Bab 3. Kerja Kelompok

51 11 16
                                    

Haiii! Jangan lupa vote comment biar cepet nextnyaa xixixi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Haiii! Jangan lupa vote comment biar cepet nextnyaa xixixi

Bantu koreksi kalo ada typo yaaaw💛

⏳⌛️⏳

"Mami?" panggil Anette sambil meletakkan tasnya di sofa sambil mengamati sekeliling rumahnya yang sepi. Ia mengintip ke kamar Ibunya, namun kamarnya terbuka sehingga tentu saja sedang tidak ada orang.

Karena tak ada jawaban dari Ibunya, ia menuju ke kamar Gilang.

"Gilang!" serunya sambil mengetuk kamar adiknya keras-keras.

Tak lama Gilang membuka pintu kamarnya dengan wajah kesal dengan ponsel di tangannya. "Apaan sih, Kak? Berisik banget deh lo kayak mau ngajak berantem! Gue lagi push rank nih!"

Anette tidak mengindahkan protes dari Gilang. Ia malah berkacak pinggang sambil menatap Gilang. "Mami mana?"

Gilang mengangkat bahunya acuh sembari tetap fokus pada game di ponselnya. "Au deh."

Anette mendelik kesal mendengar jawaban adiknya. "Serius, bego! Gue push dari balkon juga lo lama-lama!" Dengan kesal, gadis itu langsung merebut ponsel dari tangan Gilang

Gilang berdecak kesal. "Ih, apaan sih, Kak?! Balikin hp gue!" Laki-laki itu berusaha mengambil kembali ponselnya, tetapi Anette langsung menyembunyikan ponsel itu dibalik badannya.

"Jawab dulu Mami ke mana? Pergi sama Bunda. Kenapa sih?"

"Gue ada urusan sama Mami."

"Urusan apa?"

"Ada deh. Urusan cewek. Bocil usah kepo deh," sahut Anette meledek.

Gilang balas tertawa mengejek. "Emang lo cewek?"

"Anjing lo," sahut Anette. Karena sudah malas bicara dengan Gilang, akhirnya Anette berjalan menjauh.

"Woi, Kak! Hp gue!"

"Oh iya, lupa," Anette berbalik lalu menyerahkan ponsel milik Gilang.

"Tuh kan gara-gara lo nih gue jadi kalah! Tanggung jawab lo, Kak!"

Anette tertawa geli, mengabaikan adiknya begitu saja, mengambil tas kemudian berjalan masuk ke kamar.

Sesampainya di kamar, Anette langsung membuka jendela kamarnya dan kembali berteriak kencang. "RENDRAAA!"

Anette baru saja mau berteriak lagi, namun Rendra sudah membuka jendela kamarnya yang berhadap-hadapan tepat dengan jendela kamar Anette dengan wajah kesal. "Sopan lo teriak-teriak begitu?!"

"Sopan lah!" sahut Anette.

"Apaan sih? Nggak usah teriak-teriak! Nanti dimarahin Bu Merry!" peringat laki-laki itu.

Shaenette and Her ExesWhere stories live. Discover now