teka-teki sikap irfan

22 2 0
                                    

Teka-teki ini terlalu sulit sepertinya untuk di pecahkan. Namun Meksi begitu, jangan lupa untuk tetap menemukan jawaban.

@karina

Suasana sedikit tidak beras apalagi ketika bebrapa kali Irfan memberikan hasil makananya kepada Nadya, tidak hanya sekali dua kali, bahkan berkali-kali

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

Suasana sedikit tidak beras apalagi ketika bebrapa kali Irfan memberikan hasil makananya kepada Nadya, tidak hanya sekali dua kali, bahkan berkali-kali. Meski Karina sendiri hanya melihatnya 1 kali saja, namun menurut karyawan yang lain, Irfan sering memberikan sesuatu pada Nadya. Sehingga Karina sedikit merasa heran.

"Nadya bisa bicara sebentar ke ruangan saya?" Karina memanggil Nadya di saat hendak bergegas pulang.

Sedang Irfan yang mengetahui hal itu segera duduk kembali, yang sebelumnya ia pun juga bergegas untuk pulang.

Sedang karyawan yang lain sudah pualng duluan.

"Iya buk, ada apa?" Gagas Karina sambil menutup pintu ruangan Karina.

"Hem, gini saya mau tau dong, kira-kira sejak kapan Irfan memberikan makanan atau beberapa barang ke kamu?"

"Nah itu dia buk, Nadya sebenarnya gak mau buk, tapi si Irfan malah terlihat sedih bahkan raut wajahnya sulit di jabarkan buk, intinya Nadya menerima beberapa pemberiannya karena Nadya hanya menghormati saja buk, selebihnya tidak ada apa-apa, meski Nadya sedikit risih dan agak gimana gitu." Ceplos Nadya mengeluarkan uneg-unegnya.

"Owalah begitu ceritanya." Karina mengangguk-angguk kepalanya dengan pelan.

"Iya buk, bahkan nih ya buk, kadang dia membuntuti Nadya dari belakang saat mau pulang buk."

"Oh iya?" Karina mulai penasaran sekali akhirnya. Karena tidak biasanya Irfan begitu. Setau Karina sikap Irfan mulai sedikit berubah bisa di hitung 1 bulan yang lalu. Karina semakin bingung di buatnya.

"Iya buk, astaga, kadang Nadya risih sendiri kalau di buntuti buk." Nadya mulai sedikit geram akhirnya.

Sedang Karina malah bersikeras mencari jawaban atas semuanya. Meksi pada akhirny nihil yang di dapat.

"Ok lah Nadya, kamu bisa pulang kalau gitu." Sarkas Karina akhirnya.

"Oh baik buk, ibuk gak ma pulang juga."

"Iya ayo."

Meski kepala Karina terasa nyut-nyutan akibat perubahan sikap Irfan, nyatanya ia tetaplah bisa menjadi tenang bahkan teramat tenang jika berhadapan dengan si Irfan.

"Irfan belum pulang ?" Tanya Karina seger setelah baru keluar dari ruangannya bersama Nadya.

"Belu...m k..ar." jawabnya lugas sambil sesekali menggaruk-garuk kepalanya.

" Ya sudah ayo pulang bareng aku, sekalian aku mau mampir ke yayasan, keknya sudah lama gak kesana." Alibi Karina mencoba mencari cara agar Nadya bisa pulang sendiri tanpa di buntuti oleh Irfan. Meksi Karina yakin Irfan tidak akan berbuat hal nekat pada Nadya, karena bagaimanapun Irfan salah anak yang baik. Hanya saja mungkin sikapnya sulit di mengerti atau Karian sendiri yang sedikit kurang peka padanya akhir-akhir ini.

Meksi raut wajahnya sedikit berubah saat ajakan Karina pada Irfan, namun Irfan tetap mengangguk menyetujui untuk pulang bersamanya menuju yayasan tempatnya tinggal.

"Ya sudah buk, kalau gitu Nadya permisi dulu." Terang Karina kemudian.

"Oh iya hati-hati." Pungkas Karina mengiyakan.

Hingga beberapa detik kemudian Irfan memanggilnya " nad..ya..?" Ucapnya dengan cepat. Sehingga Nadya mencoba berbalik badan menatap Irfan dengan begitu keheranan. Begitupun Karina yang saat itu juga sedikit kebingungan.
Karena tidak biasanya Irfan begitu.

"Iya, ada apa Irfan?" Tanya Nadya akhirnya.

"Itu... Ha..ti-h..ati di jln." Ucapnya dengan posisi tidak tenang.
Meski ucapannya terbata-bata, namun cukup membuat Nadya sedikit risih. Terlihat dari raut wajahnya yang mulai berubah drastis. Begitupun Karina.

"Oh iya fan, mari." Jawab Nadya cepat lalu berlalu meninggalkan Karina dan Irfan di belakang.

Segera Karina mulai menatap wajah Irfan yang masih menunduk ke bawah. Meski terlihat samar, namun cukup jelas bahwa wajah Irfan seketika menjadi merah. Ah lebih tepatnya memerah seperti kepiting rebus.
Namun sejauh fikiran Karina, mungkin Irfan mencoba berbaur pada Nadya. Karena setau Karina, Irfan memang sedikit kurang bisa berteman.

"Ya udah yuk, mari pulang." Ucap karina akhirnya menyudahi kerumitan ini.

"Oh..iya." Irfan pun membalasnya lalu bergegas mendahului Karina menuju parkiran tempat motor Karina terparkir sempurna.

" Irfan pun membalasnya lalu bergegas mendahului Karina menuju parkiran tempat motor Karina terparkir sempurna

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.
Kapten Spektrum (Tamat)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu