Bab 9. Movie Time

20 4 0
                                    

Hallooooow maaf updatenya agak lamaa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Hallooooow maaf updatenya agak lamaa. Jangan lupa vote comment dan bantu koreksi typo yaaaaw!!

⏳⌛️⏳

"Rendra!"
    
"Rendra!" seru Anette dengan suara yang lebih keras.
    
Baru saja Anette membuka mulutnya, berniat untuk kembali bertertiak, tapi Rendra sudah membuka jendelanya dengan mata melotot membuatnya bergidik ngeri. "Ren, lo lagi kesurupan?!" tanyanya panik.
    
Rendra mengusap wajahnya kesal. "Enggak lah, bego!"
    
"Ya abis lo melotot gitu serem banget!"
    
"Ya makanya jangan teriak-teriak! Ada apaan sih?"
    
"Sini dong, temanin gue nonton!"
    
Rendra berdecak sebal. Ia ingin heran, tapi ini Anette. "Chat kan bisa? Nggak usah teriak-teriak."
    
"Kita itu harus menjaga komunikasi yang baik tahu. Masa dikit-dikit ngandelin teknologi?" sahut Anette dengan gaya sok bijak membuat Rendra langsung membalas dengan ekspresi ingin muntah.
    
"Udah sini buruan!"
    
"Iya, sabar!"
    
Anette tersenyum senang. Ia menutup jendelanya lalu mematikan lampu dan mencari film yang ingin ia tonton.
    
"Buset, udah remang-remang kayak bioskop aja nih kamar," celetuk Gilang yang tiba-tiba muncul di balik kamar.
    
Anette terlonjak kaget. "Ih! Apaan sih lo. Ketuk dulu kali. Ngagetin aja."
    
"Mau nonton apa, Kak?" tanya Gilang sambil menyembulkan kepalanya.
    
"Cruella."
    
"Ikutan dong."
    
Anette mengangguk. "Ya sini masuk aja. Eh, tapi mending lo ambilin cemilan dulu deh."
    
Gilang mencibir namun tetap menuruti perkataan Anette. Tak lama ia kembali bersama Rendra.

⏳⌛️⏳
    
"Ih, lo apaan sih, Ren! Jangan ambil punya gue terus!" Anette menarik plastik camilannya menjauh dari jangkauan Rendra.
    
"Ya terus gue makan apa, Net?"
    
Posisi Anette yang duduk di tengah membuat Gilang ikut terdorong ketika Anette bergerak.
    
"Kak, jangan banyak gerak!" protes adiknya yang fokus menonton.
    
"Ini salahin Rendra. Gue juga mau nonton tahu!"
    
Rendra mendengkus lalu akhirnya mengalah. "Gue mulu!" Laki-laki itu memilih untuk membuka minuman kaleng yang ada di kulkas kecil.
    
"Awas lo ya kalau minum banyak-banyak," bisik Anette sambil kembali fokus menonton.
    
"Kayak lo ini ceritanya, Net..." bisik Rendra saat adegan Cruella menghadiri makam Estella. Mendengar celetukan Rendra, Anette langsung melotot lalu menyenggol lengannya. Gadis itu sekilas melirik ke arah Gilang lalu bernapas lega karena laki-laki itu sedang fokus menonton.
    
"Diem gak lo," gumamnya pelan.
    
"Iya, iya ... maaf lupa. Keceplosan gue," bisik Rendra sambil menutup mulut.
    
Anette kembali menonton. Gadis itu menyandarkan kepalanya pada pundak Rendra karena lehernya terasa pegal. Namun, laki-laki itu langsung mendorong kepala Anette dengan telunjuknya. "Ngapa— iuh, lengket banget sih rambut lo!" jeritnya jijik.
    
Anette menatap Rendra kesal. "Apaan sih, Ren?"
    
"Rambut lo lengket banget. Lo belum keramas berapa hari sih?"
    
"Terakhir hari minggu," Anette ikut memegang rambutnya, "apaan sih, enggak lengket. Lebay lo."
    
"Kak..." Gilang menatap Anette dan Rendra dengan kesal.
    
"Iya, sorry..." gumam Anette.
    
"Sorry, Lang. Lagian ini Kakak lo bilangin dong suruh rajin keramas. Masa sebulan keramasnya empat kali doang, sampai bau got gitu."
    
Anette melotot tak terima. "Enak aja lo, harum semerbak gini."
    
"Harum got kali."
    
Gilang menekan tombol pause lalu ikut menoleh menatap Rendra. "Mami sama Papi yang ngomong aja nggak didenger, apa lagi gue? Udah ah, ributnya ntar aja!" protesnya.
    
Bagai dua anak kecil yang diperintah kedua orang tuanya, Anette dan Rendra langsung hening.

Shaenette and Her ExesWhere stories live. Discover now