✧・゚ 28 ゚・✧

188 10 0
                                    

Beberapa hari berselang, keadaan Haruto sudah lebih baik tapi belum pulih karenanya mereka harus kembali ke rumah sakit setelah selesai mengunjungi Katashi. Saat mereka sampai, perawat datang dan memasangkan infus pada Haruto. Suasana hening hingga perawat tadi keluar dari kamar.

"Lu, yakin bakal ngebebasin Yoshi?" tanya Mashiho sambil membenahi ruangan itu.

"Yoshi temen kitakan, Bang? Ga adil kalo Yoshi dipenjara selama itu cuma karena dia butuh uang." jawab Haruto.

"To, dia yang bantu pembunuh buat bunuh targetnya, dia ga punya uang tapi dia punya otak buat mikir. Adek gua, Hyunsuk, Asahi dibunuh sama dia To!" protes Jihoon yang tidak terima sama keputusan Haruto.

"Lu ga takut dia bakal ngelakuin hal kek gini lagi cuma karena uang?" timpal Mashiho.

"Junkyu yang minta." sejenak keduanya diam, antara ga ngerti atau nungguin kelanjutan omongan Haruto.

"Gua mimpi Junkyu bilang ke gua buat lepasin Yoshi." lanjutnya.

"Lu yakin dia Junkyu?" tanya Jihoon tapi mendadak Haruto diam dan suasana kembali sunyi.

.

.

.

Dilain tempat, kelima remaja sedang duduk menyebar di ruang tamu rumah Yedam. Tak lagi ada keceriaan seperti dulu kala, tak ada senyuman secerah surya dari bibir mereka. Semua yang terjadi rasanya sudah berhasil merenggut kebersamaan mereka.

Jeongwoo sibuk menghitung uangnya untuk melunasi tanggungannya di sekolah, Junghwan dengan filmnya, Yedam dengan beberapa pamflet tentang universitas, Doyoung dengan artikel di hpnya, dan Jaehyuk dengan kanvasnya.

Tingg

Handphone milik Junghwan berbunyi membuat pemiliknya dengan cepat mengecek notifikasi yang masuk dan membacanya, "Kata bang Jihoon, Bang Yoshi bakal dibebasin."

"Berarti yang salah bakal menang kalo gini ceritanya." sahut Jeongwoo.

"Kebenaran emang dah kalah dari dulu, ego yang berhasil ngalahin kebenaran." timpal Jaehyuk tanpa mengalihkan pandangannya dari lukisannya.

"Kalo Haruto dah putusin kek gitu ya kita gabisa bantahkan." titah Yedam.

"Dia dieksekusi kapan?" Doyoung langsung meletakkannya hp-nya dan fokus di topik ini.

"KW bakal di eksekusi tanggal 21." jawab Junghwan.

"Njir barengan sama kita graduation." sambung Jeongwoo yang kali ini memasukkan semua uangnya ke tas.

"Bang Dam, gua pinjem dua ratus yak, duit gua kurang dua ratus. Terimakaseh." lanjutnya.

"Belom juga gua jawab." gerutu Yedam.

"Pada bisa ngebayangin ga sih, pas kita graduation si Haruto malah ditinggal bokapnya." ucap Junghwan dengan memelasnya.

"Itu lebih baik daripada dia mati karena bokapnya." sambung Yedam.

"Gua harap itu semuanya bakal beres, gua cape asli." ucap Jaehyuk langsung berdiri.

"Kemana lu?" tanya Doyoung.

"Gua mo nyusul mereka ke rumah sakit, dan gua bisa jaga diri jadi jangan nguntit gua." celoteh Jaehyuk langsung melangkah pergi dari rumah itu.

Enam hari kemudian dan di hari ini Haruto sudah benar-benar sembuh dan pihak rumah sakit sudah mengizinkan untuk pulang. Tapi sekarang Haruto bersama Mashiho, Jeongwoo berada ke kepolisian bukan untuk menjenguk Katashi melainkan untuk mencabut tuntutan Yoshinori.

"Kami sudah bilang untuk sedikit lebih bersabar, tapi kita pasti bisa menemukan tersangka KY." ucap Pak Herman yang memang menangani kasus mereka.

"Pak masalahnya pencariannya udah hampir sebulan, kasian ke dia kalau gini." jawab Haruto.

"Kamu dapat tekanan dari KY?" tanya Pak Herman.

"Engga sama sekali, dia temen saya dari kecil dan saya tau gimana dia kalau panik. Pak ini keputusan saya." titah Haruto sekali lagi.

"Ga perlu, gua nyerahin diri." ucap seseorang tepat di ambang pintu kepolisian.

"Y-Yoshi?" kejut Jeongwoo Mashiho tidak percaya dengan apa yang mereka lihat. Seorang oknum polisi yang berdiri di belakang langsung berlari dan mengunci kedua tangan Yoshi.

"Lu gaperlu lepasin gua, gua nyerahin diri hari ini." ucap Yoshi dengan kedua mata menatap Haruto dengan lemah.

"Junkyu, mau gua lepasin lu. Gua tau lu ga kek gitu Bang, gua kenal lu lebih dari gua kenal diri gua sendiri, lu dah gua anggap saudara gua." ucap Haruto berjalan kearah Yoshi tapi tangan Mashiho menghentikan langkahnya.

Setelah pembicaraan cukup lama, dan menandatangani beberapa dokumen, kini Yoshinori berhasil dinyatakan dibebaskan oleh Haruto. Kini keduanya tengah berbicara di cafe yang lokasinya tidak terlalu jauh dari rumah Haruto. Jangan berfikir kalau mereka cuma berdua, di sudut cafe itu terlihat Jeongwoo, Mashiho, dan Doyoung yang sibuk menutupi wajah ketiganya dengan majalah padahal sebenarnya Haruto Yoshi sudah mengetahui dari awal.

"Bang Yoshi berantakan banget anjir sekarang." gumam Doyoung tetap memata-matai YoHaru.

"Ngomong dipilter dulu kali, tapi emang bener sih." sambung Jeongwoo sambil makan.

"Ya lu bayangin, tiap hari dia mikir bakal dipenjara selama itu. Otaknya gapernah diajak istirahat, wajahnya kacau, bukan Yoshi yang gua kenal sih itu." timpa Mashiho. Ketiganya tiba-tiba panik pas ngeliat hp Jeongwoo berbunyi dan terpampang nama Haruto.

"Anjrot ditelpon gua." ucap Jeongwoo.

"Angkat ae." perintah Mashiho.

N-napa To?

Lu kalo mau ngobrol sini ae, gausah sok jadi detektif, ga cocok lu pada, sumpah dah.

Seketika itu juga telpon terputus sepihak oleh Haruto, Jeongwoo yang panik mendadak kaget pas lihat Doyoung Mashiho berdiri bersamaan terus jalan ke meja 7, tempat duduk YoHaru.

"Hei, hehehe lama ga ketemu." Doyoung menyapa Yoshi, sebuah sapaan yang sangat canggung dari keduanya.

"Lu oke?" Mashiho menatap Yoshi, terlihat seperti tatapan rindu. Kedua pasang mata itu sempat bertemu, tapi Yoshi selalu berusaha tidak menatap Mashiho.

"Eum." Kepalanya mengangguk ringan bersamaan dengan sudut bibir yang melengkung keatas.

"Sumpah gua ga bohong. Lu jelek banget, Bang." sahut Jeongwoo yang baru dateng.

"Sorry." jawab Yoshi singkat.

"Rencana lu abis ini apa?" tanya Mashiho.

"Gua bakal perbaiki diri gua, dan kalian ga perlu takut, gua bakal lakuin itu jauh dari kalian. Gua bakal ngejaga jarak dari kalian dan mulai sem-"

"Dan ninggalin adik lu?" potong Haruto spontan.

"To, gua banyak banget ngucapin makasih ke lu karena udah bebasin gua, tapi bener kata Mama kalo gua di deket lu, gua bakal nyakitin lu." jawab Yoshi.

"Gua janji bakal nemuin lu kalo gua udah bener-bener siap." lanjutnya.

"Bentar lagi kita graduation, lu bener bakal pergi?" tanya ulang Jeongwoo.

"Lu ga pengen ambil ijazah lu? Lu ga pengen naik ke panggung terus denger nama lu dipanggil pas graduation?" sambung Mashiho, Yoshi terdiam sesaat seolah menahan rasa sesak di dadanya.

"Yang lulus kalian, bukan gua. Nama gua udah ga disana sejak dua bulan lalu." Yoshi terkejut pas Haruto datang buat meluk dia.

"Gua tau lu anak baik Bang, dan bakal tetep jadi anak baik" ucapnya.

***

Kalo Yoshi pergi, gimana yang lain?

Follow @mashicute_1

//누군가의비밀
//Someone'ssecret
//mashicute_1

Someone's Secret | TREASURE Where stories live. Discover now