27

83 11 0
                                    

Haruto masih bersembunyi di bawah meja, untungnya mereka tidak mendengar dering ponsel haruto tadi, mereka ber2 sempat berjalan ke meja tapi bukan karena haruto tapi sepertinya karena dokumen yang ada di atas meja.

Setelah itu mereka kembali berbisik-bisik, tapi sempat ada kalimat yang haruto dengar "haruto, anak hanbin, dia lebih penting sekarang", orang yang pertama masuk langsung menepuk orang ke dua.

"Pelan-pelan"

Mereka berdua kembali berbisik lalu keluar dari ruangan, tapi sebelumnya, mereka mengambil 1 dokumen yang ada di meja, dan disitu haruto hampir ketauan, tapi untungnya tidak.

Setelah haruto benar-benar yakin, haruto langsung keluar dari kolong meja "gw?!" Haruto langsung keluar dari ruangan, dan masuk ke kamarnya yang berada di lantai 2.

Haruto merebahkan dirinya di kasur, dia menutup matanya, dan mulai menyusun puzzle yang ada di otaknya, hampir semua haruto tau, tapi haruto tidak tahu sama sekali alesannya, alesan jeongwoo di culik, alesan dirinya dan jeongwoo bisa dekat, alesan kenapa dirinya sekarang di kejar, alesan kenapa keluarganya terus berpindah sampai akhirnya menetap di lingkungan ini. Hal tersebut terus berputar di otak haruto.

Saat haruto hampir tidur tiba-tiba dia mengingat tentang dokumen yang tadi dia taruh di tasnya, haruto yang sedang tiduran langsung bangun dan mengambil tasnya yang tadi di lempar.

Haruto kembali melihat satu persatu dokumen itu, kali ini benar-benar, sampai habis tapi dia tidak menemukan apapun, tidak ada yang aneh, isinya benar-benar sertifikat bangunan semua "bangunan bapak gw banyak juga ya, nanti gw dapet berapa ya?"

Saat haruto menghayal mendapat berapa banyak bangunan yang akan dia dapat, tiba-tiba dia teringat dengan telpon jeongwoo tadi, haruto langusng mengambil ponselnya dan menyalakan.

"Buset" haruto kaget saat melihat berapa kali jeongwoo menelponnya, tanpa berlama-lama haruto langsung menelpon kembali jeongwoo.

"Ken-" belum selesai haruto berucap jeongwoo di telpon langsung berteriak.

"BANG*AT, BAPAK LU NGAPAIN BAPAK GW HAH?!!" Jeongwoo terdengar sangat emosi

"Hah?" Demi apapun sekarang haruto sangat takut, semarah apapun jeongwoo sama dirinya nggak bakal tuh jeongwoo motong perkataan haruto. Apalagi langsung ngumpat saat dia mengangkat telpon.

"HEH....lu-" bugh terdengar suara pukulan dari telpon.

"Kenapa woo?" Haruto langsung keluar kamar untuk bergegas ke tempat jeongwoo "lu dmn?, Tadi siapa?" Setelah itu telponnya mati.

"ARGHHH" haruto menendang ban mobil milik ayahnya.

"Sekarang apalagi?" Mendengar suara yang tidak asing itu, haruto langsung menengok ke asal suara.

"Mama?" Haruto yang tadi memasang muka kesal langsung merubah eskpresi wajahnya.

Lisa melirik haruto dari atas sampe bawah "kok udah pulang?" Tatapan mata lisa terpaku dengan ponsel haruto yang berdering lagi.

Haruto menyadari lisa menatap ponselnya, dia pun langsung memasukkan ponselnya ke kantong celananya "tadi aku sakit kakinya, di anter jeongwoo kok tadi"

Lisa melihat kaki haruto "kamu mau tau cerita papa?" Haruto kaget sebentar lalu dia langsung nangguk.

"Masuk dulu" lisa berjalan duluan abis itu baru disusul sama haruto. Lisa memilih duduk di sofa ruang tengah, begitu juga dengan haruto.

Flashback

*Bugh bugh bugh tinjuan bertubi-tubi menghantam tubuh hanbin dengan brutal, hanbin tergeletak di tanah yang basah akibat hujan, air yang di dekat hanbin sudah berubah menjadi warna merah karena darah hanbin.

Hanbin benar-benar terkapar di lantai sekarang, laki-laki itu melihat hanbin sudah tidak kuat lagi, "katanya anak mafia, lemah banget"

Hanbin yang masih terkapar menjawab dengan berani tanpa beban "kata bapak gw, gw nggak boleh mukulin hewan"

*Bugh

Lagi-lagi hanbin di pukul oleh orang itu, "ngomong yang bener!" Dia bersiap memukul hanbin lagi.

"Dih beneran, terus kata bapak gw katanya jangan ngelawan manusia yang nggak punya bapak, nanti kalo anaknya udh nggak bisa kan bapaknya bisa lawan, tapi kalo nggak punya bapak, nanti nggak bisa pukul-pukulan, gitu kata b-"

*Bugh sebuah kaku langsung menghantam perut hanbin, hanbin meringis kecil, "jan lawan gw lah, bapak lu n-"

*Bugh

"Bacot ya lu" laki-laki itu ingin menendang hanbin lagi, tapi dia di tahan, dan mukanya di hadapkan ke belakang hanbin, 3 orang yang tadi gebukin hanbin langsung menunduk.

Hanbin yang penasaran akhirnya menatap ke belakang "nah ketua gengnya dateng nih" hanbin berjalan mendekat ke ketua.

Ketua tau hanbin mendekat "diem lu di tempat, urusan gw bukan sama lo"

"Ayolah jun, gw rela di pukulin gini, balik lah jun..." Hanbin semakin mendekat ke june.

June memundurkan dirinya beberapa langkah "nggak, sekarang kita di jalan yang beda, untuk mencapai tujuan yang sama" setelah berucap itu june pergi, diikuti 3 anak buahnya.

"Si budak ikut juga"

3 orang yang menunduk mendengar ucapan hanbin tapi mereka nggak mau ambil resiko di depan june.

✌🏻🤘🏻🤟🏻🤙🏻🤞🏻🖖🏻

To be continued

The last dayWhere stories live. Discover now