08. Life or Death

192 23 78
                                    

hey hey heyyy im backkk yeorobunnn!!!

AHHH SENENGNYA DIRIKU BISA LANJUTN FF INI WKWKWK

ada yang mash nungguin ga nih? ada yang masih penasaran ga nih?

apakah kalian kangen sama ku?

btw aku mau ngasih tau... aku tau beberapa dari kalian mungkin tipe yang silent readers, tapi aku bakal menghargai bngt kalo kalan komentar di setiap chapterku... kalo ngeliat ada yang komentar tuh kesannya seneng bangga gitu sama diri sendir dan seneng aku liat komentar kalian. jadi semoga kedepannya pada berani ninggaln jejak komentar yaa :)

VOTE JUGA JANGAN LUPAIN DAHH!!! VOTEE HARUS!!!

oke enough with the chit chat. LETS GET THIS CHAPTER STARTEDD!

happy reading my beloved readers >.<

-

-

-

"Zobrist." geram Vincenzo.

"Bingo!!!" seru Zobrist dari sebrang teleponnya

Taka perlu di tanya lagi bagiaman keadaan Vincenzo sekarang. Rasanya seperti ini mencekek pria berengsek ini dan menembaknyaa tepat di kepala Zobrist. Tapi dirinya harus bisa menahan amarahnya, ia harus tau kondisi istrinya.

"What do you want Zobrist." tanya Vincenzo dengan tegas dan dingin

"Vin, no need for the english. Apakah suratku kurang jelas Mr. Cassano. Jika Chayoung terlibat dengan kasus ini... aku akan membuat keluarganya menderita." ringai Zobrist. Diriya merasa puas dengan alur rencananya.

"YAAA SEAKKIA! APA YANG KAU INGINKAN!" bentak Vincenzo.

Han Seo langsung menahan Vincenzo sebelum emosinya semakin meluap. Syukurnya Han Seok juga sudah sampai. Langsung Han Seok mengambil alih telepon Vncenzo dan menyalakan tombol speaker.

"Zobrist kau tau aku siapa." tanya Han Seok kepadanya

"Tentu. Kau, Jang Han Seok, salah satu Agent terandal dalam CIA."

Apa ini? Bagaimana Zobrist bisa tau? Bahkan Han Seok sudah menyembunyikan identitasnya dengan dalam dan baik.

"Ahh dan adikmu. Jang Han Seo, teman rekan Vincenzo Cassano, keduanya pun bekerja di MI6."

Kedua mata Han Seo terbelalak.

"Aku tau telepon ini sekarang dalam posisi speaker mode. So im gonna keep this short. Nyonya Cassano sekarang masih belum menyadarkan diri, sepertinya aku memberi dosis yang berlebihan. Tak bisa kujanjikan Chayoung akan baik baik saja. Vincenzo, sudak kuperingati kalian, ahh tapi kalian memang keras kepala. Oh dan kalian pikir aku tak tau tentang tracking device yang tapi kukonsumsi? Aigooo sayangnya chip itu sudah keluar dari sistem tubuhku. Tenang saja, aku tak akan melakukan apapun kepada kedua buah hatimu Vin."

Saat Vincenzo mendengar kalimat terakhir Zobrist, langsung ia mengambil handphonenya dan pegangan Han Seok.

"Jika kamu berani menyentuh mereka. Tamat hidupmu Zobrist." geram Vincenzo. Yaa jangan ada yang berani membawa perihal kedua buah hati Vincenzo dalam percakapan serius gini, yang pasti Vincenzo tak akan tinggal diam.

"Vin tenang, aku tak akan mengusik Rose dan Andrea." jelas Zobrist sambil menyeringai

Selama terjadinya percakapan ini Pak Nam dan Han Seo sibuk dengan laptop mereka untuk melacak titik poin asal usul telepon Zobrist, supaya mereka bisa mendapati lokasi Zobrist dan menangkapnya. Han Seok masih bersama Vincenzo, ia juga sudah menyuruh timnya untuk mengencek sekitaran mereka untuk melihat jika Zobrist masih berada di situ atau mungkin ada petunjuk yang bisa mereka gunakan untuk mencari keberadaan Chayoung.

IMPOSSIBLEWhere stories live. Discover now