18. Welcoming and Farewell

46 3 0
                                    

Beomgyu terpukau, di tangannya kini sudah ada seragam yang Ryujin bilang musti digunakan saat ke sekolah.

"Gyu, sarapannya ada di meja, ya." Ucap Ryujin setengah berteriak.

Beomgyu mengangguk, meski tidak bisa dilihat Ryujin, dan buru-buru memakai seragamnya.












Masakan Ryujin tidak begitu enak tapi cukup untuk menambah stamina di pagi hari.

"Sekolah kita dimana?"

"Agak jauh, kita naik motor nanti."

"Motor itu yang roda dua, ya?"

Ryujin mengangguk, "Iya, gue yang nyetir, nanti lo jangan goyang-goyang."

Beomgyu mengangguk, "Oke, Jin!"




Ryujin tampil necis dengan tote bag broken white, sedangkan Beomgyu memakai ransel yang dia pilih di toko selama dua jam.

Saat berbelanja dengan Ryujin, mata Beomgyu berbinar. Bisa menghabiskan lima menit hanya untuk memandangi satu etalase.

Beomgyu berdecak kagum saat melihat supermarket, Ryujin berjanji untuk membelikan Beomgyu jajanan berbeda setiap harinya, sampai Beomgyu bisa memilih jajanan kesukaannya.




Ryujin meminjam mobil Asahi untuk berbelanja, tidak Beomgyu duga Ryujin juga bisa menyetir.

Ryujin keren sekali!

Asahi juga!


















































Di sekolah, Beomgyu ditempatkan di kelas yang berbeda dengan Ryujin.

Ryujin membelikan Beomgyu sebuah ponsel dan mengajarinya dalam semalam. Beomgyu belum begitu mahir, tapi dengan bantuan Ryujin, Beomgyu sudah punya akun media sosial untuk ditukar dengan teman sekelasnya nanti.









"Shin Beomgyu, ya?" Tanya seorang laki-laki tinggi dengan bibir merah dan kulit pucat.

Beomgyu mengangguk, Ryujin bilang nama keluarganya akan dirubah menjadi 'Shin', bukan masalah yang besar.

"Kenalin, gue Guanlin. Gue teman sekelas lo, kebetulan ketua kelasnya lagi izin hari ini, jadi gue gantiin. Ayo." Ajak Guanlin memandu Beomgyu ke kelas mereka.

"Hai, Guanlin. Lo sudah tau nama gue, m-makasih, ya." Jawab Beomgyu, Guanlin mengangguk.

"Pindahan dari mana?" Tanya Guanlin.

Dan Beomgyu hanya tersenyum sebagai jawaban.





















































































"Makasih." Ucap Jaehyuk singkat.

Asahi mengangkat kepalanya, menatap Jaehyuk dengan senyum tipis.

Di pikirannya terbesit sebuah ide yang dapat membuat Jaehyuk mungkin bisa menikmati hidupnya.

Jaehyuk masih menunggu balasan dari kata terima kasihnya yang dia ucapkan dengan berat hati. Merasa menyesal mengatakannya.













"Jae, gue mau bikin lo hidup lagi." Sahut Asahi.

"Bercanda lo?" Sarkas Jaehyuk.

Asahi menggeleng, menarik lengan Jaehyuk menjauhi tempat kemana Jaehyuk seharusnya berlabuh, bertolak dari penyebrangan terakhir.















































I Found HerKde žijí příběhy. Začni objevovat