✧・゚ 24 ゚・✧

113 11 0
                                    

Langit gelap dengan suasana mencekam akan dirasakan semua orang saat memasuki bangunan yang berdiri tegak meskipun ada beberapa detail yang rusak dimakan waktu. Tidak adanya mencahayaan ditambah keadaan sekitar yang penuh semak semakin seperti tempat yang sudah ditinggalkan lama.

Tapi nyatanya tidak demikian. Di ruangan utama di bangunan tua ini menjadi tempat terbaik untuk menyembunyikan korban kekerasan dari seorang Katashi Watanabe. Dari nama belakangnya, udah tau lah ya dia siapa.

"Dia sudah disana?" tanya Katashi bersantai di ruangannya, ruangan yang bisa dibilang paling ramai dengan ratusan jenis senjata tajam dan tumpul.

"Sudah, Tuan." jawab Yoshi yang berdiri di ujung ruangan.

"Bagaimana dengan teman kalian?" Katashi mulai berdiri mendekati Yoshi.

"Sesuai perintah, saya sudah memberitahu Jeongwoo, Junghwan dan Mashiho." tutur Yoshi.

"Good boy, pergilah. Aku akan segera kesana," ucap Katashi dengan tangan kanannya mengusap kepala Yoshinori.

"Terimakasih, Tuan." ucapnya sebelum pergi.

Pintu itu terdengar tertutup dan wajah kemenangan pria itu terlihat jelas.

"Kali ini bukan aku yang akan membunuhmu Haruto, tapi justru mereka." sinis Katashi sambil nyusul Yoshinori.

Basement, ya tempat ini adalah ruang kebanggaan Katashi. Keliatan cantik buat dia, tapi ga dengan orang lain. Baru buka pintu saja sudah dipusingkan dengan aroma ga sedap dari korban-korban sebelumnya. Setiap sudutnya terdapat baju dengan goresan tinta merah beserta nama pemiliknya.

Andresaka, Ravindra, Yasir, Danish, Zoy, Mada, Geraldy, Junkyu, Hyunsuk, Asahi. Ga cukup sampe situ, masih tersisa 1 gantungan baju lagi seolah disiapkan untuk korban berikutnya.

"Berlutut!" perintah Yoshinori pada Yedam.

Seketika pintu terbuka dan memperlihatkan wajah penuh dendam Katashi.

"Lakukan tugasmu sesuai rencana!" perintah Katashi sambil memperhatikan mereka dari pintu, Yoshinori mengangguk dan mulai mengambil beberapa gambar Yedam.

"Gua tau lu sebenernya ga gini Bang, gua yakin ini bukan lu," Yedam yang sebenernya mencoba menyadarkan Yoshi tapi sepertinya itu gagal.

"Diam dan nunduk! Ga usah banyak omong!" ucap Yoshinori mulai membidik Yedam.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setelah memasukkan hp ke saku, kaki Yoshi berjalan dan berdiri tepat di depan Yedam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Setelah memasukkan hp ke saku, kaki Yoshi berjalan dan berdiri tepat di depan Yedam. Mata dan bibirnya udah kek menyimbulkan kemenangan.

"Lu seneng?" tanya Yedam geram, dengan kaki dan tangannya masih terikat.

Yoshi tidak menjawab tapi dia malah duduk di lantai tepat di samping kiri Yedam. Wajahnya udah cukup mengisyaratkan kebahagiaannya.

"Terkadang kita perlu berkorban untuk temankan?" tanya balik Yoshi.

"Lu gila? Lu bunuh Bang Junkyu, Bang Hyunsuk, sama Bang Sahi sekaligus, lu bilang berkorban demi teman?" Tatapan Yedam terlihat tajam mengarah ke smile eyes Yoshi.

"Yedam Yedam, ga ada manusia tanpa dosa di dunia ini. Gua cuma bantu Bang Junkyu sembuh, gua cuma bantu Bang Hyunsuk deket ke Bang Jihoon lagi, dan Sahi? Gua ga sengaja waktu itu," jelas Yoshi yang kali ini berdiri menuju pintu.

"Lu mau nyusul?" tawa Yoshi diakhir pertanyaannya sebelum dirinya menjauhi Yedam.

Geram, si rubah cuma tidak percaya. Teman sepolos Yoshi bisa dikatakan tangan kanan pembunuh.

"Jaga pintu depan, Yedam urusanku sekarang." ucap Katashi yang didengar Yedam dari dalam. Kalo Katashi udah bilang gitu, artinya bentar lagi puluhan pukulan akan sampai di badannya.

"Baik Tuan."

"Bang, pliss kali ini jangan pergi. Gua bakal mati kalo gini, Bang." pinta Yedam tapi seketika tendangan melayang ke badannya.

"Siapa yang mengizinkanmu bicara?" tanya Katashi dengan rahang yang mengeras.

Ga nunggu waktu lama, Yoshinori segera berlari keluar dari mimpi buruk itu. Dia sadar tentang kesalahannya, tapi dia membutuhkan pekerjaan ini. Puluhan lembar uang itu sudah didepan mata Yoshi dan tidak mungkin disia-siakan begitu saja.

"Semuanya sudah terlanjur terjadi, ga ada yang harus disesahi, Yosh. Ini pilihanmu." gumam Yoshi mantap pada dirinya sendiri.

Tangannya mencoba menutupi kedua telinganya yang sejak 2 hari ini selalu mendengar teriakan minta tolong Yedam manggil dia. Suara itu selalu menghantui pikirannya seolah dialah penyebab semua ini terjadi.

"Pliss, jangan gua," pinta Yoshi tapi sayangnya ga ada yang denger.

Please, Yoshi selalu gagal profesional dipekerjaan ini. Rambutnya berantakan gara-gara ulah tangannya sendiri dan suara itu terus terdengar kurang lebih 45 menit.

"Bangun!" perintah Katashi yang melihat Yoshi duduk meringkuk di pintu depan.

"Berhenti takut dan biasakan diri dengan pekerjaanmu!" perintahnya lalu pergi.

"Dia pingsan, bangunkan dia! Jangan sampai dia mati sekarang!" lanjutnya. Nih orang bener-bener ga peduli ke maung yang lagi takot emang.

"I-iya Tuan." jawab Yoshi dan kini dia sendirian, mulai berjalan masuk sambil mengatur mimik mukanya agar kembali tegas dan datar.


***

Menurut kalian ini Yedam pingsan atau sekarat?

Follow follow follow
Wp : mashicute_1

//누군가의비밀
//Someone'ssecret
//mashicute_1

Papai

Someone's Secret | TREASURE Where stories live. Discover now