✧・゚ 26 ゚・✧

116 10 1
                                    

Motor dan pemiliknya bagai ditelan kegelapan, menghilang begitu saja. Kaki Doyoung mulai masuk ke dalam rumah itu dengan semua rasa penasaran dengan ucapan seorang Yoshinori. Tangannya membuka pintu kamar Yedam berharap akan mendapat jawaban, tapi yang didapat hanyalah Yedam yang menangis diatas ranjangnya.

"Damie?" Panggil Doyoung panik.

"Gua denger, gua denger bang Yoshi bilang apa ke lu. GUA GA BUTUH UANG DOY!" teriak Yedam makin membuat Doyoung bingung.

"Bang Yoshi sebenernya janji apa ke kamu?" tanya Doyoung menggali informasi.

"Haruto. D-dia bakal mati, orang gila itu ngincer dia, Doy. Gua cuma umpan biar Ruto dateng." jelas Yedam seketika membuat Doyoung terdiam berharap Yedam melanjutkan ucapannya.

"Target Katashi bukan gua, tapi Haruto! Si brengsek itu jadiin kita semua, bang Hyunsuk, bang Junkyu, sama bang Sahi umpan buat Haruto." lanjutnya dengan airmata yang sudah tidak bisa dibendung lagi. Lawan bicara Yedam hanya terdiam, rasa sedih, sesal, marah bercampur menjadi satu.

"Doy tolongin Ruto. Gua gamau dia mati cuma karena nyelametin gua." timpa Yedam.

"Aku bakal lapor!" seru Doyoung membuat Yedam segera melihat mata Doyoung yang menatap balkon dengan tajam.

"D-Doy-"

"Aku punya bukti chat. Nanti aku minta bang Jihoon buat bantu," potong Doyoung dan Yedam segera mengangguk dan menyeka kasar airmatanya.

***


Jarum jam kini saling memeluk menghadap keatas. Gelap gulita dan hanya beberapa lampu tidur yang menyala di ruangan yang bisa dibilang cukup untuk menampung para remaja menengah atas. Dari semua anak yang ada disana, hanya tinggal Jihoon dan Mashiho yang terjaga. Bukan tanpa alasan tapi mereka bertugas mencari informasi terbaru mengenai Yedam.

Ting

Ponsel Jihoon berbunyi dan memperlihatkan pesan serta nama pengirimnya.

"Yedam udah pulang, serius?" baca Mashiho yang memegang hp Jihoon, dengan cepat pemilik hp melihat dan membalas pesan tadi.

"Yedam udah pulang, serius?" baca Mashiho yang memegang hp Jihoon, dengan cepat pemilik hp melihat dan membalas pesan tadi

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

"Lu berarti ini kesana?" tanya Mashiho

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.


"Lu berarti ini kesana?" tanya Mashiho.

"Gua butuh informasi tentang semua temen gua, lu gapapakan gua tinggal?" tanya Jihoon memastikan keadaan yang berarti dia menyerahkan semuanya pada Mashiho.

"Ga apa, gua bakal jaga mereka"

"Makasih Mashi, gua bener-bener bisa ngandelin lu." ucap Jihoon dan mulai melanjutkan motornya menuju tempat yang dimaksud Doyoung.

Suasana sepi di tempat itu, beberapa suara orang terdengar jelas di telinga Jihoon. Suara yang sangat ia kenal, suara yang membuat kepanikan malam ini. Yedam.

Tok tok tok

"Permisi." sapa Jihoon pada petugas yang melayani kedua temannya.

"Silahkan duduk." ucap petugas kepolisian dengan nama Herman melekat di seragamnya.

"Jihoon?" tanya Pak Herman.

"Iya, Pak" jawab Jihoon singkat. Sebenarnya dia kesal karena terlambat datang dan menanyakan apa yang terjadi dengan tubuh Yedam tapi dia berusaha sekuat mungkin untuk mengubur rasa penasarannya dan melanjutkan memberi informasi.

Satu jam berlalu, lambatnya penanganan kasus yang mereka laporkan membuat mereka geram, terutama Jihoon. Ini mengenai nyawa seseorang, bagaimana jika semua yang dilakukan mereka sia-sia? Bagaimana jika sampai disana Haruto telah menjadi jasad tanpa nyawa? Sebisa mungkin mereka membuang jauh fikiran negatif itu dan melanjutkan perjalanan dengan beberapa mobil polisi dan mobil ambulans.

Matahari sudah mulai menyinari tempat yang mereka lewati semalam. Keadaan disini benar-benar berbeda, sangat indah saat siang dan sangat seram saat malam. Satu persatu penghalang mereka untuk menemukan rumah semalam berhasil dilewati. Hingga suara mobil terdengar melaju begitu kencang yang membuat beberapa regu tim mengejar sedangkan regu lain tetep melanjutkan perjalanan.

"Itu!" seru Yedam saat melihat rumah yang mereka cari.

"Disana, Pak." sambung Doyoung.

"Mobil Katashi ga ada, berarti tadi bener dia" ucap Yedam mencoba menebak.

"Laporan dari Regu 4, 5. Mereka berhasil menghentikan tersangka. Dan dia benar KW, tapi setelah ditelusuri lebih lanjut KW ga bawa WH, setelah ini kita cek korban 2 di rumah itu." ucap seorang polisi.

Baru saja masuk ke satu ruangan, mereka sudah bisa melihat Haruto terkapar. Darah mengalir dari tubuhnya, beberapa bagian tubuhnya juga terdapat luka lebam tapi kabar baiknya dia masih bernafas. Tim medis bergerak cepat membawa Haruto sedangkan polisi memasang garis polisi di sekitar area untuk mengidentifikasi lebih lanjut.

***

Bagaimana dengan Yoshinori?

Follow follow follow
Wp : mashicute_1

//누군가의비밀
//Someone'ssecret
//mashicute_1

Someone's Secret | TREASURE Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu