chapter 3

1.4K 202 12
                                    

pagi-pagi sekali Elang sudah terbangun, tidak biasanya anak itu rajin, tapi kalo ingin jadi suami Giselle harus rajin kan? takut Gisellenya dipatok orang lain.

ngomong-ngomong tentang Giselle, Elang sudah menyukai Giselle sejak lama, mereka berseberangan rumah sudah dari mereka kecil, ya bisa dibilang Elang menyukai Giselle dari kecil, bedanya jika dulu ia suka dalam konteks anak kecil dan sekarang ia suka dalam konteks orang dewasa. Elang menyayangi Giselle, itu judulnya, tapi Giselle? ntah lah, dia terlalu tidak perasa.

Elang sudah siap untuk ke kampus pagi ini, dia tidak sekampus dengan Giselle. Ingin mencari tantangan jika berkuliah tanpa Giselle katanya, dan itu cukup menantang, mengingat 12 tahun mereka sekolah selalu bersama, Elang tidak melihat Giselle di hari-harinya seperti ada yang hilang.

"tumben banget udah rapi sepagi ini lang?" tanya bundanya ketika melihat anak itu menuruni tangga.

sambil duduk di meja makan, Elang menjawab "ada jam pagi bun"

"ngga biasanya deh, baru jam 6 loh"

"bunda anaknya bangun pagi bukannya bersyukur, Elang udah berubah nih"

bundanya terkekeh "lagian aneh banget, biasanya jam 8 baru bangun"

"biar jijel ngga dipatok orang bun" jawab Elang sambil menyeruput susu di gelasnya.

"heh dikira jijel apaan, di patok-patok"

Elang hanya terkekeh, dan tidak lama ada ayah Elang bergabung bersama mereka.

"widiiih tumbenan bro bangun pagi, biasanya kalo bunda belum mecahin gelas belum bangun" goda ayahnya.

"ayah tuh kenapa sih? Elang udah rajin nih, uang jajan tambah dong" to the point sekali anaknya pak Efendi ini.

"oh rajin mau nambah uang jajan doang" timpal bunda tiff sambil membawa roti untuk sarapan. Sarapannya orang kaya roti kawan, bukan tempe mendoan :)

"ngga sih bun, mau nyari tambahan duit aja buat nikahin anak depan rumah"

"nikah bae bocah, kuliah selesein dulu" kata pak Efendi.

"ya maksudnya kan nikahnya nanti, ngga sekarang"

"emang jijel suka sama kamu juga? jelek gitu kamu"

"demi tuhan Elang ganteng banget gini yah" wajah Elang udah asem banget.

"udah itu dimakan dulu rotinya, berantemnya pending dulu sampe nanti sore" lerai bundanya ketika melihat anak dan suaminya akan bertengkar, tidak ada yang serius, ayah Efendi memang suka menggoda anaknya.

.........

"bang, anterin dong" pinta Giselle saat dia duduk di meja makan, disana sudah ada mami dan kakaknya, ayahnya masih bersiap-siap.

"loh mobil kamu emang kenapa jel?" tanya mami sambil mengoleskan selai di roti.

"oiya jijel lupa bilang, kemaren bannya tiba-tiba kempes semua, kayanya ada yang jail deh mi"

mami yuri hanya mengangguk-anggukan kepala.

"yaudah nanti bareng papi aja berangkatnya" saut seorang pria yang baru saja keluar kamar, merasa dirinya sudah jarang sekali berangkat bersama anak bungsunya semenjak Giselle sudah mempunyai mobil sendiri, papinya menawarkan untuk berangkat bersama.

"gapapa pi? puter balik gitu arahnya"

"ya gapapa, uang dari papi masih ada jel?" Giselle yang ditanya seperti itu mendadak sedikit panik, dia baru saja berbelanja album lagi.

"abis pi, album sama pc jaehyun terus dia" yang menjawab bukan Giselle, tetapi Leo.

Giselle mendelik kearah Leo, lalu menatap papinya

"investasi kok pi, itung-itung jijel belajar bisnis"

"halah belajar bisnis apaan, gue yakin lo ngga bakal tega jualin itu semua" Giselle hanya meringis mendengar perkataan kakaknya.

"yaudah gapapa, nanti papi transfer lagi" Leo menatap papinya tidak percaya.

"apa le? duit kamu abis juga?" tanya papinya saat mendapati anaknya yang pertama menatapnya heran.

"ngga pi, emang aku dia" tunjuk Leo pada Giselle.

"apa lo! sono ngantor"

"galak banget sih anaknya papi" melihat tingkah anak bungsunya itu, papinya mengacak rambutnya.

setelah selesai sarapan, mereka berangkat ke tujuan masing-masing. Giselle ke kampus, Leo ke kantornya, dan papi juga ke kantor, papi berada di kantor pusat dan Leo kantor cabang, keduanya sama-sama pemegang kantor itu.




 Giselle ke kampus, Leo ke kantornya, dan papi juga ke kantor, papi berada di kantor pusat dan Leo kantor cabang, keduanya sama-sama pemegang kantor itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

nih Leo, rese tapi kalo di suruh sama adenya dia nurut banget. Abang kesayangannya jijel.

"lo kalo mau jadi pacar kakak gue, ngadep gue empat mata dulu" - Giselle Sarviola.




kenapa aku jadiin Juyeon TBZ kakaknya Giselle? ngga tau, diliat2 muka mereka mirip, aku kalo liat Giselle berasa liat Juyeon juga huhuu.
thank you for reading my story! luv u sekebon.

ELANG AKSARA | JENO & GISELLEWhere stories live. Discover now