✧・゚ 27 ゚・✧

103 7 0
                                    

Berhari-hari berlalu sejak ditemukannya Haruto dengan keadaan tak sadar diri serta Katashi yang masih berada di teruji besi selagi menunggu waktu yang tepat untuk diadakan sidang untuk menentukan hukum pidana yang diterimanya.

Kondisi Haruto sejak ditemukan berangsur membaik tapi belum adanya tanda-tanda Haruto akan sadar. Luka senjata tajam yang terima Haruto di pergelangannya memiliki resiko besar dirinya tidak selamat jika telat ditemukan saat itu.

"Sidangnya harus tetep dilanjutin, gua nuntut keadilan buat semua temen gua." Jaehyuk yang baru masuk ruangan Haruto otomatis membuat semua pasang mata mengarah padanya.

"Tiba-tiba? Kita bahas kenapa stroberi komedoan lho tadi, dan gua masih belum dapetin jawabannya." ucap Jeongwoo yang memikirkan alasan stroberi komedoan.

"Yoshi masih belom ketemu, Haruto masih belom sadar, gua ga yakin sidangnya bakal bisa dipercepat." lanjut Mashiho.

"Lagian Haruto anaknya, dia harus tau sanksi yang diterima bokapnya ntar." timpal Junghwan.

"Gua udah minta mereka buat mempercepat sidangnya dan mereka setuju" ucap Jihoon yang juga baru masuk kamar Haruto.

"Kapan sidangnya?" tanya Jaehyuk langsung bersemangat.

"Secepatnya, dokter yang nyuntikin Junkyu racun juga udah dipecat dan mesti dapet hukuman juga. Lu ga perlu khawatir Jae, gua bakal tetep paksa mereka buat lakuin hal seadil mungkin buat mereka semua, bahkan ke Yoshi. Gua ga peduli dia temen kita, gua ga percaya ke siapapun sekarang." Jihoon duduk di sebelah Jeongwoo yang masih sibuk memisahkan komedo stroberi.

Suasana kembali hening tanpa percakapan dari siapapun. Mereka semua menunduk dan hanya terbayang semua kebersamaan yang dulu mereka lalui.

"Gua jadi inget dulu pas waktu kek gini, bang Hyunsuk beliin kita makanan," titah Junghwan memulai topik atau mengode seseorang.

"Emang sih, bang Hyunsuk gabisa ditandingin baiknya. Dia rela dijauhin Jihoon demi bela Haruto, orang yang selama ini kita mikir dia salah." lanjut Mashiho sambil tangannya sibuk merobek-robek tisu.

"Tapi gua sama sekali ga nyangka kalo di rumah itu ada sesuatu yang ga pengen kita liat." ucap Jeongwoo.

"Jarikan? Gua ae gatau itu jari siapa, tapi keknya kalo temen kita gamungkin. Soalnya jasad temen kita lengkap." sahut Yedam.

"Tetangga lu kan, Bang? Kata lu kek gitu." jawab Doyoung.

"Gua ke kamar mandi dulu." pamit Jaehyuk langsung pergi.

"Mulai, temenin sana heh!" Mashiho memerintah ke semua yang ada disana tapi tidak ada yang bergerak sama sekali.

"Biarin aja dulu Bang, dia butuh waktu sendri mesti." sahut Jeongwoo.

"Jaehyuk yang sekarang sama yang dulu beda, gua udah berapa kali bilang ke lu pada. Ini gua yakin kalo ga ada gua, lu bakal biarin dia, gua cuma gamau ada korban lagi. Mental dia lagi lemah, kalo kalian gini dia bakal ngelakuin hal ga masuk akal." jelas Mashiho panjang lebar yang secara tidak langsung menyalahkan semuanya lalu pergi mengikuti Jaehyuk.

.

.

.

Satu minggu hari berlalu setelah sidang berlangsung. Katashi Watanabe sebagai tersangka utama mendapatkan sanksi hukuman mati setelah masa percobaan 10 tahun, sedangkan Yoshinori sebagai tersangka kedua mendapatkan hukuman maksimal 15 tahun penjara.

Tujuh siswa segera berlari di lorong rumah sakit pas tau kabar Haruto sadar dan keadaannya jauh lebih baik dari sebelumnya.

"Rutoo, lu bener dah sadar?" tanya Jeongwoo pas masuk kamar Haruto walau cuma dijawab anggukan ringan oleh Haruto.

"Kalo dia melek berarti dia udah sadar ege, ngapain lu tanya lagi." sinis Junghwan yang ada disamping Jeongwoo.

"Yaudah sih, ngapain lu yang sewot."

"Lu pulihin badan lu dulu, semuanya bakal baik-baik aja." ucap Jaehyuk dan kembali dijawab anggukan.

"Denger To. Gua minta maaf, gua sempet ga percaya ke lu. Gua kebawa emosi sampe gabisa mikir baik-baik." Jihoon yang berdiri tepat di samping tepat di samping Haruto.

"Gua seneng lu tau, Bang. Gua sama sekali ga kesel ke lu." ucap Haruto sampai lengkungan tipis terukir di bibirnya begitu juga dengan Jihoon.

"Bokap gua gimana?" tanya Haruto.

"Sidangnya udah dilakuin dan kita semua mestinya tau hukuman apa yang pasti diberikan hakim" jelas Mashiho secara singkat.

"Bokap gua. Bakal mati?" tanya Haruto untuk memastikan.

"To, apapun yang terjadi, lu gaperlu khawatir, lu ga sendiri, lu ada gua." jawab Jeongwoo.

"Tempat itu juga udah ditutup polisi, dan polisi juga tau kalo bokap lu punya usaha perhiasan palsu." jelas Doyoung yang buat Haruto makin gatau apa-apa.

"Perhiasan palsu?"

"Udah gaperlu lu pikir, intinya lu harus sembuh dulu." sahut Yedam.

"Bang, gua pengen ketemu bokap gua, bisakan?" tanya Haruto kini pada Jihoon.

"Bakal gua usahain buat lu ketemu dia, percaya ke gua." Jihoon mencoba nenangin Haruto yang kini mengangguk percaya.

***

Follow
Wp : maahicute_1

//누군가의비밀
//Someone'ssecret
//mashicute_1

Someone's Secret | TREASURE Where stories live. Discover now