10 || Sembuh

14 2 0
                                    

Waktu berjalan begitu cepat, pagi-pagi sekali Arika sudah bangun. Meminta Helena untuk mengurus sesuatu supaya Arika bisa pulang hari ini.

"Pokoknya Arika gak mau tau, hari ini juga Arika mau pulang." Ucapnya dengan tegas.

"Nanti coba saya tanyakan pada dokternya ya." Helena hanya bisa menjawab apa yang ia bisa jawab, karena segala sesuatu mengenai Nona mudanya itu harus ia bicarakan terlebih dahulu pada Tuan muda atau Bapak alias Bramantya.

Sagara dan Vino yang mendengar suara ribut dari kamar Arika, dengan segera mereka masuk kedalamnya.

"Kenapa sih ada apa?" Tanya Vino.

"Arika mau pulang." Jawab Arika.

"Jangan ngaco deh, kamu sembuh aja belum." Seru Sagara.

"Ya emang kenapa sih? Aku kan bisa dirawat dirumah?" Tanya Arika.

"Iya bisa, tapi kan lebih enak disini. Lebih terkontrol." Jawab Sagara.

"Pokoknya Arika mau pulang." Seru Arika bersikeras.

"Oke, kakak turutin kemauan kamu." Ucap Sagara. "Helena tolong kamu urus perijinannya, lalu tolong suruh orang untuk bersihkan satu unit diatas unit apartment saya buat Arika ya. Terima kasih." Jelas panjang Sagara pada Helena.

"Tunggu kok, Kakak siapin aku unit apartment juga?" Arika bingung apa yang dimaksud Sagara.

"Kamu pulang karena temen kamu mau main kerumah kan? Kamu bingung harus bawa temen kamu kemana, iya kan?" Jelas Sagara. Tapi tunggu dari mana Sagara bisa tau?

"Kok kakak tau?" Arika semakin bingung dibuatnya.

"Taulah mata sama kuping kita mah banyak ada dimana - mana." Sahut Vino yang sedari tadi asik dengan ponselnya.

Karena rencananya sudah terlanjur diketahui oleh kedua kakaknya. Dengan berat hati Arika membenarkan apa yang diucapakan oleh kakaknya itu.

"Alasan apa lagi selain temen kamu mau jenguk sekalian main itu sampe kamu gak mau pulang ke SH?" Tanya Vino.

"Arika gak suka SH dan gak suka rumah papah." Jawab Arika sembari memainkan jarinya.

"Kenapa?" Tanya Vino lagi yang semakin penasaran, padahal sebenarnya ia tau jawabannya.

"Kedua rumah itu punya masa lalu yang gak bisa aku lupain, dan itu bikin aku ketakutan kaya waktu malem itu." Jawab Arika yang terlihat sedikit ragu untuk cerita. Dan apa yang Vino duga benar Arika dan dia sama - sama punya rasa takut yang sama, dan mungkin ini juga terjadi pada Sagara.

"Yaudah karena Kak Sagara udah kasih unitnya buat kamu, dijaga ya awas jangan macem - macem." Peringat Vino. "Nanti kakak sama Kak Sagara yang bilang sama papah kalau kamu mau tinggal bareng Kak Sagara." Lanjut jelas Vino.

Perbincangan mereka terus berlanjut hingga Sagara dan Helena masuk kedalam ruangan bersama satu dokter dan satu perawat.

"Arika kamu boleh pulang, tapi janji ya sama kakak kamu kalau ada sakit apa - apa bilang sama Helena supaya nanti disampaikan ke dokternya." Ucap Sagara dan langsung direspon dengan sebuah anggukan dari Arika.

"Jadi aku bisa pulang kan?" Tanya Arika dengan semangat.

"Bisa, tapi dicheck dulu ya." Jawab Dokter yang sedari kemarin merawat Arika.

Hasil dari pemeriksaan normal, tinggal pemulihan saja. Jadi Arika bisa pulang, dengan catatan masih harus minum obat. Arika senang bukan main mendengar bahwa dirinya bisa pulang, jelas segurat senyuman tergambarkan diwajah manisnya.

Circleحيث تعيش القصص. اكتشف الآن