misi 1

37 4 0
                                    

Tak perlu berkecil hati andai mimpimu di anggap terlalu tinggi, cukup tekuni dan buktikan bahwa kamu layak memimpikan itu semua.
@karina

IBU Medina manatap lekat-lekat wajah Karina yang masih tengah tersenyum lebar kepada sang ibu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

IBU Medina manatap lekat-lekat wajah Karina yang masih tengah tersenyum lebar kepada sang ibu. Entah apa yang ada di pikirannya, yang pasti ibu Medina merasa heran kali ini. Tidak seperti biasanya ia seperti ini.

‘’Karina mau bicara apa sama ibu?’’ Ibu Medina mulai menanyakan perihal tingkah lakunya yang sedikit aneh itu. Ah tidak-tidak, lebih tepatnya unik seperti anak kecil yang menginginkan sesuatu untuk di dapatkan dengan merayu sang ibu.

‘’Hehehe, tapi ibu janji bakal bantu karina?’’ Karina mulai mengangkat tangan kanannya lalu mengulurkan jari kelingking untuk memberikan isyarat janji pada sang ibu.

‘’Harus banget ya pakek begitu?’’ Ibu Medina menyoroti jari kelingking Karina yang masih setia menunggu tanggapannya.

‘’Iya lah bu, mana nih tangan ibu,’’ Karina mulai meraba tangan sang ibu, sedang sang ibu nurut saja akan perlakuan konyol Karina.

"Ada-ada saja kamu ini." Terang sang ibu menyetujui janji tersebut. Ah lebih tepatnya ibu Medina hanya mengiyakan saja.

‘’Nah sekarang ibu sudah janji, jadi wajib banget gak boleh ingkar.’’ Karina mengancam, lalu melepaskan jari kelingking sang ibu.

‘’Iya, tapi apa dulu nih, kalau Karina nyuruh ibu untuk mencuri, ya mending ibu ingkari saja janjinya, dari pada kenak keroyok orang satu kampung.’’

‘’Ye, enggak lah bu, bukan itu, tapi Karina ingin minta bantuan ibu untuk membujuk si koki itu?’’ Karina mulai menjelaskan perihal maksud janji yang baru saja ia buat dengan sang ibu.

"Koki siapa? Emang ibu kenal dia?" Ibu Medina mulai tidak mengerti maksud dari pernyataan Karina. Ah lebih tepatnya ibu Medina memang tidak mengenal koki yang di maksud oleh Karina.

"Ibu kenal, bahkan kenal banget malahan."

"Setau ibu sih gak kenal." Ibu Medina mulai berfikir keras kembali, siapa tau ia lupa dengan koki yang di maksud Karina.

"Duh ibu ih, itu lo koki yang di tempat kerja ibu, yang tadi pagi masakin rawon dan buatin pastel ini." Karina mulai menunjukkan plastik hitam yang telah habis isinya itu pada sang ibu.

‘’Oh maksud Karina si Irfan?’’

‘’Iya, dia maksud Karina, jadi minta tolong dong bu, bujuk dia?’’

Kapten Spektrum (Tamat)Where stories live. Discover now