16. Pertemuan

758 64 11
                                    

.
.
.

Seokjin dan Yoongi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seokjin dan Yoongi
.
Korea Selatan

Setelah mereka selesai makan siang, Chaerin bersikeras memberi Seokjin tur lengkap rumahnya. Tepat di bagian belakang yang bergaya Villa d'Ordo, memiliki kolam renang yang luas, ditata dalam gaya barok-mabok yang telah diingat sepintas oleh Seokjin selama membantu ibunya yang seorang agent rumah. Chaerin juga dengan bangga menunjukkan kebun mawar dan patung Canova yang belum lama mereka pasang di sini.

Untungnya patung itu tidak dilapis emas.

Ketika tur akhirnya selesai, Yoongi menyarankan agar dirinya dan Seokjin kembali ke hotel untuk bersantai sambil minum teh, karena Seokjin masih sedikit jet-lag. "Hotelmu menyajikan high tea yang bagus sekali, dengan kue pencuci mulut yang sangat enak."

"Tapi Aku masih kenyang dari makan siang," protes Seokjin.
"Yah, kau harus membiasakan diri dengan jadwal makan keluargaku. Kita makan lima kali sehari---sarapan, makan siang, teh, makan malam, dan makan tengah malam."
"Ampun, beratku akan naik banyak sekali selama berkunjung ke rumahmu."
"Tidak bakal, mamaku selalu punya jam yang mengerikan untuk berolahraga, itu kenapa dia tetap terlihat langsing meski makan banyak. Itu juga terjadi pada anggota keluarga yang lain, untuk papaku dia memang suka badan berotot, selain itu cuacanya juga panas, kau akan membuangnya dengan keringat."

"Kau mungkin benar soal cuaca---," ujar Seokjin. "Aku akan minum teh, tapi mari kita cari tempat paling dingin di dalam."

Mereka bersantai di kafe yang memiliki pemandangan ke kota Seoul, para pelayan berseragam rapi berjalan dengan beragam baki berisi berbagai macam kue, pastry, makanan cuci mulut lainnya.

"Ehmmm.... Kau harus coba kue ini," kata Yoongi sembari meletakkan sepotong di piring Seokjin. Seokjin menggigitnya, mendapati cita rasa manis, apa ini Creamy Custard? Entahlah, Seokjin tidak yakin, tapi kue ini terasa renyah di gigitan pertama. "Emm... Machita, kau pesan apa ini?" Tanya Seokjin.
"Aku pesan beberapa yang tersedia di sini, ada Pasteis de nata-yang kau makan itu, Rum cake - The Carribean, dan Lamingtons sponge cakes."

Seokjin mengedarkan pandang ke sekitar kafe yang berada di lantai dua belas, mereka tepat berada di balik jendela besar menghadap sibuknya kota Seoul. "Aku masih tidak percaya keluarga Hosoek yang memiliki hotel ini." Ucap Seokjin sembari menggigit kue lagi.
"Percayalah, Seokjin. Dan di samping itu mereka masih punya jauh lebih banyak lagi---hotel di seluruh dunia, properti komersial, bank-bank, perusahaan pertambangan. Daftarnya masih berlanjut."
"Hosoek tampak begitu seadanya. Maksudku, Kami pergi ke pusat jajanan di Myeong-Dong untuk makan malam, bukan restoran mewah di jantung kota."
"Tidak ada yang aneh dengan itu. Semua orang di sini suka pusat jajanan Myeong-Dong, dan biasanya kesan pertama bisa mengecoh. Kau tahu sebagian besar orang Asia menyembunyikan uang mereka. Yang kaya bahkan lebih ekstrem. Banyak juga orang, yang terkaya sekalipun, berusaha untuk tidak mencolok, dan seringnya, kau tidak akan pernah tahu kau berdiri di sebelah miliarder."

CRAZY RICHWhere stories live. Discover now