03 || Temu

30 6 1
                                    

Kembali ke Arika yang memutuskan untuk bertemu Vino kakak keduanya. Disebuah tempat yang mereka kenal sebagai, tempat kerja.

"Helena, Arika gatau ya kenapa papah minta Arika tinggal disini lagi?" Arika benar – benar apa yang ada dipikiran ayahnya itu.

"Nanti nona Arika tanyakan saja pada tuan Vino." Ucap Helena, yang sepertinya ia sedikit kewalahan menghadapi Nona Mudanya.

Sesampainya ditempat, Arika langsung bergegas naik ke lantai 3. Dimana ruangan Vino berada.

"HELLO EVERYBODY!" Sapa Arika pada Vino.

"Heh kok kamu kesini?" Vino malah kebingungan apa yang membuat adiknya datang kemari?

"Ya pengen aja. Emang gak boleh?" Jawab Arika sembari duduk di kursi putar miliki Vino.

"Bukan gak boleh, tapi ya kalo tiba–tiba gini. Kan kakak bingung." Ujarnya. "Helena, kenapa kamu bawa Arika kesini?" Lanjut tanya Vino pada Helena.

"Maa-" Belum selesai Helena akan menjawab, ucapannya sudah dipotong saja oleh Arika.

"Arika yang mau bukan Helena." Sela Arika.

"Oke. Terus kamu ketemu kakak mau apa?" Tanya Vino.

"Nice question. Arika kesini mau tanya sama kakak, kenapa papah minta Arika tinggal lagi di SH?" Tanyanya sembari memiringkan kepalanya.

"Ya Tuhan kamu kesini cuman mau nanya itu doang?" Vino kehabisan kata–kata. Bisa–bisanya adiknya ini datang kemari hanya untuk bertanya mengenai hal tersebut. "Kenapa kamu gak nelpon kakak aja? Kan bisa?" Lanjutnya tanya Vino.

Arika mendengar pertanyaan itu hanya tersenyum tipis. "Handphone kakak mana? Coba buka handphone nya. Lihat berapa banyak Arika telpon kakak?" Vino langsung mengambil handphone dan langsung melihat banyak sekali panggilan tak terjawab atas namanya adiknya itu.

"See? Berapa banyak hah? Makanya Arika kesini langsung karena kakak gak jawab telpon Arika. Punya handphone itu dipake kak, bukan dijadiin pajangan doang." Lanjut Arika gemas. Vino yang melihat banyak sekali panggilan tak terjawab itu hanya tersenyum malu.

"Hehehe, maaf yaa. Kakak tadi lagi main game, handphone kakak silent." Jelas Vino.

"Ya ya di maafin. Sekarang jawab pertanyaan Arika yang tadi." Pinta Arika yang sudah sangat penasaran ini.

"Oke. Jawabannya adalah yaa gatau, itu cuman papah yang tau.." Jawab Vino singkat yang membuat Arika sedikit kecewa dengan jawaban tersebut.

"Ish ditanya bener juga, jawaban nya malah tidak memuaskan." Arika langsung melipat kedua tangannya diatas meja lalu menundukkan kepalanya.

"Bukan gitu, pokoknya karena satu dan lain hal yang menyebabkan kamu harus diem dulu di SH. Ngerti gak?" Kali ini Vino serius, membuat rasa penasaran Arika sedikit berkurang. Tapi rasa penasaran lain pun juga muncul.

"Arika ngerti, tapi kan Arika itu udah gede. Arika juga udah bisa jaga diri sendiri kali." Tegasnya. "Kalaupun Arika gak bisa kan masih ada Helena yang mau jagain Arika." Lanjut tegasnya.

Perbincangan kedua kakak beradik ini berakhir dengan Vino yang mengajak Arika pulang ke SH dan berjanji akan menginap. Tak lupa dengan Helena yang selalu mengikuti kemanapun Arika pergi.

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
CircleDonde viven las historias. Descúbrelo ahora