Kadang kita tidak pernah tau, sesuatu yang dulu tidak pernah masuk pada daftar list harapan, malah datang dengan tidak di duga, membawa setumpuk skenario baru yang tak pernah di sangka-sangka.
#
Karina
SUDAH 1 jam yang lalu Karina menunggu email masuk, bahkan sudah beberapa kali ia mondar mandir kesana-kemari karena hatinya tidak tenang.
Detak jantungnya tengah berdebar kencang menunggu kabar yang telah di tunggu-tunggu seminggu yang lalu yaitu perihal pengumuman penerimaan karyawan baru. Karina tidak memungkiri bahwa memang ia sengat ingin bekerja di kantor untuk saat ini.
Hingga di detik arah jarum jam menunjukkan pukul 07.00 wib, email yang ditunggu pun masuk.
Segera Karina bergegas membuka email tersebut dengan perasaan campur aduk, ah lebih tepatnya Karina merasa ketakutan sendiri. Sehingga ia meremas ujung bajunya sesekali memejamkan kedua mata sambil berusaha menetralkan detak jantung yang semakin tak karuan itu.
Namun naas, bom waktu seakan meledak begitu saja, hatinya yang awalnya bergemuruh tak tentu, kini hanya terasa pedih dan nyeri.
Tangis Karina pecah, Sebegitu naasnya kah hidupnya? Bak seperti skenario hidupnya tengah redup tak bercahaya.
Bahkan cuaca di pagi ini pun juga menjadi pelengkap harinya yang kelabu. Seakan mengerti dan ikut menangis bersamaan dengan air mata Karina yang menetes begitu saja.
Skenario macam apa lagi ini, Karina bahkan tidak tau lagi harus melakukan apa lagi. Sepertinya ia tengah lelah akan hidup yang terus mempermainkan dirinya.
"Karina sayang, ayo makan?" Ungkap sang ibu memanggil anaknya. Namun tak ada tanggapan apapun dari Karina.
Sehingga ibu Medina berinisiatif untuk mengetok pintu kamarnya."Karina, ayo bangun dulu makan, habis itu tidur lagi gak papa." Protes sang ibu agar Karina segera bergegas untuk menyantap masakan yang telah di buat khusus untuk anaknya.
"Karina belum laper Bu, ibu berangkat kerja saja, nanti Karina makan sendiri" Jawab Karina dengan menahan tangis agar tidak kentara oleh sang ibu.
Namun meski sekuat apapun Karina menyembunyikan, tetap saja firasat seorang ibu tidak pernah salah dalam menilai. Bahkan tidak bisa di bohongin sekalipun anaknya tidak pernah berbicara. Karena ikatan batin antara anak dan ibu akan terus menyatu.
Seperti kali ini, tanpa meminta persetujuan Karina, ibu Medina mencoba membuka pintu kamarnya dengan begitu pelan. Terlihat Karina sedang menutupi seluruh badannya dengan selimut tebal.
"Karina are you ok?" Ibu Medina memastikan. Karena tidak biasanya dia menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut meski sedingin apapun cuacanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kapten Spektrum (Tamat)
RomanceHari ini kami umumkan proyek perdana dari program ISP Initiative. Seperti yang sudah kami umumkan sebelumnya bahwa program ISP Initiative telah memilih 4 penulis muda untuk bersama-sama mengembangkan cerita untuk dipublikasikan di Wattpad secara ber...