12 || Rindu

9 0 0
                                    

Saat memasak Arika dan Abey cukup serius, sehingga masakannya cepat jadi. Tidak lupa semua pekerjaan ini juga dibantu oleh Helena.

"Helena nanti kamu ikut makan bersama kami ya." Ucap Arika pada Helena yang tengah menyiapkan piring, garpu, dan gelas untuk disimpan diatas meja.

"Iyaa." Jawab Helena singkat.

Setelah makanan jadi, Helena meminta para laki–laki untuk segera pergi ke meja makan.

"Asik jadii!" Seru Saguna yang sedaritadi menahan lapar.

"Enak gak nih, Ri?" Tanya Sehan usil.

"Enak dong!" Jawab Arika dengan penuh semangat.

Semua orang mulai mengambil pastanya keatas piring mereka masing – masing, kecuali Arika.
 
"Kenapa lo gak ambil?" Tanya Jakenan.

"Gamau kali dia." Sahut Jayden menjawab pertanyaan Jakenan. Yang ditanya Arika, yang menjawab malah Jayden. Kesal, karena yang jawab malah Jayden. Jakenan langsung melayangkan tatapan memperingati Jayden untuk tetap diam.

"Gue mau liat reaksi kalian dulu." Jawab Arika sembari menyimpan tangan nya untuk menyanggah dagunya.

Tak disangka–sangka Pasta buatan Arika benar–benar enak. Bahkan jauh lebih enak daripada pasta yang sering mereka beli di restoran.

"Lo pake bumbu apalagi? Kok bisa enak begini?" Tanya Abey.

"Bumbu yang tadi aja, lo liat kan? Gak gue kasih apa–apa lagi." Jawabnya.

Semuanya jadi diam menikmati pasta yang Arika buat, setelah melihat reaksi mereka barulah Arika mulai makan. Suap demi suap mereka habiskan, nyatanya memang benar. Pasta yang ia buat memang sangat enak. Tidak sia-sia ia belajar memasak ketika ia di US.

Setelah semuanya selesai, mereka mulai merapihkan meja membantu Arika. Lalu mereka semua kembali keruang tv untuk mengobrol–ngobrol.

"Ri, nanti gue mau minta resepnya ya!" Pinta Abey dengan sedikit memaksa, dia tidak percaya kalau Arika tidak memasukan apa–apa lagi selain bumbu yang tadi dibeli.

"Resepnya yang tadi ya ampun." Arika sampai tersenyum karena Abey tidak percaya.

"Ini kalian masih aja ributin pasta." Ucap Jakenan melerai. "Besok lo mau sekolah gak ngomong–ngomong?" Lanjut tanya Jakenan.

"Sekolah." Jawab Arika sembari merapihkan anak rambutnya. Jujur Arika itu sangat manis dan cantik ketika rambutnya terurai, namun Arika tidak terlalu suka dengan rambut yang terurai karena menurutnya itu sangat ribet.

"Kak Helena ikut?" Tanya Saguna dengan sangat polos.

"Ngapain lo nanyain Kak Helena?" Jayden malah balik tanya kenapa saudaranya itu malah menanyakan Helena?

"Ikut, nemenin malah." Jawab Arika singkat namun sukses membuat Helena yang mendengarnya pun terkejut tapi Arika malah tersenyum kearah Helena.

"Jadi Helena nemenin lo dikelas gitu?" Tanya Sehan yang terlihat masih bingung.

"Ya enggak dong, dia cuman jagain gue doang kok." Jawabnya sembari tertawa, teman–temannya sangat lucu.

Waktu berjalan begitu cepat, tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam dan mereka masih ada di apartement milik Arika. Ketika sedang membahas sesuatu, handphone milik Jakenan berbunyi pertanda ada telfon masuk yang ternyata itu dari Bundanya.

"Halo bun, ada apa?" Sapa dan tanya Jakenan.

"Kok kalian belum pulang? Ayah udah nanyain kalian loh." Jawab Gita dari seberang sana.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 15 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

CircleWhere stories live. Discover now