BC (31)

2.4K 399 30
                                    

"Praktik terus nggak ada jeda, laporan terus nggak ada selingan, bela-belain begadang tapi tetep dapet nilai C!"

Kalau biasanya Junkyu yang ngeluh dan marah-marah, sekarang giliran Haruto.

Cowok ganteng itu sedang stress lantaran nilai uprak-nya semester ini benar-benar kacau. Bukan cuma itu, tapi nilai yang lain baginya terlalu jelek.

Banyak teman seangkatan yang sudah cukup senang mendapat nilai C karena terlalu lelah menuruti dosen yang makin lama makin semena-mena. Tapi mereka bukan Haruto yang paling ambis soal nilai, apalagi sahabat karibnya -Jay, mendapat nilai lebih unggul. Jelas membuat Haruto kebakaran jenggot.

"Sudah, jangan marah-marah terus. Mending sekarang kamu istirahat lupain perkara hari ini, nanti revisinya aku yang kerjain deh," kata Junkyu, berusaha menenangkan walaupun dirinya tengau repot membuat catatan.

Mata Haruto menatap tajam. "Lupain kamu bilang? Nggak segampang itu ya, Kim Junkyu. Kamu pikir jurusanku seremeh itu?" Dia tersulut emosi.

Junkyu langsung tatap balik pacarnya dengan muka capek. "Yang, aku lagi males debat ya, jangan mancing-mancing. Denger, kalau hari ini kamu gagal ya jangan diungkit-ungkit terus gagalnya, kamu tenangin diri setelah itu cari solusi. Kalau nyalahin dosen mah yang ada emosimu semakin naik, cari sesuatu yang bisa buat dosenmu kalah telak tapi pakai otak."

Mendengar itu membuat Haruto mengusap wajahnya kasar. Perkataan pacarnya ada benarnya juga, dia nggak boleh terus-terusan begini. Lagipula nilai semesternya yang lain cukup bagus, satu kesalahan seharusnya bisa ia atasi.

Dia kemudian tertawa kecil. "Maaf, aku tadi beneran emosi. Sayangnya Haru jangan marah ya?"

"Geli ah, Haru. Merinding nih badanku," protes Junkyu.

"Disayang-sayang malah begitu, kasarin juga nih lama-lama!"

Junkyu terbahak melihat wajah masam Haruto. Pacarnya itu terlihat kesal. Junkyu makin terbahak melihat pacarnya membuka bungkus chiki sampai isinya tumpah, wah tawanya langsung meledak.

"Jangan marah-marah dong, Yang. Tuh jajannya sampai kabur nggak mau sama kamu." Dirinya sangat senang sekali.

"Biarin, gantinya kamu yang aku makan." Haruto senyum mesum. Dirinya memberikan kedipan mata genit dan flying kiss.

Junkyu bergidik sambil mengetuk kepalanya dan meja belajar secara bergantian tigakali. "Amit-amit jabang bayi."

Gantian Haruto yang merengut. "Aduh maaf ya, Yang. Aku lupa kalau anak kita sedang tumbuh di perut kamu. Bilang kalau Daddy-nya kangen berat."

"Heh, anda jangan mengada-ada ya! Kusentil sampai Ragunan tahu rasa kamu!"

Seketika tawa Haruto meledak. Menjahili Junkyu itu rasanya sangat menyenangkan.

"Yasudah, aku mau istirahat dulu ya. Sekalian mikirin cara biar nggak ngulang materi di semester selanjutnya." Haruto beranjak ke atas kasur. "Selamat malam, Sayang. Jangan tidur kemalaman, ingat kesehatan, aku kalau mau ngomelin belum punya waktu nyamperin ke Bandung."

"Iyaa, jangan lupa ya doakan aku biar nggak banyak ngulang materi di semester depan." Bibirnya mengerucut lucu.

Haruto lupa kalau Junkyu lebih parah darinya, si manis itu harus mengulang dua mata kuliah di semester depan.

Mengulum bibir, Haruto berkata. "Tiga hari lagi aku ke sana ya, mau peluk. Aku sayang kamu, Jelek."

"Iya, sayang kamu juga, Bego!"











————tbc

Pengin bikin Harukyu lagi. Ada saran?

Pacaran | Harukyu [1] ✔️Where stories live. Discover now