16. D-Day

32 6 0
                                    

Beomgyu bangun dengan senyum di wajahnya. Asahi adalah orang pertama yang Beomgyu lihat.





"Ryujin mana?" Tanya Beomgyu sambil berusaha berdiri.

Asahi menunjuk sebuah pintu yang ada di kapalnya. Kapal Asahi tidak lagi berlayar, kini mereka ada di pesisir.


"Sedang apa?" Tanya Beomgyu lagi.

"Dia sudah kembali ke dunia manusia. Nanti giliranmu. Sekarang Ryujin dulu."

"Kenapa?"

"Apanya?"

"Kenapa Ryujin dulu?"

"Ryujin harus memastikan orang yang ditukar denganmu ada."

"Ditukar?"

"Harusnya kamu tidur saja yang lama." Keluh Asahi.




























"Aku pergi." Pamit Asahi.

"Kemana?"

"Menyusul Ryujin. Waktunya akan tiba."

"Untuk apa?"

"Membawamu kembali hidup." Jawab Asahi, "Ah, satu lagi, tolong jangan banyak bertanya, aku bukan Ryujin yang bisa menanggapi semuanya satu-satu."

Beomgyu mengangguk, dari nada bicara Asahi, Beomgyu tau temannya itu marah; Beomgyu menganggap Asahi adalah temannya mulai sekarang, tidak tau sebaliknya bagaimana.









































Menunggu bukan masalah besar bagi Beomgyu, dia sudah terbiasa. Hanya sekarang, Beomgyu benar-benar tidak tau dia sedang menunggu apa.

Tidak ada buku atau pelajaran yang pernah menyebutkan tentang hidup kembali.






























































Dari sisi kapal Asahi, muncul cahaya terang.

Cahaya terang lagi.

Firasat Beomgyu mengatakan kalau dia harus kesana.







































































Beomgyu tidak suka pemandangan yang ia lihat.

Itu sama dengan apa yang terjadi padanya beberapa tahun—atau mungkin dekade—yang lalu.





Bedanya sekarang Ryujin dan Asahi yang melakukannya. Dua orang yang ia anggap teman melakukannya.











Beomgyu merasa kasihan dengan pemuda itu.
































"Selamat tinggal, Yoon Jaehyuk..." Bisik Asahi, Beomgyu bisa mendengarnya.

Namanya Yoon Jaehyuk?
























































Sebuah cahaya naik ke sisi kapal. Jaehyuk kini berada diatasnya, kakinya melayang berusaha menggapai daratan.

"Terima kasih, Yoon Jaehyuk." Ucap Beomgyu.























Beomgyu tidak dengar apa yang Jaehyuk katakan, dia merasa tubuhnya dijemput oleh cahaya yang juga mengantar Jaehyuk.


































































































Beomgyu menyentuh tanah, kakinya limbung. Buru-buru ditangkap Ryujin.

"Hati-hati." Peringat Ryujin, "Nyawamu benar-benar tinggal satu sekarang."

Beomgyu mengangguk, berterima kasih pada Ryujin dan Asahi.

































Tampaknya Asahi sedang tidak bisa diajak berbicara. Mata Asahi, yang sedang menyetir, berkaca-kaca.




















































"Ini namanya mobil." Bisik Ryujin pada Beomgyu.

Beomgyu mengangguk dan mengamati lekat-lekat benda beroda empat yang membawanya pergi. Beomgyu merasa tempat itu sangat familier baginya.





















































"Ibu, Ayah, dan Kakak-Kakak; aku siap memulai hidup yang baru." Batin Beomgyu. Beomgyu senang sekali.

Beomgyu tau kalau dia berhutang banyak pada Ryujin dan Asahi.

I Found HerWhere stories live. Discover now