11. New York ke Korea Selatan

599 63 1
                                    

.
.
.

Kim Seokjin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kim Seokjin

.

"Kau bercanda, Kan?" Ujar Seokjin, mengira Namjoon sedang berkelakar ketika mengarahkannya ke karpet merah tebal konter kelas utama All Nippon Airways (ANA) di JFK.

Namjoon menyunggingkan senyum konspiratif, menikmati reaksinya. "Kupikir jika kau akan pergi melintasi separuh dunia bersamamu, setidaknya Aku harus mencoba untuk membuatnya senyaman mungkin."

"Namjoon, kau gila! Ini pasti mahal sekali. Kau tidak harus menjual ginjalmu, Kan?"
Namjoon tertawa renyah dan mencium pipi Seokjin. "Jangan khawatir, Aku punya simpanan banyak sekali, sebanyak cintaku padamu!"
Tetap saja, meski hanya gurauan, Seokjin merasa bersalah dengan banyak cinta Namjoon yang dapat memberikan segala kemewahan ini.

Walau begitu, tidak bisa Seokjin pungkiri, siapa yang tidak suka terbang dengan kelas utama? Kejutan kedua bagi Seokjin datang ketika mereka memasuki badan pesawat Airbus A380 dua lantai dan segera disapa pramugari cantik yang terlihat seperti orang Asia. "Mr. Kim Namjoon and Mr. Kim Seokjin, selamat datang. Izinkan saya menunjukan suite anda." Pramugari ini melenggang menyusuri lorong dalam balutan gaun panjang elegan yang menempel di tubuh, mengantar mereka ke bagian depan pesawat yang memiliki dua belas suite pribadi.

Seokjin merasa seperti sedang memasuki ruang pemeriksaan apartment yang mewah. Kabin itu terdiri dari dua kursi berlengan terlebar yang pernah dilihatnya---dilapisi kulit Poltrona Frau lembut hasil jahitan, serta dua televisi layar datar raksasa yang diletakkan berdampingan, dan lemari pakaian tinggi yang disembunyikan dengan cerdik dibalik panel geser kayu walnut ulir. Sehelai selimut kasmir Givenchy disampirkan berseni di kursi-kursi itu, memanggil mereka untuk meringkuk dengan nyaman.

Pramugari itu memberi isyarat ke arah minuman dan makanan yang telah menunggu di meja tengah. "Appetizers sebelum lepas landas, tuan?" Pramugari itu menyodorkan gelas berkaki panjang berisi minuman dingin dengan potongan buah kiwi di atasnya kepada Seokjin. "Apakah anda ingin menikmati kursi panjang sampai makan malam, atau anda ingin Kami mengubah ruang menjadi kamar tidur segera setelah tinggal landas?"
"Kurasa Kami akan menikmati tata ruang seperti ini untuk sementara waktu," jawab Namjoon.

Segera setelah pramugari pergi, Seokjin mengatakan, "Demi Tuhan, Aku pernah tinggal di apartement yang lebih kecil dari ini!"
"Kuharap kau tidak keberatan dengan yang seadanya---ini semua kurang memenuhi standarku," celetuk Namjoon sembari berjalan ke kursinya. Seokjin menganga bodoh karena perkataan Namjoon. Seadanya dia bilang? Sinting!

Seokjin bergelung di kursinya yang mewah dan mulai mengotak-atik remote kontrol. "Oke, ada banyak saluran dan Aku bingung," Ujar Seokjin. "Kau ingin menonton film? Mereka memyediakan banyak." Kata Namjoon sembari memegang tangan Seokjin. "Tidak usah, ayo makan setelah itu tidur. Aku tahu kau mengantuk." Seokjin menarik Namjoon dan menciumnya.

CRAZY RICHWhere stories live. Discover now