LV - 29. Curhat Dong, Sy!

10.7K 2K 123
                                    

“Jadi, kamu nggak jadi mutusin Kak Agam karena itu syarat dari Kak Agam biar dia maafin kamu?” Pertanyaan Sissy itu sebagai respons dari cerita Bearly barusan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Jadi, kamu nggak jadi mutusin Kak Agam karena itu syarat dari Kak Agam biar dia maafin kamu?” Pertanyaan Sissy itu sebagai respons dari cerita Bearly barusan.

Bearly memang baru saja menceritakan tentang hubungannya dengan Agam yang terasa aneh. Dia menceritakan semuanya pada Sissy karena hanya Sissy tempatnya berbagi cerita. Tidak mungkin dia menceritakannya pada Julian karena kakaknya itu pasti tidak peduli.

Melihat Bearly terpojok setelah ketahuan mempermainkan Agam saja dia tidak membantu sama sekali. Bahkan dia tidak meminta maaf pada Agam padahal dia juga sangat bersalah dalam masalah ini.

Mulai dari apa yang dia rasakan tadi sampai di mana Agam memberikan syarat sebelum memaafkan Bearly, semua Bearly ceritakan pada Sissy. Sebagai pendengar yang baik dan pendukung hubungan Bearly dengan Agam, Sissy mendengarkan dengan antusias.

Sissy sama sekali tidak menyela. Raut penasaran tergambar jelas di wajahnya, membuat Bearly nyaman bercerita dengannya karena dia tidak merasa dikacangi.

Bearly mengangguk lemah menjawab pertanyaan Sissy. Wajahnya memelas. Dia masih ragu dengan keputusannya tadi untuk menyetujui syarat yang Agam ajukan. Tapi, di sisi lain ada kelegaan di hatinya setelah mendapat maaf dari Agam.

Senyum Sissy mengembang. Dia ikut bahagia mendengarnya. Dia berharap Agam bisa mengubah pandangan Bearly tentang cinta.

Sissy yakin tentang itu karena cowok sebaik Agam pasti tidak mungkin menyakiti Bearly.

“Nggak apa-apa, Bear. Coba jalanin dulu aja. Aku lihat kalian juga saling suka,” ucap Sissy menenangkan.

“Nggak. Gue nggak suka,” bantah Bearly cepat.

“Kalau nggak suka, kamu nggak mungkin uring-uringan dan panik waktu Kak Agam diemin kamu. Harusnya kamu nggak peduli. Itu malah bagus karena kalian jadi nggak harus berinteraksi.”

Sissy mencoba menyadarkan Bearly. Sahabatnya ini sepertinya memang kurang membaca novel. Nanti akan Sissy pinjami lagi agar Bearly lebih mengenal cinta dan mudah memahami perasaan.

“Gue cuma ngerasa bersalah. Kak Agam juga nggak mau mutusin gue. Gue nggak bisa cuma diam-diaman aja sama dia. Yang ada suasananya makin canggung,” balas Bearly masih mengelak.

Namun, Bearly tidak bohong. Dia memang bukan tipe orang yang bisa diam-diaman dalam waktu yang cukup lama. Apalagi dengan orang yang sebelumnya sangat hangat padanya.

Sissy mendengus mendengar alasan Bearly. “Kalau Kak Agam yang diamin kamu aja kamu panik, uring-uringan. Coba kalau aku yang diamin kamu pasti kamu nggak peduli. Kamu malah ikut diam sampai akhirnya aku yang ngajak kamu ngomong duluan,” rajuknya.

“Hah? Kapan?”

“Dua bulan yang lalu. Aku diamin kamu karena aku ngambek. Kamu lupa sama janji kita. Kamu bilang mau nemenin aku ke peluncuran novel di mall, tapi kamu malah tidur. Aku jadi nggak dapat tanda tangan plus foto sama penulis favoritku,” kesal Sissy mengingatkan Bearly akan dosanya pada Sissy.

Dating To Break UpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang