12. Question 3 : Who Are You?

34 9 0
                                    

Beomgyu membukakan pintu untuk Asahi, wajahnya datar seperti biasa, tapi dari cara jalannya, Beomgyu tau Asahi sedang kesal.


"Kenapa lo?" Tanya Ryujin pada Asahi.

Asahi menunjukkan tiga lembar kertas dengan goresan tinta merah.


"70? Ini apa?" Tanya Beomgyu, berusaha membaca kata-kata yang ada di kertas tersebut.

"Ini nilai, Beomgyu. Asahi dapat nilai jelek, nilainya tidak bagus." Jawab Ryujin.

"Kenapa bisa tidak bagus?" Tanya Beomgyu.

"Mungkin Asahi tidak belajar. Itu kenapa, sebelum ulangan kamu harus belajar." Ucap Ryujin.

"Aku belajar." Jelas Asahi sambil memasukkan tiga lembar kertas dengan nilai 70-an itu ke dalam tasnya, Asahi tidak setuju dibilang tidak belajar, padahal Asahi musti membagi waktu belajarnya dengan mencoba menyelamatkan Ryujin dan Beomgyu.










"Jadi di masa sekarang, anak-anak musti belajar dengan giat, ya? Dan mereka akan diberi ulangan?" Tanya Beomgyu.

Ryujin mengangguk, "Ulangan ini semacam mengulang apa saja yang sudah kamu pelajari."

"Susah, ya?" Tanya Beomgyu.

Ryujin mengangguk, "Lihat muka Asahi. Dia tertekan karena nilainya tidak bagus."

"Hmm... kenapa Asahi harus tertekan?"

"Karena kadang, nilai ulangan menentukan dimana posisi kita dalam masyarakat. Zaman sudah berubah jauh, Beomgyu." Jelas Ryujin.









"Lo kayak emak-emak." Sahut Asahi merebahkan tubuhnya di sofa tempat Ryujin biasa tidur.

"Emang iya?" Tanya Ryujin.

"Lo emaknya, si Beomgyu anaknya. Persis." Jawab Asahi memejamkan matanya.













Beomgyu menduga pembicaraan ini mengarah kepada Ryujin yang terlihat seperti seorang ibu.

"Tapi, kenapa Asahi harus ulangan? Asahi kan...."

Beomgyu bingung bagaimana cara mengatakannya, intinya, menurutnya Asahi tidak perlu ulangan. Dia takut kata-katanya menyakiti hati Asahi.



"Aku apa?" Tanya Asahi masih memejamkan mata.

"Kamu kan... makhluk... entahlah. Aku hanya tidak merasa kamu perlu ikut ujian, dan kesal kalau nilainya buruk." Jawab Beomgyu pasrah dengan pemilihan katanya.

"Sekolah bisa jadi seru, jika kamu paham dan menyukainya. Asahi ada di posisi itu sekarang. Walau dia sudah sekolah berkali-kali, dia serius pada studinya yang kali ini." Jelas Ryujin, sekarang Ryujin sadar bahwa lagaknya benar-benar terlihat seperti ibu dari Beomgyu.

Beomgyu ber-oh ria, "Tapi, kalian itu sebenarnya apa?" Tanya Beomgyu.



Ryujin dan Asahi tidak ada yang menjawab, bingung.



"Kalian tidak bisa jawab?" Tanya Beomgyu lagi.

"Aku?" Tanya Ryujin menunjuk dirinya.

"Iya, kamu, juga Asahi. Kalian siapa?"

"Entahlah. Mungkin hasil eksperimen gagal di dunia paralel yang canggih." Jawab Ryujin asal.

"Esk--ekspe-- apa tadi? Itu apa?"

"Eksperimen, percobaan..."

"Canggih itu apa?"

"Percobaan yang keren, dengan teknologi. Kamu tau... seperti... listrik! Lampu, apa kamu sudah pernah pakai lampu?"

"Iya... orang tuaku punya lampu elektrik."

"Nah, mungkin di dunia lain ada yang lebih keren dibanding itu. Dan mereka menghasilkan aku dan Asahi."













"Kalian yakin, kalian bukan dari akhirat?" Tanya Beomgyu.

"Kalaupun kamu darisana, kami pasti produk gagal."

"Gagal? Kenapa?"

"Aku dan Asahi... kami... seperti itu."

"Seperti apa?"

"Seperti Yechan dan Yeojin." Sahut Asahi singkat.






Beomgyu terdiam.

Dugaannya benar.

Mereka semua terhubung.

I Found HerWhere stories live. Discover now