi "mata gw suka-suka gw"

Jeongwoo berdecak sebal lalu bangun dan berjalan pergi, haruto yang masih setia di gebukin dan aniyaya sama jeongwoo itu pun mengikuti jeongwoo dari belakang, beneran mau mati kayaknya haruto.

Jeongwoo berjalan ke tempat yang sepi, biasanya disini dibuat jadi tempat murid buat ngerokok tapi ntah kenapa sekarang sepi, jeongwoo terus berjalan sampai tiba-tiba dia berenti.

Haruto yang berjalan nunduk itu pun menabrak jeongwoo berhubung haruto lebih tinggi, jadi haruto nggak nabrak punggung jeongwoo yang lebar kayak samudra, tapi kepala belakang jeongwoo yang kena hidung mancung haruto.

"Auuuu" haruto meringis sambil memegang hidungnya yang tinggi kayak gunung Everest, jeongwoo membalikkan tubuhnya menghadap ke arah haruto, jeongwoo mendongakkan kepalanya sedikit agar bisa menatap haruto.

"Lu ikutin gw lagi, gw tonjok lu, lu tau kan gw pernah nonjokkin preman pasar sampe patah leher gara-gara dia nggak sengaja nyentuh punggung ryujin" mendengar itu haruto menjadi sedikit merinding tapi merindingnya itu malah di abain.

"Tonjok aja gw sekarang" haruto bener-bener nyari mati, udah tau jeongwoo itu kalo udh ngomong pasti bakal di lakuin.

Jeongwoo tersenyum miring lalu memegang kerah haruto lalu dia seret haruto ke bawah pohon, setelah itu tubuh haruto di hempas kenceng sama jeongwoo ke arah batang pohon. "Lu masih mau gw gebukin?!"

Haruto meringis kesakitan karena tubuhnya di hempas ke pohon, belum haruto menjawab jeongwoo langsung pergi, haruto tidak lagi mengikuti jeongwoo secara terang-terangan sekarang haruto mengikuti jeongwoo secara diam-diam.

Haruto mengendap-ngendap mengikuti jeongwoo yang tidak peka dari belakang, dengan amat perlahan haruto melangkahkan kakinya mengikuti jeongwoo "ni anak mau ngapain si?, Pen gw lempar ke sawah deh, jauh bgt!" Haruto memijat kakinya yang sudah mulai capek

Setelah beberapa menit haruto mengikuti jeongwoo akhirnya jeongwoo berhenti di gudang sekolah yang terkenal tempat para badung sekolah ngumpul, tapi sepertinya jeongwoo bukan ingin bergabung atau menggunakan anak badung itu, dari yang haruto liat, jeongwoo membuka pintu gudang lalu seorang pria keluar, haruto bisa melihat sedikit pria itu "om yang waktu?!!" Haruto mengrenyitkan dahinya

Haruto ingin mendekat dan mendengar perbincangan mereka tapi apalah dayanya haruto, kalo dia mendekat mungkin dia akan ketauan, belum selesai haruto di buat kaget, tiba-tiba haruto melihat pria yang sangat mirip sama ayahnya "papa????" Haruto ingin berlari tapi kejadian berikutnya membuat haruto berbalik arah dan pergi.

Kejadian selanjutnya adalah dia melihat jeongwoo di pukul dengan sangat keras oleh orang yang mirip ayahnya itu, haruto yakin itu keras karena suaranya sangat nyaring.

Haruto berjalan cepat dengan tangan yang di kepalkan kuat-kuat, ingin haruto berlari ke arah jeongwoo lalu memukul pria yang memukul jeongwoo, tapi haruto nggak munafik, dia takut kalo itu bener-bener ayahnya, dia akan jadi anak durhaka kalau dia memukuli ayahnya.

Haruto memasuki kelas yang sudah berjalan beberapa saat, pak Kyuhyun mapel guru kali ini, untungnya pak kyuhyun ini bestienya murid-murid, jadi haruto di persilahkan masuk, bahkan saat haruto sedang memakai muka masam dan kesal aja pak kyuhyun mempersilahkan haruto masuk tanpa menanyakan apa yang terjadi, pak kyuhyun bukannya tidak mau ambil pusing, tapi dia yakin kalo dia tanya mungkin haruto malah makin meledak-ledak.

The last dayWhere stories live. Discover now