1

25 1 0
                                    


Pagi itu aku terbangun dari tidur nyenyakku. Menyadari bahwa hari ini mulai bersekolah, jadi aku mulai bersiap-siap untuk berangkat. Seperti hari biasanya, Aku selalu menatap cermin yang menjulang tinggi dekat lemari pakaian. Memandandang pantulan tubuhku dari bawah sampai atas, dan berpikir. "Kok nggak naik naik sih?". Kemudian aku berjalan ke pojok ruangan, dimana ada alat pengurkur tinggi badan di tempelkan. Aku mulai menariknya. Lalu? Apa yang terjadi? Ini Gila! Tinggi badanku bertambah 0,5 cm. Sungguh sungguh gila. Selama sebulan penuh aku berolahraga. Mulai dari renang, lompat tali, loncat loncat, dan semua olahtaga yang aku cari di internet untuk meninggikan badan. Akhirnya berbuah manis.


Aku Zahra Adissa, seorang siswi SMA kelas 10 yang memiliki tinggi badan yang melebihi semua laki-laki seantero sekolah. 146 cm. Ralat, 146,5 cm, hasil dari kerja kerasnya untuk berolahraga sepanjang hari. Bagaimana? Apakah aku tinggi? Kalian tidak usah menjawab. Aku tahu kalian akan berucap 'iya'. Sudah pasti.

Semua di kelas memanggilku dengan nama nama aneh, seperti pena, raper, cil, ah, lelah aku menyebut semuanya. Rasanya kuping ini mau meledak saya, eh typo saja. Oke itu cukup alay. Mari kita kupas apa itu 'raper'

'Raper' satu kata, eh, 'raper' ya bukan 'rapper' gue kan tinggi bukan orang yang sering ngomong cepet, oke kembali. 'Raper' satu kata yang memiliki banyak arti. Ya beginilah jadi orang tinggi, jadi famous-nya nauzubillah. Oke lupakan. 'Ra' adalah nama gue Zahra, 'Pe' sulit untuk menyebut ini, oke 'pe'untuk pinggi, dan 'r' untuk rendah, eh ringgi.

Jadi? Apakah kalian mau mengetahui keseharianku? Mari kita mulai!

Hari ini adalah masa MPLS. Kalian tahu MPLS? Berarti kalian anak jaman jigeum*. MPLS memiliki kepanjangan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah. Sebenarnya sama aja sih dengan MOS, bedanya MOS itu sepeti deskriminasi, sedangkan MPLS itu untuk menggiring siswa mengenal lingkungan sekolah. Oke. Itu nggak pentingkan buat kalian. Intinya MOS itu kurikulum bahulak yaitu 2006 sedangkan MPLS itu kurikulum 2013. Dan pokok bahasan ini lebih nggak penting dari yang sebelumnya.

Hari ini usai membersihkan diri dari hadas besar dan kecil. Lho.. Lho.. Tuhkan mulai ngelantur. Usai membersihkan diri di kamar mandi, aku mulai memakai seragam untuk sekolah. Iya dong pakai seragam, yakali enggak, pada cuci mata dong. Seragam yang dipakai hari ini adalah seragam olahraga. Bukan seragam sih, tapi pakaian olahraga yang terdiri dari celana trainning yang baru gue beli kemarin lusa di pasar dan kaos oblong. Gimana? Persiapan gue matengkan? Iyalah secara, masa gue pake pakaian olahraga SMP, idih, nggak banget. Masa udah SMA tapi pakai pakaian olahraga SMP. Idih..

Gue mengambil tas punggung yang udah gue siapin jauh-jauh hari. Tak lupa juga ponsel mahal berlogo sawo kegigit. Bisa orang kaya kan henponnya juga harus mahal. Walaupun gue beli trainning olahraga di pasar tapi, bermodallah buat beli henpon mahal. Nggak kaya kalian kaum-kaum mizquen. Beli pakaian baju celana aja di mall masa nggak modal beli henpon mahal.

Gue berlari keluar rumah sesudah perut terisi dengan sempurna. Gue membawa sapu ijuk di tangan kiri dan ponsel mahal gue di tangan kiri. Karena tangan kanan gue buat buka tutup pagar.

Klotak..

"OH..EIM...JI..." gue ngebatin langsung.

Henpon-mahal-gue-jatuh-dong. Ah elah ini gimana urusannya? Henpon mahal ini. "Aduh, henpon gue. Padahal cicilannya masih 2 tahun lagi. Ah elah, mana layarnya pecah lagi."

Pasti ini ulah kalian? Benar kan? Kalian irikan karena ponsel mahalku keluaran terbaru? Kalian mendoakan agar ponselku cepat sakaratul mautkan? Plis deh, kalian tuh jangan iri. Iri hanya untuk orang yang nggak mampu. Ingat itu.

'Aiya..iya.. Bang jali gong si facai aia..iya.. Bang...'

Ringtone suara dari ponsel gue berbunyi. Untung masih bisa hidup, coba kalau enggak. Ah, akhrinya gue bisa bernapas lega. Cepet cepet gue ngegeser tombol ijo, dan gue langsung lari meninggalkan sapu ijuk terkapar sendiri di depan pagar.

_________________________
*) sekarang

👇dont forget to vote. Thanks

Ara's LifeWhere stories live. Discover now