11. Piknik dadakan

338 51 1
                                    

Hai, siapa yang kangen? ( ◜‿◝ ) Aku gak bisa up karena... sibuk nugas, kerja cari uang, sakit gigi. Nah, hari ini aku paksa up untuk hilangkan rasa malas. Janji double up tapi gak sekaligus ya, chapt 12-nya nanti malam atau hari Seninnya.

Happy reading! 🐻💜

Happy reading! 🐻💜

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yeh Shuhua

***

"Mba, Shuhua? Bener, 'kan?"

"Eh iya, Bener. Mas Winwin?"

"Yaudah ayo naik, Mba."

Pukul 10.00 AM, sengaja Winwin isi ketika tidak ada matkul dengan menarik ojek online. Hitung-hitung bisa melunasi tagihan uang kuliah, jika dirinya meminta bantuan pada sahabatnya sudah pasti akan dibantu. Tapi Winwin tidak ingin merepotkan mereka, apalagi membuat mereka khawatir.

'Gakpapa, pagi-pagi peluh keringat udah banjir. Semangat, Win!' batinnya menyemangati diri.

"Mba, udah kerja atau masih pelajar?" tanya Winwin basa-basi agar suasana tidak terasa canggung.

Shuhua sedikit memiringkan kepala agar Winwin mendengar suaranya, "Panggil Shuhua aja, aku masih kuliah, kok."

"Oooh, masih kuliah."

"Mas Ojolnya juga?"

"Iya, masih kuliah. Yah...itung-itung buat bayar kuliah."

Ia tidak mendengar tanggapannya, tapi bisa diketahui jika pelanggannya menganggukan kepala lewat kaca motor yang retak sedikit. Tidak buruk mengajak customer mengobrol, tidak dapat dipungkiri Shuhua adalah gadis yang sangat ceria. Berbeda sekali dengan gadisnya, Ryujin.

"Kamu gak malu pake motor kodok begini, Mas?"

Rasanya aneh di telinga Winwin ketika kata Mas terdengar, "Emm...panggil Winwin aja sebenernya gak apa."

"Gak bisa gitu, dong. Kamu 'kan tukang ojol, wajib dipanggil Mas Ojol."

Winwin terkekeh atas pernyataan Shuhua, gadis itu lalu mengulangi pertanyaannya karena teralihkan barusan.

"Kamu gak malu pakai motor kodok begini?"

Gelengan kepala adalah jawabannya, "Enggak. Kenapa harus malu? Selama halal dan bermanfaat, saya mah gas aja, hehe."

Kekehan Shuhua terdengar imut, gadis itu membuat Winwin hampir tak fokus karena kekehannya.

"Kamu lucu, deh." ucapnya memukul pundak Winwin pelan.

"Loh, saya serius."

Shuhua memandang Winwin tanda berkedip dari samping, sesuatu telah menggedor pintu hatinya tanpa permisi.

"Pasti calon istri kamu nanti beruntung banget," kata Shuhua masih menatapnya dari samping.

Kali ini Winwin yang tergelak, tanpa mengendorkan gas motor Winwin tetap fokus mengendarai sambil mananggapi obrolan.

MANTAN KOK GITU, SIH? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang