05 || Happy Then Worried

36 6 3
                                    

"Kita mau langsung pulang atau mau kemana dulu?" Tanya Helena.

"Kita ketemu Kak Sagara dulu, baru pulang." Jawabnya yang sudah kembali tenang sembari menatap keluar jendela.

Arika dengan tenang memejamkan matanya, membayangkan berapa rindunya ia terhadap Kakak pertamanya itu. Semenjak pulang dari luar negeri, Arika belum sempat bertemu dengan Sagara. Karena perlu kalian ketahui, mereka itu memiliki rumah masing–masing, tapi tidak dengan Arika.

Sesampainya didepan rumah besar milik Sagara, Arika turun dan menekan bel pintu. Berapa detik kemudian pintu terbuka. Dan Arika berlalu masuk mencari keberadaan Sagara. Sepertinya Arika tau dimana Sagara berada, Arika langsung menuju tempat yang ia curigai.

Arika mengetuk pintu ruang kerja Sagara yang terbuka, sembari berkata. "Excuse me, Sir. Can i come in?" Tanya Arika pada Sagara yang tengah focus dengan berkas–berkas yang ada dihadapannya.

"Of course, go ahead." Jawabnya tanpa melirik Arika.

Arika masuk kedalam ruangan Sagara setelah mendapat izin. Arika duduk disofa tepat sebelah meja kerja milik Sagara.

"How are you, Sir?" Tanya Arika.

"Stop call me 'Sir'." Ungkap Sagara yang kali ini menatap kearah Arika. Arika yang melihatnya tersenyum tipis dan dengan segera ia menghampiri Sagara untuk memeluknya. Dan tentu saja Sagara memberi ruang untuk sang adik bisa memeluknya. Sagara membalas pelukan adiknya cukup erat.

"Kangen." Ungkap Arika sembari menenggelamkan mukanya didada bidang milik Sagara.

"Sama." Balas Sagara singkat. Mungkin jika orang lain melihat Sagara, pasti mereka akan beranggapan bahwa Sagara adalah Kakak yang cuek dan galak, ya memang luarnya saja yang begitu. Tapi kenyataanya dia itu sangat lembut, perhatian, diam – diam selalu memastikan bahwa adiknya ini selalu dalam kondisi aman dan baik.

"Gimana sekolahnya? Everything good?" Tanya Sagara sembari memegang bahu Arika.

"Good." Jawab Arika yang kemudian memeluk Sagara lagi.

"Udahan dong, Kakak mau kerja." Ujar Sagara. Dan kali ini pelukan adik kakak ini benar – benar berakhir.

Sagara yang seharusnya lanjut bekerja, malah di tarik paksa Arika untuk menemaninya makan siang.

"Kakak pasti belum makan kan?" Tanya Arika sembari mengambil beberapa makanan keatas piring milik Sagara.

"Belum, nanti kakak habis kerja makan." Jawab Sagara yang hendak pergi lagi keruang kerjanya. Tapi usahanya gagal, karena Arika yang sudah lebih dulu menahan tangannya. Sagara hanya mengehela napasnya berat, ternyata adiknya belum berubah. Ia tetap Arika yang dia kenal, ia tetap adik kecil yang posesif dan perhatian terhadap kakaknya.

Detik kemudian Sagara mengacak–ngacak rambut Arika gemas. Dan si pemilik rambut hanya menoleh sembari tersenyum manis. Lalu keduanya pun menyantap makan siangnya dengan begitu tenang.

Setelah makan siang dan berbincang–bincang Arika berpamitan pulang. Arika mengajak Sagara untuk pulang atau bahkan sekedar menginap di SH.

"Kak nginep di SH yuk, kak." Ajak Arika pada Sagara. Arika seperti tidak rela berpisah dengan Sagara. Meskipun mereka masih dikota yang sama tapi rasanya tetap jauh.

"Nanti kapan–kapan kakak main ke SH." Ucap Sagara. Lalu mereka berdua berpelukan kembali sebelum akhirnya Arika benar–benar pulang.

Arika sudah dijalan pulang, sesampainya di SH Arika langsung masuk kedalam kamar miliknya. Dan langsung bersih–bersih, tanpa ia ketahui bahwa Jake sudah mengirim shareloc rumahnya.

CircleМесто, где живут истории. Откройте их для себя