2. The Moment I Knew

459 57 10
                                    

Joji — Slow Dancing in The Dark

_______

"Yaudah kalo gitu, salam ya buat Akbar. Baik-baik kamu sama dia."

Setelah berkata iya, Rere memutuskan sambungan panggilannya dengan bunda, Rere mengubah posisi tidurannya jadi tengkurap. Sendirian di rumah memang bukan hal baru bagi Rere, lantaran bundanya tengah bertugas ke Flores hingga tiga bulan ke depan.

Mendapati spam notifikasi dari berbagai grup chat, Rere malah membuka kolom chat-nya dengan Akbar.

Akbar Kurniawan: hpku low, nanti kalo chat kamu kebaca tapi nggak aku bales tandanya hpku mati ya

Akbar Kurniawan: kayaknya aku mau tidur cepet deh hari ini

Membaca pesan yang masuk satu jam lalu dari Akbar membuat Rere tersenyum. Meskipun pertanyaan kemarin membuat suasana mereka sempat dilanda canggung, setidaknya hari ini mereka sudah normal lagi.

Rere membuka galeri, melihat-lihat koleksi fotonya dengan Akbar.

Ia tersenyum melihat foto mereka di urutan teratas. Di foto itu Rere dan Akbar duduk bersebelahan, tersenyum lebar. Rere ingat pertemuan pertamanya dengan Akbar.

Saat itu ia tengah berkunjung ke rumah sepupunya—yang kebetulan teman SMA Akbar. Pendekatan mereka terbilang klise, hanya dimulai dari saling chat, dan menghabiskan waktu bersama disaat Akbar berada di Jakarta.

Dan, hubungan mereka mengalir begitu saja hingga pada akhirnya Akbar menyatakan perasaaannya, dan meminta Rere menjadi pacarnya.

Alasan Rere menerima Akbar selain dari nyaman, karena mereka memiliki latar belakang yang sama. Sama-sama berasal dari keluarga broken home, dan sama-sama dibesarkan oleh ibu tunggal. Akbar punya satu orang kakak, sedangkan Rere anak semata wayang.

Orangtua Rere sudah lama bercerai. Sejak berusia delapan tahun Rere hanya hidup berdua dengan bunda. Ayahnya masih hidup, tetapi Rere tak tahu dimana keberadaannya. Rere beberapa kali mencari alamat ayahnya, namun usahanya belum juga membuahkan hasil.

Tapi itu bukan lagi masalah untuk Rere, karena perempuan itu mampu melanjutkan hidupnya meski tanpa figur ayah. Dan, Rere tak menaruh dendam pada ayah. Ia bahkan memiliki keinginan untuk membahagiakan ayahnya suatu saat nanti.

Walaupun sering menyaksikan orangtuanya berdebat saat kecil, Rere bersyukur tak sampai ada kejadian KDRT atau pertengkaran-pertengkaran ekstrim seperti yang dialami teman-temannya yang juga broken home.

Dan, perpisahan adalah jalan yang mereka pilih untuk menyelamatkan satu sama lain. Rere selalu percaya ia tidak pernah kehilangan kasih sayang orangtuanya. Walaupun, ayahnya telah lama menghilang tanpa jejak.

Setelah enam tahun bercerai dari ayah, bunda sempat menikah lagi. Tetapi, pernikahan itu hanya berlangsung dua tahun. Lantaran, pria tersebut seorang koruptor. Saat itu, Rere sempat dirundung trauma yang cukup lama.

Rere sempat punya masalah kepercayaan terhadap laki-laki.

Sebelum bertemu Akbar, beberapa laki-laki sempat hadir di hidupnya. Namun, kebanyakan dari mereka memiliki latar belakang yang berbeda jauh darinya. Ada yang memperlakukan Rere dengan baik, ada juga yang tidak.

Hingga, kehadiran Akbar membuatnya merasa seperti bertemu belahan jiwa.

Cerita keluarga Akbar malah jauh lebih tragis menurut Rere, tetapi mereka sama-sama dididik untuk tetap berbuat baik kepada siapapun, tak terkecuali pada mereka yang pernah menyakiti.

Real TalkWhere stories live. Discover now