11. Question 2 : Where Is The Other?

30 7 0
                                    

Beomgyu tertawa riang saat diajak pergi lagi oleh Ryujin ke mimpi teman-temannya.

Kali ini ke mimpi Muzin, anak itu bermimpi sedang bermain bersama para badut. Meski Muzin ketakutan, Ryujin meminta Beomgyu untuk tidak memperdulikan Muzin dan hanya bersenang-senang.












Sekembalinya dia ke rumah, Asahi sudah tidak ada di rumahnya.

Asahi meninggalkan tulisan dengan secarik kertas di meja ruang tamu, tertulis disana bahwa dia sedang pergi ke sekolah.

"Apa Muzin dan Asahi pergi ke sekolah yang sama?" Tanya Beomgyu.

Ryujin menggeleng, "Tampaknya Muzin sedang tertidur. Entah di kelas atau mungkin terlambat ke sekolah."

"Memangnya bisa tertidur di kelas?"

Ryujin menarik bibirnya ke garis lurus, "Hm... tidak boleh, sih. Tapi kadang ada siswa yang tertidur di sekolah."

"Tidak dimarahi?"

"Ya, pasti akan dimarahi, atau beberapa guru juga tidak peduli."

Menyenangkan sekali. Beomgyu tersenyum sambil mengangguk. Tidak sabar ingin pergi ke sekolah di zaman yang tahunnya dimulai dari angka 2. Beomgyu ingin mencoba tidur di kelas.


















"Jin, yang lain kemana?" Tanya Beomgyu.

"Keluargamu, mereka semua menyebrang dengan selamat. Kakak perempuanmu yang paling terakhir."

"Oh..."

Ryujin menyadari adanya perubahan nada bicara Beomgyu, setelah dia menolehkan kepalanya, Beomgyu sedang menunduk.

"A-apa aku salah bicara?" Tanya Ryujin, menyadari 'yang lain' dalam pertanyaan Beomgyu bisa berarti siapa saja.

"Tidak..."

"Maaf."

"Tidak apa. Mereka semua selamat, kan?"

Ryujin mengangguk, "Mereka tinggal di Surga sekarang."



















"Kalau hantu, hantu yang lain kemana?" Tanya Beomgyu lagi, masih menundukkan kepala.

Ryujin menepuk jidatnya, tentulah yang dimaksud Beomgyu adalah hantu! Bukan keluarganya!

"Hm... aku juga tidak tau."

"Bohong."

"Sumpah, aku tidak tau."

"Kita ini hantu bukan?"

"Bukan."

"Jadi bagaimana bisa seseorang dikatakan sebagai hantu?"

"Entahlah... itu... mungkin bisa dijawab Asahi."

"Asahi tidak akan pulang dalam waktu dekat, bukan?"

"Ya, tapi kita bisa menunggunya."

"Oh..."




















Ryujin berdecak, "Begini, Beomgyu. Singkat kata, para hantu dan kita tinggal di dimensi yang berbeda. Mereka ada di bawah kita. Mereka terjebak di dunia, sedangkan kamu tidak bisa menyebrang. Paham?" Jelas Ryujin singkat, tidak tahan melihat Beomgyu menunduk sedih bak anak tidak diberi makan seharian.

"Kenapa mereka terjebak di dunia?"

"Ada banyak alasan, Beomgyu."

"Contohnya?"

"Bunuh diri. Itu bukan perilaku terpuji. Manusia sudah dihimbau untuk tidak melakukan tindakan bunuh diri, aku tau mungkin ada banyak alasan dibaliknya, tetapi itu tetap tidak boleh dilakukan."

"Jadi?"

"Ya... mereka yang bunuh diri tidak mungkin akan bisa menyebrang. Mereka terus mengulang kejadian bagaimana mereka menghilangkan nyawa sendiri, sampai waktu yang telah ditentukan."


"Kamu pintar, Jin."

Ryujin tersenyum kecil, "Bukan aku yang pintar, ini dikategorikan sebagai pengetahuan dasar untuk anak seumuran kita."

"Kenapa?"

"Di dunia yang angkanya dimulai dari 2, mulai banyak aksi bunuh diri dilakukan. Sekolah mencoba mengambil tindakan preventif."

"Preventif?"

"Hm... mencegah? Mencegah murid hntuk melakukan aksi tersebut. Kamu tau, kan? Hidup itu sangat berharga?"

Beomgyu mengangguk, "Ya... sangat berharga."

"Maka dari itu kita tidak boleh menyia-nyiakan hidup begitu saja."



"Aku juga tidak bisa menyebrang, apa aku hantu?"

"Kamu beda, Beomgyu. Kamu... bukan hantu biasa. Kamu dibunuh oleh Yechan, dan dia bukan sembarangan orang."

















"Tapi, Jin... apa hantu itu benar-benar ada?" Tanya Beomgyu.

Ryujin mengangguk, "Ada."

"Hantu tinggal dimana?"

"Di dunia yang berdampingan dengan para manusia."

"Kenapa manusia tidak bisa melihat mereka?"

"Karena mereka hantu."





Beomgyu jadi menyesal bertanya, kini kepalanya semakin berat karena misteri perduniaan ini.

I Found HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang