12. Panggilan ditolak

625 68 10
                                    

Terimakasih untuk 5K readers!🐻💜

***

Dunia memang tak seindah kalimat picisan, tak seburuk juga yang orang katakan. Tapi kadang alam tak bisa berpihak pada diri, mungkin menentang yang seharusnya tak diberikan. Kadang kala juga bersahabat, tapi tidak begitu bersemangat.

Dari jutaan manusia yang punya masalah, ada salah seorang manusia yang bahkan tidak mampu mengatakan masalahnya. Justru trauma mengikutsertakan jika dirinya terlalu terbuka.

Sudah waktunya pulang, tetapi kakinya belum ada niat melangkah. Pikirannya masih tertinggal di ruangan dingin dan rapih, banyak susunan dokumen dan rak-rak buku penting yang tidak ia ketahui.

"Sicheng, saya tahu bagaimana kondisi keuanganmu. Tapi jika tidak segera dilunasi kamu mana bisa mengikuti praktikum."

Sejenak nafasnya tercekat, lagi-lagi tak bisa dirasakan bernafas lega. Ia mengusap wajahnya kasar, memutar otak bagaimana agar bisa mendapatkan solusi.

"Bapak sudah beri kelonggaran, Sicheng. Bapak juga gak mau kamu sampai berhenti di sini, ingat, kamu Mahasiwa kedokteran yang berprestasi. Jangan sia-siakan itu."

Hampir sudah seminggu, Winwin bekerja menjadi Tukang ojek online, tapi belum juga memumpuni tagihan kuliah. Uang saku sudah Jaehyun lebihkan pun ia tidak gunakan, makan pun Winwin rela bawa bekal dan tidak pergi beristirahat, pulang-pergi jalan kaki tanpa kendaraan taxi atau pun angkutan umum.

Helaan nafas terdengar, "Gua harus ngapain setelah ini, Tuhan."

Tarikan rambut pada eratan kedua tangannya menyiratkan jika dirinya sangat bingung tertahan, tiba-tiba terdengar seruan seseorang memanggil namanya.

"WOY, WIN!"

Kepalanya mendongak, ternyata anak tengil dan punya percaya diri tinggi. Dengan mobil super keren dan bergaya, Lucas memakai kacamata melambaikan tangan lewat kaca mobil yang sengaja terbuka.

"Lo ngapain duduk sendirian kayak gelandangan, udah kelar ngampus? Masuk buru!" teriaknya pada Winwin.

Akhirnya Winwin beranjak dari duduk dan membuka pintu mobil.

"Malu-maluin gua aja lo, duduk termenung sendirian, untung kaga kesambet." celetuk Lucas  ketika Winwin sudah menjatuhkan bokongnya di kursi mobil, lalu Lucas menjalankan mobilnya meninggalkan halte.

Melirik sekilas, "Gua mau pulang, cuma gak ada bis lewat."

"Gak ada bis lewat atau emang sengaja pulang lebih malam? Terus jalan kaki, kalau ditanyain 'kenapa jalan kaki, Win?' alasannya nunggu bis."

Benar, semua yang Lucas katakan memang benar adanya. Winwin tidak bisa mengelak atau menutupinya lagi.

"Win, lo gak bisa menutupi masalah lo sendiri. Lo gak bisa menyelesaikan masalah lo sendirian," ucap Lucas menoleh padanya.

Winwin tetap saja diam tak menjawab menatap lurus jalanan yang masih saja ramai, dan membiarkan Lucas melanjutkan ucapannya lagi.

"Lo pasti akan ngerasain di mana lo bener-bener butuh bantuan," lanjutnya lagi. "Kalau lo udah ngerasa begitu, lo bingung 'kan mau ngapain lagi?"

"Setelah ini lo masih aja jadi goblok, gua pecahin kepala lo pake otot gua yang beratnya satu ton."

Mereka berdua tergelak bersama karena lelucon Lucas barusan, seserius apapun kondisinya, Lucas tetap saja bisa mencairkan suasana.

Has llegado al final de las partes publicadas.

⏰ Última actualización: Jan 23, 2022 ⏰

¡Añade esta historia a tu biblioteca para recibir notificaciones sobre nuevas partes!

MANTAN KOK GITU, SIH? Donde viven las historias. Descúbrelo ahora