LV - 23. Nenek She-hear

9.8K 1.9K 113
                                    

“Kak, ayo dong anterin aku!” Bearly menarik-narik kaos Julian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Kak, ayo dong anterin aku!” Bearly menarik-narik kaos Julian.

Saat ini dia sedang merayu Julian agar mau mengantarnya ke rumah orang tuanya karena mamanya baru saja telepon dan meminta Bearly agar mengantarkan dompetnya yang ketinggalan.

Mama Bearly kemarin memang berkunjung ke rumah. Selain untuk melepas rindu, dia juga bertanya tentang perkembangan sekolah Bearly dan Julian.

Julian yang sedang mencuci motor seketika menoleh. Wajahnya tampak kesal karena Bearly sedari tadi mengganggunya tiada henti.

“Nggak. Lo pergi sendiri sana. Gue males ketemu nenek sihir,” jawabnya ketus.

Mengingat terakhir kali dia ke rumah papa tirinya dan mendapat perlakuan tidak enak dari nenek tirinya membuat Julian enggan untuk ke sana lagi apapun alasannya.

Dia hanya takut tidak bisa menahan emosi jika wanita tua itu terus menyindirnya dan Bearly, dan mengucapkan kata-kata tidak mengenakkan lainnya.

Sebenarnya Julian juga tidak rela membiarkan Bearly ke istana nenek sihir itu lagi, tapi mau bagaimana lagi jika mamanya sendiri yang meminta Bearly untuk mengantarkan dompet itu.

Bibir Bearly seketika cemberut mendengar jawaban kakaknya. “Kalau Kakak nggak mau nganterin, aku naik apa ke sananya? Aku kan nggak bisa naik motor ataupun mobil. Masa aku naik sepeda sampai rumah Papi?”

“Naik ojol aja. Lagian motor gue juga lagi gue cuci.”

Bearly menghembuskan nafas kesal lalu mulai melangkah menuju gerbang sambil menghentakkan kaki. Seperti perintah kakaknya, dia akan memesan ojek online saja daripada harus bersepeda sampai rumah Papi yang jaraknya cukup jauh.

Sampai di depan gerbang, Bearly mengambil ponselnya dari dalam sling bag, berniat memesan ojol. Namun, suara motor yang berhenti di depannya membuatnya mengurungkan niatnya. Apalagi dia sangat mengenali suara motor itu. Sontak saja dia mengangkat kepalanya untuk memastikan dugaannya.

Dugaan Bearly ternyata benar, yang baru saja berhenti di depannya adalah motor Agam. Entah apa yang dia lakukan di depan rumah Bearly karena seingat Bearly mereka tidak ada janji.

“Kamu mau ke mana?” tanya Agam saat melihat Bearly memakai helm.

Iya, sedari tadi dia memang sudah memakai helmnya padahal ojek online saja belum dia pesan.

“Ke rumah orang tuaku,” jawab Bearly.

“Sama siapa?”

“Ojek online.”

“Mana?” Agam memperhatikan sekitar.

“Belum pesan.”

Alis Agam terangkat sebelah mendengar jawaban Bearly. Dari ekspresinya seolah dia ingin mengatakan “seriously?”. Karena Bearly terlihat sangat yakin jika dia akan pergi dengan ojek online padahal memesannya saja belum.

Dating To Break UpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang