✧・゚ 𝟦 ゚・✧

412 65 2
                                    

Merasa ga ada balesan dari Haruto, Junkyu berniat menelepon temen sebangkunya itu.

"Njir ngapa hpnya disini? Masuk ae kali ya" gumam Junkyu pas lihat hp Haruto ga jauh darinya.

"Dahlah masuk ae, toh lagian udah sampek disini" ucap Junkyu sambil membuka pintu besar didepannya.

"Surga sih rumah nih anak. Keren banget rumahnya" gumamnya pas masuk halaman rumah Haruto sambil mangap terkagum.

"Haha tampar lagi aja gapapa kok, tampar lagi sampe Papa puas. Bunuh ae Ruto sekalian biar hidup Papa tenang"

Junkyu seketika berhenti pas denger suara Ruto yang kencang, entah kenapa dia merasa firasat yang ga enak tentang Haruto.

"Njir Ruto ngomong sama siapa heh? Main bunuh-bunuh ae" decit Junkyu lalu berlari masuk dan melihat Papa Haruto mencekik anaknya.

"Hahaha sampai jumpa di kehidupan selanjutnya Haruto, gua janji akan membunuh lu lagi nanti"

'Eh sumpah gua harus apa?' batin Junkyu yang panik dan berpura-pura ga lihat kejadian itu lalu manggil Haruto.

"Ruto-ya itu lu kah?" tanya Junkyu memberanikan diri berjalan menghampiri Haruto dan Papa Haruto pergi begitu saja. Badan Haruto lemas seketika setelah cengkraman dilehernya lepas.

"Heh lu kenape? Njir, minum To" ucap Junkyu panik sambil memberi airnya.

"Lu ngapa ga ngasih kabar kalo mau kesini sekarang?" tanya Haruto yang tengah minum, dan mengatur nafasnya.

"Emm s-sekalian pulang ae sih. Tadi itu Papa lu? Ngapa kek mau bu-"

"Lu kesini buat bantu guakan? Ngerjainnya di kamar gua ae, suasananya lebih tenang disana" potong Haruto berjalan menaiki tangga yang akhirnya diikuti Junkyu.

"Laptop gua di lemari, remote TV di meja, kulkas di deket nakas, AC udah nyala, snack di meja juga, dan terserah lah lu mo ngapain abis itu" ucap Haruto dan membanting tubuhnya di ranjang.

"Hahhh, gua baru pulang, makanya dia marah banget ke gua tadi" jelas Haruto yang merasa otak Junkyu dipenuhi pertanyaan.

"Emang lu darimana? Terus Mama lu ga nyariin gitu?" tanya Junkyu, sambil berjalan dan duduk di sofa.

"Ngapain juga nyariin gua, dia udah bahagia disana" jawab Haruto tersenyum sinis pada langit-langit.

"Mama lu udah meninggal? Kapan?" selidik Junkyu sambil menatap wajah Haruto.

"Dia udah bahagia sama keluarga barunya dan ya, gua disini meskipun ini bukan keinginan gua" cerita Haruto yang makin membuat canggung suasana.

"Lah laporan lu udah hampir beres? Ngapa ga lu lanjutin ae sih?" tanya Junkyu yang coba mengalihkan pembicaraan.

"Otak gua udah ngebul, kata lu juga Pak Asep udah ngasih nilai nol, terus gunanya tugas gua apaan?" tanya balik Haruto mulai menutup mata.

"Kita minta waktu buat bantu lu ngerjain nih laporan dan akhirnya dia ngasih 2 hari" jelas Junkyu dan melihat Haruto yang tengah tertidur.

"Njir ditinggal tidur gua. Sumpah kalo gua ga liat kejadian tadi, gua bakal males bantu lu kek gini" gumam Junkyu dengan bibir yang maju, dan kembali melanjutkan laporannya.

Keesokan hari dimana mata pelajaran pertama adalah olahraga yang mengharuskan semua siswa untuk berangkat lebih pagi dari biasanya.

"Noh laporannya" ucap Haruto melempar sebuah buku ke meja Jeongwoo.

"Njir cepet banget lu dateng? Kesambet apaan?" tanya Jeongwoo memeriksa laporannya.

"Cepet juga kalian ngerjain, gitu dong baru adek gua" puji Jaehyuk mengelus rambut Haruto, tapi ditepis Haruto.

"Geli banget gua digituin" keluh Haruto.

"Eiii Ruto? Tumben masuk?" tanya Jihoon yang baru saja datang.

"qJunkyu maksa gua masuk hari ini" jawab Haruto mulai memainkan ponselnya.

"Dan lu nurut?" tanya Jeongwoo tapi tak mendapat jawaban dari Haruto.

"Wah hahaha seorang anak egois, sombong, hobi bolos berhasil ditaklukan Junkyu" tawa Jihoon memecah keheningan.

***


"Ma, Junkyu berangkat" pamit Junkyu pada ibunya yang masih sibuk di dapur.

"Heh jangan main kabur-kabur ae, noh uang saku hari ini. Beli makan ntar, jangan hemat mulu. Kamu laper terus meninggoy, Mama jual baru tau rasa" ucap Ibu Junkyu.

"Hahaha ntar beli kok. Tumben ini uangnya 2x lipat?" tanya Junkyu.

"Itu sama punya Jihoon, Mama lupa ga kasih tadi" ucap Ibu Junkyu dari dapur.

"Astaga 40 ribu buat berdua gimana baginya? Kalo ga kembaran gue pasti udah gue donasiin dia" gumam Junkyu masih menggerutu.

"Apa Kyu? Ngomong yang kenceng coba" perintah ibu Junkyu yang mendengar.

"Astaga ga Ma, Junkyu berangkat. Bye" pamit Junkyu.

Setelah sampai di sekolah, Junkyu sudah melihat semua temannya berjalan menuju lapangan dan hanya dia yang belum hadir.

"Njir tunggu gua" ucap Junkyu dan berlari lebih kencang hingga akhirnya bergabung dengan semuanya.

"Baiklah kalo semuanya sudah datang, sekarang kalian lakuin pemanasan terus lari 3x putaran" ucap guru olahraga dan semua murid segera melakukan kegiatan olahraga di pagi hari ini.

"Tumben pas mapel olahraga, lu masuk? Biasanya juga lu bolos" ucap Junkyu saat melihat Haruto.

"Kan lu nyuruh dia masuk Kyu hahaha, bisa juga dia nurut ke orang" jawab Jihoon yang mendengar pembicaraan Harukyu.

"Heh, diem lu, gua kaga ngomong sama lu" decit Junkyu pada saudaranya.

"Njir muka lu kenapa?" tanya Junkyu yang melihat luka lebam di bibir Haruto.

"Lah iya gua juga baru sadar, kenapa lu To?" timpal Hyunsuk ikut-ikutan.

"Tempur sama sekolah sebelah tadi" gumam Haruto yang masih didengar Junkyu.

"Sekolah sebelah? Dimana? Kenapa lu bisa diserang mereka? Perasaan mereka ga pernah tawuran dah, tumben amat. Lu ada salahkan ke mereka?" silidik Junkyu.

"Jan kepo bisa ga" geram Haruto sebelum akhirnya dia pergi untuk berlari.

"Cih dasar lu" umpat Junkyu.

"Haruto tadi bilang kalo lu nyuruh dia berangkat hari ini, beneran?" tanya Yoshi tiba-tiba datang.

"Eung bener, gua nyuruh dia masuk biar dia ngumpulin laporan Pak Asep yang kemaren, kenapa?" tanya balik Junkyu.

"Haha it's ok, jaga dia" ucap Yoshi dan pergi tanpa mengatakan apapun lagi.

"Hah, apa maksud lu?" tanya Junkyu tanpa mendapat jawaban dari siapapun.

***

Follow
Wp : Mashicute_1
Wp : Chiooo_01

Someone's Secret | TREASURE Where stories live. Discover now