Suara ustadz Rahman

123 5 15
                                    

Lanjutan dari sidang keluarga-
Suara dari hati Ustadz Rahman yang di keluarkan.

Ustadz Rahman :
"Bukan kasih sayang seperti itu Abi. Tidak semua kasih sayang harus soal materi harta harta, makanan yang banyak atau kehidupan mewah bukan Abi...bukan...

Ada juga orang yang membutuhkan kasih sayang sedangkan Rahman dan Raditya membutuhkan kasih sayang dari Abi di awasi di sayang dan baik dalam mendidik."

Abi :
"Lantas seperti apa yang kamu maksud dan kamu minta?"

Ustadz Rahman :
"Kasih sayang Abi kasih sayang...!

Tidak semuanya dengan kekerasan,yang sedikit sedikit harus dengan pukulan Abi.

Tidak semua anak akan bisa menerima dengan lapang dada tanpa rasa kecewa.

Ada anak yang sangat sensitif bahkan hanya dengan bentakan atau nada tinggi saja bisa menghancurkan mental nya apalagi dengan fisik... Benar bukan Abi?

Bagaimana Rahman bisa jujur dan terbuka pada Abi sedangkan Abi saja selalu menggunakan ego dan kekerasan kepada anak anak nya saat menerima suatu hal yang tidak sesuai dengan apa yang difikirkan Abi.

Bukankah itu hal yang selalu Rahman dan bintang dapatkan? Hingga takut dan trauma saat bercerita yang seharusnya bisa menjadikan orang tua tempat curhat bagi anak nya malah merasa terancam didekat orang tua.

Hal hal kecil yang seharusnya tidak usah mengunakan kekerasan justru Abi memperbesar dan mengunakan kekerasan untuk menyelesaikan nya?.

Apakah itu benar Abi? Apakah Rasullullah mengajarkan juga kekerasan dalam mendidik anak?.

Rahman merasakan itu dari kecil hingga Rahman dewasa. Alasan yang membuat Rahman mencari kenyamanan dalam diri orang lain.

Abi juga contoh, panutannya santri,imam dalam keluarga tapi jika kekerasan dan egoisme menjadi acuan dalam mendidik apa itu layak disebut panutan?."

Abi berdiri dari kursi dan menghampiri Rahman seketika rahman di tampar dengan sangat keras.

Plakkkkkkkk.......

Abi :
"Jadi ini yang selama ini Abi ajarkan pada dirimu nak? Berani melawan orang tua dan berani menjawab se begitu hebat nya kah kamu nak?."

Ustadz Rahman :
"Oh benar bukan ini yang biasa Abi lakukan...
Tampar lagi Abi tampar!.

Rahman sudah dewasa'Abi bukan dengan cara ini Abi menyelesaikan masalah.

Rahman sudah bisa berfikir dan melihat mana baik benar tapi apa? Abi tidak pernah merasakan rasa sakit hati Rahman ya walaupun Rahman dipaksa untuk melupakan tapi faktanya apa? Abi tidak bisa menghargai perasaan anaknya...."

Abi :
"Begini caramu membalas Abi dan umi dengan beraninya kamu berbicara sebanyak ini pada Abi?."

Plakkkkkkkk......

Tampar ke dua dan tangan Abi di singkirkan oleh raditya. Umi bangun dari tempat duduk membawa Abi kembali duduk menenangkan Abi agar tidak larut dalam amarah.

Raditya mencoba berbicara juga pada Abi mengenai hati Raditya juga ustadz Rahman.

Ustadz Rahman :
"Keegoisan Abi dan pola pikir Abi yang selalu mengunakan kekerasan lah yang membuat anak anak Abi tidak merasakan nyaman saat bersama dengan Abi.

Walaupun Abi mengajarkan banyak ilmu agama dan hadits tentang mencintai dan dicintai tapi Abi tidak bisa memberikan itu pas Rahman dan Raditya sebagai anak Abi.

MALAIKAT DAN LAUT BIRUWhere stories live. Discover now